bab 10

34 2 0
                                    


"Henn gimana devaro" ucap cleo ke mahen.

Mehen mendengar ucapan Cleo hanya diam dan diam.

"Jawab hen,mana devaro!!" Tanya nya sekali lagi, Namun kali ini dengan nada yang bergetar.

"Kami udah nyariin sampai sana, tapi ga jumpa." Jawab mahen dengan kepala menunduk.

Serasa hilang tenaga, Cleo langsung terduduk dan tangisannya pecah.
Vellyn langsung memeluk Cleo agar cleo tenang.

"Shtt tenang cleo, mudah-mudahan besok devaro sama yang lainnya di temukan." Ucap vellyn.

Namun ucapan vellyn sia-sia,kini tangisan nya memecahkan dan membuat semua orang di tenda melihat ke dirinya.

"Devaro lyn hiks"ucap cleo.

"Shttt udah ya, kita masuk aja kedalam tenda, ga enak di lihatin orang."

Lalu vellyn memapah tubuh cleo kedalam tenda. Mahen melihat Cleo hanya membuang nafas kasar.

Dia juga khawatir dengan revan dan yang lainnya, semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Di lain tempat.

Terlihat revan yang terbangun karena mendengar sesuatu di balik pohon,dan dia melihat jam di tangannya, menunjukan pukul 06.17

Lalu dia membangunkan devaro yang ada di sampingnya,hanya sekali tepukan devaro langsung bangun.

"Gimana Dev?" Tanya Revan.

Devaro langsung mengerti pertanyaan dari revan dan dia membangunkan bryan lalu Revan membangunkan ravin.

Dan sekarang semuanya sudah bangun walaupun ravin dan bryan nyawanya belum ngumpul semua sih.

Dan mereka perlahan-lahan berjalan berharap semoga saja mereka bisa keluar dari tempat ini.

Tak lama mereka berjalan, tiba-tiba datang sekelompok orang berpakaian hitam.

"Siapa lo" ucap devaro yang langsung maju.

"Siapa gw?lo ga perlu tau,yang pastinya ini hari terakhir kalian lihat matahari" ucap salah satu mereka—maybe pemimpin — dengan nada yang sinis.

"Iya ih aja dah." Jawab devaro dengan ekspresi yang mengejek.

"Shit, serang" ucapnya.

Lalu sekitar 7 orang menyerang revan dan devaro, ravin dan bryan hanya menonton mereka di balik pohon.

Bughh

Bughh

Bughhh

Tinja dan tinjuang yang Revan layangkan mereka,dan devaro tak kalah jago dari Revan.

Dari belakang revan tampak seseorang membawa sebuah pisau lipat, Revan tak menyadari hal itu.

Ravin langsung mengapiri orang itu,ketika orang itu ingin menikam revan dari belakang, bukannya mengenai revan,tapi pisau itu mengenai lengan ravin.

Dirasa mendapatkan kesempatan,orang itu langsung menyayat lengan ravin,dan terlihat sayatan yang cukup lebar di tangannya.

"Hahah rasakan."

Bughhh

Bryan memukul orang tadi menggunakan batu,dan terlihat keluar darah dari kepalanya.

Mungkin udah mati,batin bryan.

Bryan membawa ravin kembali ke balik-balik pohon dan melihat revan dan devaro sedang menghajar lawannya.

Revan melihat kearah devaro,dan matahya menangkap seseorang yang ingin memukul devaro dari samping.

Revan bergegas menuju ketempat devaro,dan ketika orang itu ingin memukul devaro,dengan cepat revan memasang badan.

Pukulan itu mengenai punggung revan, Revan yang terkena pukulan itu langsung ambruk kesamping.

"REVAN" teriak devaro.

Ravin mendengar nama revan langsung bangkit dari duduknya lalu menuju kearah revan dengan memegang sebelah tangannya.

"Bang" ucap ravin.

Namun ya namanya entah titisan apa yekan, Revan masih sadar tapi punggung nya sakit.

"Minggir lo" ucap orang yang memukul Revan tadi.

"Ga,kamu aja yang pergi sana" ucap ravin dengan sangar.

"Aduh ni bocil"

Orang tadi langsung memukul ravin, tubuh' ravin oyong dan terjatuh ke samping dan juga dadanya mengenai sebuah pohon.

"Oke,ada kata-kata terakhir?" Ucap orang tersebut menodong kan pistol ke arah Revan.

"Bajingan" ucap Revan.

Orang tersebut ingin menembak Revan, namun dari belakangnya ada sebuah tembakan kearahnya lalu mengenai lengan nya.

Revan terheran-heran siapa yang sudah menembak orang itu.

Lalu datang dua orang yang Revan kenal,ya itu darren dan Abang sepupunya yaitu rendra.

"Van,lo oke kan" pertanyaan bodoh dalam batin revan.

"Mas, ravin mas" ucap revan menunjuk kearah ravin yang di dekat pohon.

Darren langsung menunju ke Ravin dia melihat nafas ravin yang sedang tak beraturan di tambah darah di lengannya.
Dengan sigap darren memakai kan inhaler keravin.

"Van lo jangan pingsan dulu ya." Ucap rendra.

"T-tapi gw ngantuk kak" ucap Revan lalu gelap menghampiri nya.

"Aih malah pingsan nih anak daniel" ucap rendra

Dia melihat devaro yang tersungkur di akar-akar pohon, lalu dirinya menghampiri musuh mereka dan menghajar lawannya dengan brutal.

Dan beberapa saat mereka semua tumbang.

"Bawa mereka" ucap rendra ke anak buahnya.

"Dar,kita pindahin dulu mereka." Ucap rendra kepada darren, dia menangkap wajah darren yang sangat panik.

Lalu mereka membawa mereka ke tempat yang cocok di buat tempat istirahat....

=================
TBC.

dah ya segitu dulu, maaf makin hari makin gaje banget ceritanya heheh

Jangan lupa command,shere dan vote ya

See u next bab.

The Delerion GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang