vi › Semestaraya

118 17 1
                                    

From Semestaraya
Pagi, Ranum

From Semestaraya
Gue di depan gerbang rumah lo

From Semestaraya
Gue malas masuk ke rumah lo
karena malas dengar sindiran
sama Kakak lo.

Ranum berdecak setelah selesai membaca pesan dari Semesta. Oh ya, Ranum sudah menyimpan nomor SemestaㅡItu pun terpaksa, Semesta yang memaksanya.

Tanpa menghabiskan banyak waktu, Ranum segera menenteng tas lalu turun ke lantai bawah, memakai sepatu dan keluar gerbang rumah setelah bersalaman dengan sang Bubu.

Benar, di depan gerbang sudah ada SemestaㅡPemuda itu berdiri dengan bersandar pada mobilnya.

"Lo itu yaㅡ"

"Masuk dulu, bentar lagi bell masuk sekolah." Semesta membukakan pintu mobilnya ketika mendapati Ranum sudah keluar dari gerbang dan akan siap mengomelinya lagi.

Tanpa perintah dua kali, Ranum segera masuk mobil disusul Semesta. Seusai memasang seatbelt, Semesta langsung melajukan mobilnya menuju sekolah.

Dalam dua Minggu, Semesta lima kali datang ke rumah Ranum dengan alasan random, bahkan pernah ditawari Barsha untuk menginap tapi yah Ranum berhasil membatalkan tawaran konyol sang Bubu. Semesta juga sempat sedikit mendapatkan sarkasan dari Dallen karena kakak sulung Ranum itu mengingat jika Semesta adalah siswa yang masuk ke ruang guru karena keributan yang terjadi di koridor saat Ranum baru pertama kali masuk sekolah, untungnya sarkasan itu berhenti karena Barsha meminta Dallen tidak melabeli Semesta dengan label brandalanㅡBarsha sendiri yakin jika sebenarnya Semesta adalah anak baik-baik, toh Semesta juga sudah menjelaskan alasan hari itu bisa masuk ruang guru, karena saya iseng mukul pantat temen saya.. iya, iseng.

Sampai di parkiran sekolah, kedua pemuda itu jalan beriringan memasuki gedung sekolah dengan seluruh atensi siswa-siswi di koridor menatap mereka dengan tatapan keheranan pasalnya sudah dua Minggu ini Semesta berangkat bersama Ranum.

Ranum menghentikan langkahnya karena merasa diperhatikan seisi koridor, ia berbalik menghadap Semesta yang kebingungan.

"Kenapa?"

"Cukup ya, lo tuh berlebihan."

Semesta menautkan alisnya, memang perbuatan apa yang ia perbuat? Lantas pemuda tinggi itu bertanya, "Loh, emang ada yang salah?" Sudah dua Minggu dirinya mengantar Ranum ke kelas submissive itu, harusnya sudah terbiasa kan? "Gue gak berantem atau bikin keributan di sekitar lo." Lanjut Semesta,

Kedua bahu Ranum memrosot. "Iya emang, nggak.. tapiㅡSiswa-siswi sekolah mandang gak enak tahu? Risih juga denger mereka akhir-akhir ini gosipin yang enggak tentang gue sama lo."

Gosip tentang kedekatan Ranum dan Semesta beberapa hari ini memenuhi lingkungan sekolah, bukan tanpa sebab. Itu muncul karena Semesta sering pulang dan berangkat ke sekolah bersama Ranum. Ada pun yang mengira mereka sedang menjalin kisah kasih karena sering melihat Semesta selalu ada di sekitar Ranum. Agak anehnya lagi tidak ada kasus keributan dan pertengkaran selama seminggu ini, membuat siswa-siswi berspekulasi jika Ranum memberikan dampak postif pada Semesta.

"Gosip apa ya? Gak denger tuh." Semesta melirik ke sekitar mereka, didapatinya siswa-siswi sedang menatap dirinya. "Kalau gitu gak usah didenger! Lo aja bisa cuek sama gue, masa gak bisa cuek sama yang lain?" Lanjut Semesta sembari memasang earphone pada kedua telinga Ranum.

Ranum sempat menghindar namun karena pada dasarnya tangan Semesta yang sigap menangkap kepalanya, alhasil earphone milik Semesta sudah terpasang di telinga Arunika.

SemestarayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang