viii › Semestaraya

88 16 2
                                    

"Kenapa tiba-tiba ngajak gue keluar malam besok? Lo mau kenalin gue sebagai pacar lo ke keluarga besar lo ya?"

Ranum merotasikan matanya malas mendengar perkataan Semesta yang rupanya sudah standby di samping pintu kelasnya, "Mau gak?"

"Ya mau lah," Balas Semesta dengan senyum menggoda Ranum, "Ayo kantin." Baru juga mau merangkul Ranum, tangannya lebih dulu ditepis oleh Harel yang muncul di belakang tubuh Ranum yang posisinya di ambang pintu kelas, "Yeh, pengganggu."

"Lo yang pengganggu, ngapain ke sini?"

"Ngapel pacar lah, yakali nongkrong."

Harel menyipitkan matanya, "Pacar siapa? Emang lo punya pacar di kelas gue?"

"Masa gak tahu juga?" Semesta memasukkan tangannya ke dalam saku celana seragamnya, "Temen lo gak cerita emang?"

"Temen yang mana?" Kening Harel mengkerut sebelum bersitatap dengan Ranum, "Oh! Jangan bilang kalauㅡ"

"Ya emang,"

"Emang apanya??" Harel meminta penjelasan pada Semesta yang seenak jidatnya memotong perkataannya.

"Ya emang temen lo yang namanya Ranum Hasean itu pacar gue."

"Hah!" Mulut dan kedua mata Harel membulat sempurna seolah memperlihatkan ekspresi keterkejutan pada wajah manisnya, "Yang bener aja? Bercanda kan?" Sulit dipercaya.

"Sebercanda itukah gue sampai lo gak percaya?" Semesta menatap malas Harel, "Emang lo gak lihat semingguan ini Ranum berangkat dan pulang bareng gue?"

"Wah.." Harel menutup mulutnya, sok dramatis, "Kok kamu mau sama Semesta sih, Ra? Padahal, kamu bisa dapat yang lebih baik lho.."

"Anjing," Semesta merasa sedikit direndahkan oleh Harel, "Emang gue kurang baik apa?"

"Aku kan udah bilang kalau Semesta itu wajib dihindari, dia tuh pembuat onar nomor satu lho.." Harel mengabaikan pertanyaan serta umpatan Semesta, "Dia punya aura negatifㅡ"

"Harel, udah ya.."

Semesta tersenyum senang karena ia pikir Ranum menghentikan perkataan Harel sebagai bentuk pembelaan, namun, nyatanyaㅡ

"Dia emang punya aura negatif, tapi, percaya sama aku.. aku bisa lindungi diriku dari aura negatif yang ada di dekatku."

"Yahh, gue pikir bakal dibela???"

Ranum berada di kubu Harel, ikut mengejek Semesta yang saat ini hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Hati-hati ya, Ra.. takut banget kalau kamu diajak aneh-aneh samaㅡ"

Semesta menyambar Harel lagi, "Gue gak sesesat itu sama anak orang."

Ranum menahan tawa melihat reaksi bantahan yang diberikan Semesta pada Harel, "Udah-udah, ayo kantin, Rel."

"Lha, gue gak diajak nih?" Semesta menatap miris Ranum yang menggandeng lengan Harel.

"Kalau mau ikut ya tinggal ikut, gak perlu banyak omong."

Pedasnya, Semesta tersenyum miris mengikuti langkah Ranum dan Harel yang sudah lebih dulu melangkah.

"Gimana ceritanya bisa pacaran sama SemestaㅡMaksudku, gimana ceritanya kamu terima Semesta jadi pacarmu?" Celetuk Harel masih bisa didengar Semesta.

"Kepo amat, dek."

Harel menoleh sekilas, "Dek dak dek, kita seangkatan!"

"Pendek."

"Mak deg, anjing.." Umpat Harel tidak terima kemudian mengadu pada Ranum, "Dengar tuh dengar, pacarmu baru aja ngejek tinggi badanku!"
"Yeh, fakta kali, dek." Semesta puas hati menyinggung kelemahan Harel.

SemestarayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang