v › Semestaraya

120 13 2
                                    

From +62-813-2313-2001
Rumah?

Nomor itu muncul lagi di layar handphone Ranum pagi hari Minggu ini, "Apa lagi?" Geram Ranum, ia langsung memasukkan handphonenya kedalam saku celana dan turun ke lantai bawah untuk makan pagi.

"Pagi, sayang." Sapa Barsha yang kebetulan berpapasan dengan Ranum.

"Pagi, Papa ke mana?"

"Taman belakang rumah."

"Tuan muda? Ada yang mencari anda" Sela pembantu ketika Ranum dan Barsha sampai di lantai bawah.

"Siapa?"

"Saya kurang tahu, dia menunggu di teras."

"Ouh, kenapa gak disuruh masuk?" Tanya Barsha.

"Orangnya nolak, kalau begitu saya pamit undur diri.. Tuan," Pembantu itu melangkah pergi dari hadapan Ranum dan Barsha.

Ntah tiba-tiba perasaan Arunika jadi tidak enak, ia langsung pamit ke teras pada Barsha. Sesampai di ambang pintu utama, Ranum tercengang saat melihat Semesta tengah menyirami tanaman bersama CharlesㅡAyah Ranum.

Tampaknya kedua dominan itu terlihat asik tertawa dan mengobrol sampai tidak menyadari keberadaan Ranum di dekat pekarangan taman teras.

Ranum berpikir tentang apa saja bualan yang dikeluarkan Semesta sampai sang Papa terus menerus tersenyum bahkan sesekali melakukan high-five dan merangkulnya, tampak akrab sampai sampai pemuda di belakang Ranum mendegus kesal.

"lihat, sama anak orang akrab eh sama anak sendiri gak akrab."

Kepala Arunika sedikit menoleh mendapati Dallen dengan tatapan iri keki dengki.

"Hallan kapan pulang? Pengen ribut deh rasanya." ucap Dallen setelahnya ia kembali masuk ke dalam rumah, Ranum mengedikan bahu acuh.

Semesta menoleh ke arah Ranum dengan senyuman lalu menepuk pelan bahu Charles dan pamit undur diri "Paman?"

Charles menoleh sedikit ke arah pandangan Semesta, ia dapati putra bungsunya berdiri dengan raut masam, "Ouh, iya silakan jaga anak bungsu saya ya?"

Ranum menatap kedua dominan yang saling berjabat tangan setelah menatap ke arahnya dengan senyuman.

Seusai pamit, Semesta mencuci tangan dan melangkah keluar taman tuk mendekati Ranum, "Pagi?"

"Gak perlu basa-basi, kenapa ke sini? Repot banget dah." Gerutu Ranum tanpa ada niat memandang Semesta.

"Ayo jalan."

"?!" Ranum membelak lalu menatap Semesta sesaat, "Lo kotor habis main tanaman masa mau ngajak jalan, sinting atau gila?"

"Ya, gila karena lo"

"Dih, stress.. lagian siapa suruh lo main tanaman sepagi ini?"

"bokap lo, gua pengen deket"

"Gila! Lo ah, pulang sana."

"Gak gitu, bokap lo baik apalagi nyokap lo yang kelewatan baik kayak malaikat.. kok lo gak kayak mereka? Apalagi kakak lo, Dallen tampangnya julid banget." Jelas Semesta yang sebenarnya gak nyambung dengan ucapan sebelumnya.

"Apa hubungan lo bantuin bokap gua sama sikap keluarga gue?"

"Ya karena pengen tahu karekteristik keluarga lo biar gua gampang deketnya keluarga lo."

Ranum memincingkan tatapannya, "Mau apa lo deket deket keluarga gue, random banget sih?"

"Mau jadi bagian keluarga lo."

SemestarayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang