x › Semestaraya.

107 17 3
                                    

Lima belas menit sudah pembukaan acara dilangsungkan. Namun, pemuda tinggi bernama Adipati Semestaraya Rakabumi itu belum juga muncul menghadap Ranum Hasean yang saat ini berdiri di sekitar pintu masuk aula, tentunya untuk menunggu kedatangan Semesta. Ranum juga sudah berkali-kali mengirimkan pesan bahkan menelpon, sayangnya ia belum juga mendapatkan balasan dari Semesta yang entah mengapa tidak aktif.

Ranum menghela nafas suntuk menatap kesal pintu aula yang terbuka lebar dijaga oleh pihak keamanan, "Gimana sih, katanya telat sebentar.." Gumamnya siap jika nanti mengomeli Semesta saat pemuda tinggi itu berdiri di depannya.

"Ranum.."

Suara yang cukup familiar, sempat membuat Ranum mematung sesaat sebelum berbalik menghadap pemuda yang membuatnya berpulang ke Jakarta, Nakula Abithama, mantan kekasihnya itu benar-benar datang mengingat orang tua pemuda itu adalah salah satu mitra kerja orang tuanya. "Mhm, ya.. Nakula?" Canggung terasa, Ranum bingung harus bersikap seperti apa pada pemuda yang membuatnya marah karena kesalahpahaman.

"Bisa bicara sebentar? Sebentar saja, bisa?"

Ranum tahu tujuan Nakula mengajaknya berbicara, lantas ia mengangguk singkat tanda mengiyakan. "Katakan saja apa yang ingin kamu katakan, aku akan mendengarkan." Walau ia sudah mendengar penjelasan Nakula melalui Hallan hari lalu, tetap saja ia ingin mendengar langsung dari Nakula yang saat ini bersedia berbicara. 

"Ranum, aku minta maaf.." Kata maaf lebih dulu disampaikan Nakula sembari menatap kedua mata bening Ranum, "Maaf karena selama ini aku seringkali bawa-bawa Yasha dalam hubungan kita, aku sadar aku salah.. sering pergi sama Yasha tanpa kabarin kamu, maaf.."

"Udah sadar kamu?" Tanya Ranum dengan nada agak ketus mengingat-ingat masa hubungan mereka yang selalu ada Yasha-nya, "Aku tahu kalau Yasha itu sahabat kamu, aku tahu orang tua Yasha itu sibuk sampai-sampai Yasha sering minta tolong sama kamu dan kamu sadar kalau aku nggak pernah larang kamu buat bantuin Yasha kan? Tapi, Nakula.. walau aku nggak larang kamu, apa nggak pernah terlintas dalam pikiran kamu kalau aku nggak suka sama perlakuan kamu ke Yasha yang terkadang terlihat lebih dari sahabat?" Ranum mulai berbicara, meluapkan keluh kesahnya terhadap Nakula, "Perlakuan kamu ke Yasha itu seperti kamu memperlakukan aku, bagi kamu nggak ada bedanya antara aku dan Yasha ya?"

"Ranum..."

Ranum mengangguk-angguk seolah paham akan apa yang ingin diujarkan Nakula, "Aku juga ingin minta maaf karena gegabah mengakhiri hubungan kita tanpa mendengarkan penjelasan kamu.. tapi, meskipun aku sudah mendengar penjelasan kamu.. aku tetap ingin mengakhiri hubungan kita, Nakula.. aku harap kamu mengerti, kita selesai sampai di sini."

Nakula terdiam mencerna perkataan Ranum, "Selesai?"

"Ya, hubungan kita selesai.. aku melepaskan kamu begitupun kamu juga harus melepaskan aku, Nakula," Perjelas Ranum dengan lantang menatap Nakula yang terlihat speechless dan putus asa, "Aku harap kamu bisa lebih bahagia setelah ini."

"Kamu berharap aku bahagia setelah kamu memintaku melepaskan sumber kebahagiaanku?"

Ranum termenung, banyak hal bahagia yang sudah ia lalui bersama Nakula. Namun, semua hal itu seringkali ia lupakan setiap melihat Nakula tersenyum bersama Yasha. 

Puk.. Puk..

Lamunan Ranum buyar bahkan tersentak kaget saat merasakan bahunya ditepuk pelan,lantas  ia berbalik menoleh pada sang pelaku yang ternyata  adalah pemuda tinggi yang ia tunggu sejak tadi ㅡAdipati Semestaraya Rakabumi yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya dengan senyum cengengesan khas. "KamuㅡLo sejak kapan sampai?" Kedua matanya membulat kesal mengingat bahwa pemuda tinggi itu terlambat datang.

"Baru aja, kenapa? Kelihatannya lo kesel sama gue, bukannya gue udah bilang kalau gue bakal datang telat ya?" Balas Semesta tersenyum menggoda Ranum yang ia duga saat ini sedang kesal padanya, "Kayaknya lo takut banget kalau sendirian di acara ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SemestarayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang