37. Masih di China

1.5K 206 13
                                    

Sudah sebulan berlalu sejak kematian Wendy yang masih menyisakan kesedihan pada orang-orang yang berarti baginya, terutama renjun. Bahkan selama sebulan ini renjun masih betah berada di China karena tak mau dibujuk ke Korea, membuat jaemin juga harus stay disana dan sesekali dia pergi ke Korea jika ada hal mendesak di kantornya.

Saat ini renjun terlihat tengah berada di taman mansion besar dragon Huang itu sembari menikmati udara yang cukup segar karena hari baru saja menunjukkan pukul 07:00 waktu China. Renjun juga jarang ikut sarapan dengan Tiffany karena memang dia yang tak mau. Dan Tiffany memaklumi hal itu, karena dia tak mau memaksa renjun. Sedangkan jaemin, dia berada di Korea saat ini karena ada keadaan darurat di kantor, membuat pria bermarga Na yang merupakan suami sah renjun itu akhirnya berangkat kemarin sore.

Renjun yang sedang asyik melamun di kagetkan dengan kedatangan Yangyang yang langsung duduk disebelahnya.

"Kenapa sendirian disini njun?"

"Hanya ingin saja."

"Dimana suamimu? Biasanya dia akan selalu menemanimu." Ucap Yangyang.

"Jaemin pergi ke Korea kemarin karena ada masalah serius di perusahaannya."

"Apa kau belum siap kembali ke Korea ren?" Sang empu hanya menatap Yangyang.

"Maksudku, kau tidak tega dengan jaemin, dia bahkan harus rela pulang pergi dari sini ke Korea. Kasihan suamimu."

"Disana masih terlalu mengerikan untukku Yangyang."

"Aku mengerti, tapi bukankah kau harus berdamai dan kau bisa mencaritahu penyebab kematian ibumu, aku yakin ibumu tidak mungkin teledor." Renjun hanya menatap Yangyang karena perkataan sahabatnya itu ada benarnya.

"Ada apa? Apa aku salah bicara?" Ucap Yangyang tak mengerti dengan ekspresi sahabatnya itu.

"Tidak." Ucap renjun lalu diapun menekan salah satu tombol yang ada di kursi taman belakang itu hingga salah satu maid menghampiri dan membungkuk pada keduanya membuat Yangyang terdiam dan berpikir renjun akan mengusirnya.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?" Ucap maid itu pada renjun.

"Tolong bawakan mangga yang kemarin lagi."

"Baik nyonya." Ucap maid itu lalu diapun pergi membuat Yangyang menatap bingung sahabatnya yang meminta mangga pagi-pagi seperti ini.

"Njun? Apa kau yakin akan sarapan mangga? Bagaimana jika sakit perut?"

"Tidak, aku sudah mengonsumsinya hampir seminggu, dan lagi aku baik-baik saja kok."  Ucap renjun dan itu membuat Yangyang semakin penasaran. Hingga maid yang tadi datang dan membawakan mangga yang masih berwarna hijau itu, alias mangga muda lalu pamit.

"Apa itu tidak asam renjun?"

"Tidak, coba saja." Ucap renjun yang memakan sepotong mangga dengan santainya dan Yangyang yang penasaran pun langsung mencobanya dan memuntahkannya seketika karena sangat asam sekali.

*Ya! Kau mengerjaiku ya? Ini sangat asam renjun." Kesal Yangyang.

"Kau berlebihan seperti yima dan jaemin, ini manis tahu." Ucap renjun yang asyik dengan mangganya membuat Yangyang menatap renjun dengan tatapan kagetnya. Sepertinya memang ada yang salah dengan sahabatnya itu.
















At. Korea, Na corp.

Jaemin berada didalam ruangannya dan tengah melihat berkas-berkas yang harus di tandatangani juga dengan beberapa rapat penting hari ini bersama dengan Jay dan jake disana.

"Bagaimana dengan kecelakaan Mama Wendy yang aku suruh kalian cari tahu."

"Sejauh ini kami sudah menemukan beberapa bukti Presdir."

"Contohnya?"

"Rem yang ada di mobil nyonya Son seperti nya sudah di rusak lebih dulu dan kami masih berusaha mencari cctv di mansion itu, karena cctv hari itu hilang tanpa jejak."

"Bagaimana dengan kamera dasbor mobilnya?"

"Saya sudah membawa SIM cards itu untuk diambil semua rekamannya dan sedang dilakukan Presdir." Ucap Jay.

"Tidak ada yang mencurigai kalian bukan?"

"Tidak ada Presdir, semuanya aman."

Tok...tok...tok...

"Ya, masuk!"

Ceklek.

Jaemin semakin datar saat melihat kedatangan Kim Taehyung dan puterinya winter.

"Kalian berdua keluarlah." Ucap jaemin dan itu membuat Jake juga Jay langsung membungkuk lalu keluar dari ruangan jaemin. Sedangkan jaemin langsung mengkode ayah-anak itu untuk duduk di sofa dengan dia yang duduk di sofa single.

"Ada apa Paman sampai datang kemari dan juga membawa dia?" Datar jaemin.

"Nak, aku ingin menanyakan kabar renjun, biar bagaimanapun aku sudah menganggapnya sebagai puteriku."

"Renjun baik-baik saja, hanya saja dia memang belum mau kembali ke Korea, lalu ada urusan apa nona Kim berada disini?" Datar jaemin.

"Aku ingin minta maaf pada oppa dan renjun ge. Biar bagaimanapun aku sudah sangat jahat, bagkan padanya." Jaemin hanya diam saja dengan wajah malasnya.

"Aku hiksss.... Aku sadar oppa hiksss.... Kalau kita memang tak ditakdirkan bersama hikss.... Aku hanya ingin minta maaf pada renjun ge hiksss... Aky sudah sangat jahat pada orang baik sepertinya. Tolong biarkan aku bertemu dengan renjun ge hiksss..."

"Maaf tapi saya tak mengizinkannya. Apa hanya itu saja? Kalau begitu Paman dan nona bisa pergi. Saya harus rapat." Ucap jaemin dengan wajah datarnya dan mau tak mau Taehyung harus membawa winter keluar dari ruangan jaemin, karena kiasan itu adalah kiasan para pemgusaha untuk mengusir orang yang mereka benci.

Drrtt...Drrtt....Drrtt....

Jaemin melihat ponselnya yang tertera nama sang istri lalu mengangkatnya.

"Ada apa sayang?"

"...."

"Stroberi? Bagaimana jika menyuruh salah satu maid membelikannya?"

"...."

"Baiklah, nanti aku akan memesan tiket pesawat paling awal dan membawa pesanan mu oke?"

"...."

"Istirahatlah yang banyak dan jangan bersedih lagi oke?"

"...."

"Hmmm, aku akan segera pulang." Setelahnya panggilan berakhir dan jaemin langsung menuju ruang rapat karena hari ini akan sangat panjang sekali. Dan tujuannya hanya satu, cepat kembali ke China lagi dan menemani istri mungilnya.















































[Tbc]

Wife?(Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang