GIDARA - 16

496 39 4
                                    

Beberapa saat kemudian Noah kembali dengan membawa sekitar 5 kantong kresek besar dari minimarket. Ia berjalan tanpa celah menuju dapur dan mendapati para sahabatnya tengah bermain game PS.

"buruan dimasak, No-"

"Perut gue udah pada demo dari tadi." teriak Irshad sedikit keras di dalam kamar Gibran bersama Kevin dan Gibran. Mereka menghabiskan waktu main PS untuk menahan rasa lapar.

Jika dilihat dari sudut pandang, Noah seperti seorang ibu rumah tangga dengan Gibran yang menjadi Ayah sekaligus menjaga anak mereka berdua.

Ingat! Ini hanya secara sudut pandang bukan realita, hanya sebuah imajinasi dari sudut pandang penulis. Yang merasa Fujo minggir dulu. Kasian Gibran tertekan batin. Hoho.

Noah pun akhirnya berkutat dengan alat dapur nya, tak lupa memakai celemek dan mulai aksi kehebatan nya dalam memasak.

Sedangkan Kevin dan Irshad tengah sibuk adu mulut karena tidak terima kalah permainan, Gibran hanya diam tanpa menengahi.

Ia hanya sibuk berkutat dengan layar tipis berlogo apple itu dengan tangan yang saling beradu kecepatan membalas pesan dengan kekasih badasnya.

Selang beberapa menit akhirnya Gibran tidak merasakan keributan yang dari sahabatnya, nyatanya saat ia menoleh ternyata mereka sudah tertidur dengan kondisi tidak elit.

Kaki Irshad yang berada di wajah Kevin dengan kaki Kevin yang berada di wajah Irshad. Menggeleng kepalanya tak habis pikir melihat tingkah keduanya saat tidur.

Noah datang dengan muka bingung nya. "Lah katanya laper, kok malah ngadu ngorok?" Noah menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Gibran hanya memberi kode untuk Noah membangunkan nya, Noah pun menurut. Tapi ia membangunkan nya bukan dengan cara yang halus. Melainkan dengan cara kasar dan pasti membuat mereka kapok karena dibangunkan Noah.

Mengambil korek api dan menyalakan sumbunya lalu di arahkan ke wajah Irshad, mengambil nafas dalam-dalam kemudian. "WOIIIIII KEBAKARAN!"

Sontak saja membuat Irshad terbangun hingga berdiri, ia memasang muka panik dan ikut berteriak. "MANA-MANA! WOIII SELAMATKAN DIRI ANJING!" teriak Irshad panik.

Karena mendengar teriakan Noah. Irshad Kevin pun ikut terbangun dengan nyawa tidak terkumpul, ia langsung berdiri dengan langkah sempoyongan bahkan ia berkali-kali terjatuh hingga kepalanya kepentok kursi lain.

"Anjing." umpatnya meringis ngilu.

Irshad menoleh ke pelaku utama yang membuat nya mati berdiri menatap horor yang dibalas muka polos nya. "Apa? Cuma bangunin doang. Ayo makan." dengan santainya ia pergi meninggalkan Irshad dan Kevin yang menggeram kesal di tempat.

"Bangsat emang si Noah, bikin gue trauma tidur aja." cerocos Irshad.

"Gak lo doang ya! Ini gue sampe kepentok juga gegara dia." sewotnya sambil meringis.

"WOIIIII MAU MAKAN GAK! KELAMAAN LO!" teriak Noah.

"IYAAAA NYAII, SABAARRR ATUUHHHH." teriak keduanya kemudian ingin berlari tapi mereka kehilangan keseimbangan.

"Bentar anjir, nyawa gue belum kekumpul. Bantuin gue kesana." cegah Kevin.

Irshad mengangguk kemudian ia memeluk bahu Kevin dan menuntunnya ke bawah, Noah dan Gibran yang melihat itu hanya terkekeh saja.

"Amboi-amboi..lo pada kenapa dah? Pakek gotong segala." kekeh Noah.

"Gara-gara lo bangsat! Gue dipaksa berdiri saat nyawa gue gak kekumpul." sewot Kevin.

Noah hanya menyengir saja.

"Makan." titah Gibran.

Akhirnya mereka pun langsung mengambil ikan dan nasi lalu mulai menyantap makanan nya dengan nikmat.

VERSI GIDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang