GIDARA - 18

478 40 6
                                    

Pagi ini Adara sarapan bersama dengan Ayahnya seperti biasa ia selalu bangun pagi walau berangkat nya selalu kesiangan hampir telat sekolah, pagi-pagi sekali ia sudah berkutat dengan alat dapurnya menyiapkan sarapan untuk Ayahnya dan juga dirinya.

Pagi ini ia menu sarapan paginya ada sop bening, ikan goreng dan juga roti selai karena Ayahnya perlu banyak makan sayuran agar selalu sehat, jujur saja ia selalu merasa Ayahnya selalu menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi, Adara tidak bisa memastikan apa itu?

Menaruh hidangan di atas meja dan berjalan mengetuk pintu kamar Ayahnya.

Tok tok tok

"Ayah, ayo sarapan. Adara buat sop bening buat Ayah." ucap Adara setelah mengetuk pintu kamar pelan.

"Iya sayang, sebentar."

Ceklek

Zain tersenyum sambil menyerahkan dasi kantor ke arah putri nya, Adara mengambil nya dan langsung memasang kan dasi ke kerah Ayahnya, membuat dasi dengan baik dan rapi lalu menggandeng tangan Ayahnya menuju ruang makan.

"Ayah berangkat ke kantor hari ini?" tanya Adara.

Zain mengangguk. "Ayah ada meeting dengan klien penting." Adara mengangguk ringan.

Ia menuntun Ayahnya hingga kursi dan membantu nya menarik kursi lalu Adara mengambil kursi di sisi kanan Ayahnya, tak lupa mengambil kan lauk-pauk untuk Ayahnya.

"Segini cukup Ayah?" tanya nya saat mengambil kan nasi. Zain mengangguk, kemudian Adara kembali mengambil ikan dan sop bening lalu diserahkan ke Ayahnya.

"Terimakasih putri Ayah." ucapnya dengan senyum manis. Adara pun mengangguk dan tersenyum tipis.

Mengambil nasi dan ikan lauk untuk dirinya sendiri kemudian mereka pun mulai sarapan nya tak lupa dengan baca doa, setelah mereka selesai makan hingga bersih Adara langsung mengambil piring kotor nya untuk dicuci dan menyisihkan makanan itu dengan tutup tudung saji.

"Ayah berangkat dulu ya nak, kamu buruan berangkat ini udah mulai siang."  pesan Ayahnya.

"Iya Ayah, ini juga udah selesai kok. Adara langsung berangkat." jawabnya sambil menaruh piring bersih ke rak dapur.

Sepeninggalan Ayahnya, Adara pun langsung bergegas menuju garasi motor mengeluarkan motornya dan memanaskan nya, setelah itu ia langsung mengendarai nya dengan kecepatan di atas rata-rata.

***

Gerbang sekolah di tutup, Adara berdecak sebal melihat itu menoleh ke kanan ke kiri dan kembali menatap ke depan, ia melihat pak Asep sedang menonton TV.

Adara langsung berteriak sedikit keras. "Pak!! Bukain pintunya pak! Buruan."

Pak Asep yang terkejut pun menoleh ke segala arah dan melihat Adara di depan gerbang sambil berteriak namanya, memilih menghampiri dengan nafas ngos-ngosan. "Aduh neng, udah berapa kali neng telat? Lama-lama saya di pecat ini karna sering bukain neng gerbang." ucapnya tak enak.

"Udah pak Asep tenang aja, gak bakal dipecat bapak gak salah yang salah cuma saya, udah buruan buka pintunya." titah Adara tanpa mau dibantah.

Menghela nafas dan mengeluarkan kunci dari sakunya, membuka gembok itu dan mulai mendorong nya kesamping untuk memudahkan motor Adara masuk. Adara tersenyum senang ia pun mematikan motornya dan mendorong motor Adara menuju parkiran, memarkirkan nya di sisi paling pojok tak lupa mengunci motornya.

Ia berjalan menghampiri pak Asep membuka tas ranselnya dan mengeluarkan bekal makanan nya yaitu berupa beberapa roti selai ke arah pak Asep.

VERSI GIDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang