🐍één

2.7K 156 15
                                    



.

.



Semilir angin musim semi menerbangkan beberapa serbuk bunga ke udara hingga menyebabkan seorang pemuda berperawakan sedang harus bersin karenanya. Pemuda bergigi gingsul di sampingnya terkekeh sebentar sebelum selembar tisu ia rogoh dari keranjang rotan yang ia jinjing.

"Menggelar tikar di bawah pohon itu sepertinya tidak buruk." tunjuknya pada sebatang pohon rindang tumbuh subur di tepi sungai. Pemuda yang sedang menempelkan tisu di bawah hidungnya hanya mengangguk dengan saran sang teman. Keduanya melangkah mendekati tempat yang dituju, mempersiapkan segala keperluan untuk acara piknik kecil-kecilan mereka di tepi sungai Han.

Pemuda bergigi gingsul yang diketahui bernama Renjun itu pun meletakkan keranjang rotan yang sedari tadi ia bawa. Mengeluarkan beberapa roti dan camilan ringan dari sana, menatanya di tengah tikar bambu berukuran kecil namun muat untuk mereka berdua duduk.

Renjun mengeluarkan ponselnya, masuk ke dalam aplikasi kamera lalu membidik lensanya ke arah makanan yang ia tata sedemikian cantik.

"Oke, sempurna." Renjun tersenyum lebar melihat hasil jepretannya. Ia juga menambahkan background berupa aliran sungai di belakang para camilan itu untuk menambah ke estetikan hasil fotonya.

Pemuda berkulit seputih susu itu hanya memperhatikan kegiatan sang teman tanpa ada niatan untuk mengganggu. Mata rusanya ia bawa menatap pada makanan yang dibawa oleh Renjun.

Seperti ada yang kurang, tapi apa?

"Chenle, ayo dimakan." ajak Renjun sembari tangannya mencomot kue nastar rasa nanas di salah satu toples dekat dengan lututnya.

Chenle segera meraih satu potong kue brownies strawberry yang menarik perhatiannya karena berwarna pink cerah.

Mereka berdua menikmati suguhan alam, sejuknya rindang pohon, serta lembutnya belaian angin musim semi yang menenangkan hati.

"Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini."

Ucapan Renjun barusan membuahkan anggukan kecil dari Chenle. "Kita harus menunggu sekitar 4 tahun untuk menanti momen ini." Keduanya sama-sama terkekeh geli.

Fyi, Renjun dan Chenle merupakan tetangga sejak sekolah menengah pertama. Mereka akrab karena satu wilayah tempat tinggal dan satu kelas yang sama. Mereka berdua selalu bersama dan piknik di sungai Han selalu mereka lakukan saat waktu liburan tiba.

Namun saat mereka menjejak pendidikan tinggi, hampir tak ada waktu luang untuk mereka melakukan piknik seperti dulu lagi. Chenle sibuk dengan berbagai tugas yang berdatangan seperti tiada henti begitu pula dengan Renjun. Terlebih mereka memilih jurusan yang berbeda sehingga interaksi mereka terbatas.

Lalu sekarang mereka dapat bersama seperti dulu lagi karena mereka telah lolos dari kehidupan super sibuk mereka dan hanya menunggu jadwal kelulusan dikeluarkan.

Jadi ada waktu libur beberapa hari yang tidak akan mereka lewatkan kesempatan emas ini untuk piknik di sungai Han sembari menikmati kue-kue lezat buatan ibunda Renjun.

Tepian sungai Han menjadi favorit keluarga untuk menggelar piknik saat hari libur atau weekend. Selain banyak ditumbuhi pepohonan rindang yang menyejukkan, aliran air sungai pun masih terjaga kebersihannya dari sampah-sampah plastik yang mencemari lingkungan.

"Ren, aku mau ini boleh?" tunjuk Chenle ke arah bungkus makanan ringan yang disempatkan beli oleh Renjun waktu perjalanan ke sini.

Renjun berhenti mengunyah. Ia menatap ke arah camilan yang ditunjuk Chenle lalu beralih ke wajah Chenle yang tengah memasang wajah tak enaknya.

Witte Slang [JiChen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang