~° Hai?? 🥰

1.8K 197 5
                                    

Irene jatuh pingsan tepat di depan mobil saat mendengar sambungan telfon yang diterima sulungnya, dari kabar yang diutarakan haidan.

Seketika semua nya panik, para wartawan juga ikut panik ketika menantu sadam abima bagaskara ini pingsan.

Jefran dan jetthro angkat tubuh sang ibunda masuk kedalam mobil, dibelakang ada sang ayah yang menyangga kepala sang istri atau ibunda mereka.

" pucet sekali kamu sayang.. " , mereka menuju rumah sakit segera. Sang eyang juga ikut di dalam mobil nya sendiri yang mengikuti mobil cucu di depan.

" haidan bilang apa bang? " tanya jetthro yang juga ikut panik tapi belum menerima kabar sedikit pun.

" adek henti jantung, haidan sama reiko masih ngasih pertolongan adek. Semoga aja adek baik baik saja. "

Sesampainya mereka semua di depan rumah sakit, jefran mwmanggil para medis untuk memberi pertolongan sang ibunda.

" maaf pak? Sepertinya ibu nya kelelehan terlebih lagi sepertinya sedang memikirkan hal yang berat. Menjadikan ibu nya jadi drop, sudah saya beri infus vitamin, nanti jika butuh sesuatu bisa panggil saya. "

Ke tiganya mengangguk, sedangkan sang eyang sudah dulu didepan ruangan ICU sang cucu bungsu.

Haidan dan reiko yang baru saja selesai juga keluar ruangan ICU sabiru sang adik, " gimana? Adek kalian gimana le? "

Haidan tenangkan sang eyang, membantu eyangnya duduk sembari reiko menjelaskan.

" biru sempat henti jantung, eyang. Tapi sekarang biru baik baik saja, detak jantungnya kembali. Tuhan menjawab doa doa kita, biru mau berjuang untuk kita sekali lagi eyang. Beberapa hari kedepan sepertinya sabiru akan melewati masa kritisnya. "

" syukurlah le.. kalian kakak dan dokter yang hebat, eyang bangga sama kalian. "

Sadam peluk dua cucunya, irene yang baru saja bangun dan menyabut paksa selang infusnya membuat tangannya mengucurkan darah.

Irene berlari ke ICU dimana putranya dikabarkan henti jantung, disana ada sang mertua dan kedua anaknya yang tengah berpelukan.

" biru! Biru dimana kak? " haidan dan reiko menoleh, haidan juga memlerhatikan tangan sang bunda yang masih mengucurkan darah.

" bunda!? " itu teriakan jetthro dan dibelakang juga ada sang ayah dan sang abang yang terlihat panik.

Haidan meraih tangan sang bunda dan membalutnya dengan sapu tangannya, " tangan bunda berdarah bund.. "

" gimana keadaan adek kakak! Bilang pada bunda! "

Reiko beranjak dari duduknya, " adek sudah kembali bund, bunda tenang ya. "

Irene menangis dan memeluk haidan sang putra, haidan memeluk bundanya tak kalah erat. " adek itu anak yang hebat, Tuhan juga sudah mejawab doa doa kita semua. "

Irene menghapus air matanya dan berlari ke ruangan sabiru yang dibatasi kaca besar untuk melihat dari luar, disana dapat dirinya lihat sang bungsu yang baru saja membuatnya panik masih tertidur.

" bobo nya jangan lama lama nak, eyang sudah hukum pelaku yang buat adek sakit. "

Sadam berjalan kearah menantunya dan mengelus surai hitam panjang menantunya, " sabar ya nduk, pasti tole bagus masih main sama eyang putrinya. Mungkin beberapa hari lagi dia sudah kangen kita terus mau bangun. "



 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BIRU | Bagaskara Family [ Vers. 1 ] ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang