BIRU | Bagaskara Family [ Vers. 1 ] ( END )

~° Menyambut kelahiran👼🏻 ( flashback )

Semuanya sedang di depan kamar operasi saat ini, bahkan anak anak nya juga ikut tak bisa diam. Ada yang ikut mondar mandir seperti sang ayah, ada yang cengeng , ada yang menggumamkan doa dengan lantang dan ada yang anteng.

Sedangkan sosok bapak adipati sekaligus mertua irene ini kini dipusingkan dengan putranya sendiri dan 4 cucunya.

" adii... tole bagus! Sudah jangan mondar mandir, bapak pusing liatnya le. Itu idan juga ngikutin kamu mondar mandir, bapak tambah ngelu le.. "

Adipati seketika berhenti mondar mandir berhenti dan menghampiri sang ayah, " maaf pak, adi cuman deg deg an sekaligus khawatir. Irene ga mau ditemenin didalem, katanya biar suprise. Tapi adi gabisa, adi khawatir pak. "

Sadam menghela nafas panjangnya, lalu menepuk pundak anaknya. " kalo ibukmu tau dia pasti jewer kamu le. Ibu kamu disana pasti juga menunggu kelahiran cucunya. "

Sadam peluk tubuh tinggi putra nya ini, dia beri penguatan dan penenang. " tenang ya le, irene pasti baik baik saja sama cucu bapak. "

" pak... " , sadam mengangguk. " sudah, laki laki ndak boleh cengeng. Itu anakmu disuruh diem, berisik sekali apalagi idan liat. "

Adipati hapus air matanya, lalu mengarah ke putra putranya yang tak bisa diam. Si sulung yang berdoa paling lantang akhirnya diam dan haidan yang mondar mandir seperti ayahnya juga diam, reiko yang menangis sudah berhenti menangis dan hanya satu anak nya yang paling anteng menunggu kehadiran adiknya dengan tenang itu jetthro.

Anaknya tersebut hanya duduk dengan tenang dan menunggu kabar dari dalam, " sini semua.. "

Ke empatnya berlari kearah sang eyang dan ayahnya, " bunda bataimana yayah? " si sulung yang menanyakan bundanya.

" hic hic- " , reiko yang sesenggukan.

" dede ayi tapan telualnya ayah? " si anteng akhirnya membuka suaranya. Adioati usap surai hitamnya dan beri pengertian, " sebentar lagi ya.. kita berdoa supaya bunda dan dede keluar dengan selamat. "

" Aamennn!!! " anak anaknya kompak berdoa pada Tuhan untuk kelancaran bunda dan adiknya yang berjuang di dalam.

Beberapa jam mereka menunggu, ruang operasi juga belum terbuka buka. Perasaan cemas adpati dapat dilihat dari raut wajahnya, tapi seakan hilang begitu saja sesaat dari kamar operasi terdengar suara lengkingan nyaring.

" oekk! Oekk! Oo ekk! "

Suara yang dapat didengar 4 anak kecil dan 2 orang dewasa di luar ruangan operasi, air mata adipati terjatuh bebas dan tangannya bertaut tak berhentinya mengucap syukur pada Tuhan.

" Puji Tuhan!!! Hiks. "

Sadam terlihat bahagia sekarang, cucu kelimanya lahir dengan sehat. Sesaat pintu kamar operasi terbuka, box bayi yang akan dipindahkan keruang bayi sebentar untuk di observasi dan dibersihkan melewati mereka semua.

Lalu disusul sang ibunda yang sudah ditindaki untuk di bawa keruang perawatannya semula, raut wajah bahagia terukir di wajah cantik irene.

Adipati cium kening istrinya dan mengucpkan terimakasih, anak anaknya menyambut sang bunda dengan lenuh suka cita.

Setelah pemindahan irene keruangannya semula, mereka semua berkumpul diruangan irene.

Ada dimitri dan teressa yang baru datang tadi, " gasabar, segemes apa ponakanku! "

Suster datang membawa box berisi bayi yang cantik ,menggemaskan , tampan dan manis menjadi satu.

" tetil telali tati dedek hihi.. jeje demec "

" hihi yucu, awwo dede ini tata ico!! "

" emeeeccc.. jetjet mawu endong dede:( "

Lihatlah abang kakak si bayi ini begitu tak sabaran dan gemas sendiri pada adiknya yang baru lahir.

Dimitri dan teressa juga begitu gemas, sang eyang yang juga melihat rasanya begitu adem sekali.

Sekarang mereka sedang memikirkan sebuah nama untuk si mungil yang berada di gendongan ayahnya,

" jadii??? Bapak juga mau ikut nyumbang nama ndak?" Sadam menggeleng, karna itu biarkan mereka yang memikirkannya.

Sang eyang hanya msnatap si bayi mungil yang sedang dibawa anaknya, terlihat tangan eyang nya mengelus surai si bayi. " tole bagus.. semoga jadi anak yang pinter, berbakti sama bapak dan ibumu, jangan bandel kaya bapakmu ya le, aduhh eyang pingin nangis le. "

" bapak jangan nangis to.. adi jadi pingin ikutan nangis, terimakasih ya pak. Sekarang cucu bapak yang kelima sudah lahir, sudah ketemu eyangnya. Bapak juga sehat sehat ya, biar cucu bapak ini bisa bapak gendong. "

Sadam ulurkan tangannya menepuk pundak anaknya ini. Sadam begutu bahagia seperti adipatinsaat kelahiran adipati dulu.

Begitu nyaman dan adem melihat keluarga anaknya, sadam hingga meneteskan air matanya yang jatuh tanpa permisi.

" nduk.. bapak matursuwun banget, kamu sudah memberi cucu cucu yang baik , pinter dan sopan. Walaupun masih kadang bikin sakit kepala kalau nakal waktunya. Bapak matursuwun banget, kamu sudsh mencintai putra bapak yang bandel dulunya. "

" pak.. irene sayang sama mas adi sama anak anak, sayang sama bapak dan ibu juga. Bapak sehat sehat nggeh biar, cucu bapak yang ke 5 ini juga merasakan gendongan dan manjaan ala eyangnya hehe. "

Sadam terkekeh lalu menatap adem sang cucu yang tertidur, bibirnya mengecap di dalam tidurnya.

" kayanya adek laper bund.. " ,memberikan sang putra ke gendongan sang bunda untuk diberi ASI.

Anak anak adipagti yang tadi sudah menyambut adiknya, 5 menit yang lalu diajak dimitri dan teressa makan dulu. Karna sedari imut menunggu sang adik,mereka semua lupa makan.

" aku kepikiran nama deh mas.. "

" hmm? Apa?? "

" Sabiru, bagus ndak? " menatap wajah putra bungsu nya. " artinya juga bagus kalau diartikan mas. "

● Xabiru atau Sabiru jika dibaca adalah berarti , Pembawa terang , setia dan bijaksana.

" nanti manggilnya apa? " tanya eyangnya yang sudah mengembangkan senyumnya.

" biru.. eyang, tuh adek biru ditanya eyang. Siapa namanya nak? Biru eyang namaku. "

Sang eyang begitu gemas, nama indah cucunya.
Begutu juga arti nama anak anak adilati yang lain.

● Jefran yang berarti ambisi dan membaja, mangkanya adipati menamai sulungnya ini jefran.

Karna suatu saat bisa meraih apa yang diinginkan dengan tekatnya.

● Jetthro yang berarti berkelimpahan dan unggul

● Reiko yang berarti Keinginan yang kuat

● Haidan yang berarti Kekayaan / pekerja keras.