Chapter 9

5 3 0
                                    

Happy Reading
~

Setelah itu zelena mulai menjelaskan rencananya, di mulai ia menjelaskan siapa itu weagle singkatan dari we are eagle, weagle adalah sebuah organisasi yang bisa di bilang sangat rahasia, bahkan rasanya mustahil untuk hanya bisa tau mereka ber berapa, ada yang bilang mereka ber belasan namun ada juga yang bilang ribuan bahkan ratusan.

Zelena juga tak lupa menjelaskan hubungan rose diamond dan juga weagle, jadi sekitar dua tahun yang lalu muncul sebuah berita yang cukup menghebohkan namun dalam sekejap ada hari dimana semua orang sengaja melupakan berita itu dan menganggap berita itu tak pernah ada.

Berita itu ialah mengenai rose diamond yang menghilang, benda yang sangat berharga bagi Negara dan sangat di rahasiakan kegunaan barang tersebut, lalu beberapa bulan setelahnya muncul sebuah pemberitahuan yang bahkan hanya orang-orang penting yang mengetahui hal tersebut.

Dimana pemerintah akan memberikan imbalan ataupun mengabulkan permintaan orang yang bisa mengembalikan rose diamond dan zelena yang mulai tertarik mulai mencari tau sedikit demi sedikit hingga sampai dia menjadikan weagle sebagai tersangka.

“mekk, gue mau lo terus bermain-main dengan mereka, buat mereka tertarik dengan bakat lo,” perintah zelena pada mekka yang menguasai percoddingan atau apapun itu yang ada di perangkat computer.

“untuk erin, awasi terus daerah tempat kerja part time lo, karena gue curiga ada markas mereka di dekat sana,” perintah zelena pada erin yang bekrja part time di sebuah café.

“mon, gue mau lo deketin dia,” ucap zelena sambil menunjukkan sebuah foto.

“DIH, KOK CUPU GINI,” ucap Montez dengan keras karena melihat foto lelaki yang berkacamata bulat dengan rambut mangkoknya yang membuat penampilan laki-laki itu seperti nobita.

“dia gak secupu itu, lo bisa ketemu dia di tempat ini,” ucap zelena sambil menunjukkan foto sebuah club malam, Montez melihat itu mulai sedikit tertarik.

Semuanya telah memiliki tugas masing-masing dan sedangkan untuk zelena sendiri ia juga mempunyai target di sekolahnya sendiri, setelah hari itu selesai mereka mulai menjalankan tugas masing-masing.

~

Pada akhir pekan Montez memutuskan untuk melihat secara langsung lelaki yang katanya tidak secupu itu namun dia tidak sendiri, ia saat ini bersama erin dan zelena.

Zelena menunjuk ke arah lelaki yang duduk di depan meja bar “itu orang nya,” Montez melihat kea rah yang di tunjukkan, ia mencoba melihat dengan sejelas mungkin karena warna-warni lampu disana menghalangi pandangannya.

Saat sudah melihat dengan jelas mulut Montez menganga tak percaya dengan apa yang ia lihat, orang itu terlihat sangat berbeda dari foto yang ditunjukkan kemarin.

Sehingga tanpa sadar Montez tersenyum puas, ia menjadi mulai semangat untuk menyelesaikan misinya dan tanpa sadar kakinya mulai melangkah mendekati lelaki itu.

Sesampai di depan meja bar itu Montez memilih duduk tepat di samping lelaki itu, tanpa izin Montez terus memandangi lelaki itu sampai lelaki itu tersadar bahwa ia terus dipandangi seseorang.

Lelaki itu menoleh namun Montez langsung membuang muka dengan alasan memesan minuman kepada bartender di depannya, saat minumannnya selesai di buat lagi-lagi tanpa izin Montez memandangi lelaki itu.

“apa yang lo liat?,” Tanya lelaki itu mulai tak nyaman di pandangi.

“wajah tampan,” jawab Montez dengan tangan menyanggah dagunya.

“jalang biasa ternyata,” ucap lirih lelaki itu namun masih terdengar oleh Montez.

“enak aja lo, biarin gue mandangin lo sampai minuman gue habis,” ucap Montez tak masalah di katai seperti itu.

Lelaki itu tak menanggapi namun ia masih tetap duduk disana, satu,dua, sampai tiga menit Montez tak bisa menahannya lagi “nama lo siapa?,” Tanya Montez tak bisa menahan lebih lama lagi.

Lelaki itu menoleh “kepo,” ucap lelaki itu dan langusng membuang muka.

“yaelah nama doang, ribet amat,” keluh Montez.

“minum ini sekali tegukan, baru gue kasih tau,” ucap lelaki itu sambil memberikan sebuah gelas besar yang penuh berisi alkohol.

“kecil mah ini,” ucap Montez lalu segera meminumnya sampai kandas tak tersisa setetes pun.

Montez memutar gelasnya untuk memperlihatkan pada lelaki itu bahwa ia berhasil menghabiskannya “so!,” ucap Montez menuntut balasannya.

Lelaki itu tertawa kecil “hebat juga lo,” ucapnya lalu jeda sebentar “gilar,” ucapnya menyebutkan namanya.

“oke, gue catet, jangan kaget kalo nanti kena santet,” canda Montez membuat lelaki bernama gilar itu tertawa karena cukup terhibur.

Montez berdiri “yaudah thanks waktunya, gue pergi dulu,” ucapnya pamit lebih dulu.

“nama lo siapa?,” Tanya gilar yang menghentikan Montez yang hendak pergi.

“Montez,” jawabnya tanpa basa-basi.

“kita bakal ketemu lagi?,” Tanya gilar lagi.

“kalo kita ketemu lagi, itu tandanya sesuatu akan terjadi,” jawab Montez terakhir kalinya sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan gilar.

Montez hendak keluar dari club itu namun ia tak sengaja melihat erin di goda laki-laki bejat, awalnya Montez malas membantunya, entah dorongan darimana Montez menghampiri erin dan memukul kepala laki-laki bejat itu satu persatu.

“ganggu banget sih lo bangsat,” bentak Montez lalu menarik erin agar segera keluar dari club.

Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil yang mereka bawa kesini dan sekarang tinggal menunggu zelena kembali.

“kemana zelena?,” Tanya Montez.

“tadi katanya ke belakang,” jawab erin sedikit gugup.

“makasih ya,” ucap erin akhirnya memebaranikan diri mengatakannya.

“kalo bukan karena kita setim, ogah gue bantuin,” ucap Montez tanpa mengalihkan pandangan dari hpnya.

~
Continue

Same but DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang