Chapter 11

6 4 0
                                    

Happy Reading
~

Seminggu telah berlalu Montez kini mulai akrab dengan rangga dan selalu ikut menyaksikan rangga yang terus menindas beberapa siswa atau siswi yang telah menjadi targetnya.

Pada hari ke 12 setelah Montez pindah ke sekolah itu, kini saat jam istirahat Montez, rangga dan ke empat teman lainnya sedang makan di kantin.

“lama bener si melar belinya,” dumel rangga yang menunggu gilar membeli makanan.

Dengan langkah cepat gilar datang membawa pesanan rangga dan yang lainnya “maaf lama tadi antri,” ucap gilar.

Rangga yang kelaparan segera memakan makanan yang ia pesan tanpa menjawab alasan dari gilar, sedangkan gilar yang hendak pergi namun tiba-tiba saja di Tarik oleh Montez untuk tetap disini.

“sini, makan ini cepet,” perintah Montez memberikan salah satu jajanan yang ia pesan.

Gilar yang terlihat bingung mau bereaksi seperti apa seketika ditarik oleh Montez untuk duduk di sampingnya dan rangga yang melihat itu hanya acuh tak acuh.

“eh kalian gak mau ke club baru yang ada di **,” ucap Montez tiba-tiba sampai membuat gilar reflek menoleh ke arahnya.

“lo suka main ke club ternyata,” ucap rangga.

“yaudah ayo kita kesana, kapan?,” ucap salah satu teman rangga dan semuanya pun juga setuju dengan itu.

“minggu depan pas malam minggu,” usul Montez dan langsung disetujui oleh rangga cs.

“gimana kalo dia kita bawa,” usul Montez lagi sambil menepuk keras pundak gilar.

“kalo mabuk nyusahin entar,” ucap salah satu temannya.

“boleh tuh, seru juga keknya,” ucap rangga yang setuju dengan usul Montez.

Mendengar itu Montez tersenyum senang “pokoknya lo harus ikut atau gue tending pala lu,” ancam Montez pada gilar dengan nada sedikit bercandaan.

~

Pada malam harinya semua tim warbek kini berkumpul di rumah milik zelena karena sudah saatnya mereka bertukar informasi.

“selama tiga hari ini gue udah ngikutin orang itu dan sekarang dia mulai merespon gangguan yang gue kirim,” jelas mekka lalu memperlihatkan layar laptopnya yang penuh dengan tulisan hijau.

“heh bangsat, tulisan apa itu anjer,” protes Montez terlalu jujur.

“aku juga gak paham,” ucap erin sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“terusin aja mekk, nanti kalo ada hasil yang jelas baru kasih tau aja kita,” ucap zelena lalu segera mempersilahkan erin untuk berbicara yang kebetulan ia bisa datang kesini sebab café tempat ia bekerja sedang libur.

“aku gak tau ini ada hubungannya atau tidak tapi, beberapa hari ini ada satu pelanggan yang mungkin seumuran kita yang terus datang berturut-turut,apalagi dia terus natap aku mana sesekali dia tersenyum,” jelas erin yang sesekali mengingat hal itu sambil bergidik ngeri.

“orang mesum biasa kali,” ucap Montez lalu ia dipukul oleh zelena.

“duh mulut lo licin banget,” geram zelena.

“kalo gitu, lo harus jaga jarak sama orang aneh itu,” saran zelena pada erin. “terus lo dapet apa?,” lanjut zelena bertanya pada Montez.

“nothing special, cuma si nobita orangnya sangat teliti dan hati-hati banget, so tunggu aja minggu depan,” jelas Montez.

“lo mau apa minggu depan?,” Tanya zelena penasaran.

“adadeh,” ucap Montez tak mau memberi spoiler.

Zelena mendengar itu hanya bisa mendengus kesal lalu kembali melihat ke arah mekka yang saaat ini sangat fokus menatap layar laptopnya.

Sampai tiba-tiba saja mekka berteriak “WEH DIA NGE CHAT GUE,” teriak mekka membuat semua orang terlompat karena terkejut.

“emang bangsat ya lo,” maki Montez sambil terbatuk-batuk karena tersedak air yang ia minum.

Sedangkan yang lainnya setelah menghilangkan keterkejutannya segera mendekat ke arah mekka untuk melihat layar laptopnya dan Montez berdiri dari duduknya lalu berjalan kebelakang mekka untuk ikut melihat juga.

“siapa lo?”
Itulah kalimat yang ada di layar laptop mekka.

“coba tebak” balas mekka mencoba untuk memancingnya.

“cowok?”

“bukan,” balas.

“cewek?”

“menurut lo aja” balas.

“menurut gue lo sekarang lagi gak sendirian”

Melihat itu mereka ber empat pun saling pandang satu sama lain.

“100” balas.

“lo mau apa?”

“mau ketemu” balas.

“ayo, kalau lo bisa hadapin ini”

Setelah kalimat itu muncul tiba-tiba saja laptop mekka gelap dan tak lama kemudian kembali menyala dengan banyak virus yang kini memenuhi layar laptop itu.

Melihat itu mekka kembali memfokuskan dirinya untuk membersihkan virus-virus yang dikirm oleh orang itu, sedangkan yang lainnya yang sudah tak paham dengan apa yang di lakukan oleh mekka segera kembali ke sofa masing-masing.

Setelah selesai mengobrol cukup lama satu persatu dari mereka pamit untuk pulang, sampai kini tersisa zelena dan mekka di rumah itu.

“lo nginep aja disini, lagian ini udah kemaleman,” tawar zelena dan langsung disetujui oleh mekka yang sampai saat itu masih fokus pada layar laptopnyalaptopnya bahkan sampai tengah malam tiba ia tak kunjung mematikan laptopnya.

~
Continue

Same but DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang