Chapter 6

5 3 0
                                    

Happy Reading
~

“len, kita ke rumah sakit ya,” ucap elang yang melihat kondisi zelena begitu buruk.

Saat elang hendak menyalakan mobilnya, zelena lebih dulu memegang tangan elang “jangan, gue gakpapa,” ucap zelena masih dengan tubuh yang bergetar.

“gakpapa darimananya,” ucap elang penuh ke khawatiran.

“lo punya air gak?,” Tanya zelena yang masih lemas.

Mendengar itu elang segera keluar dari mobil dan membeli sebotol air, tidak memakan waktu cukup lama Elang segera kembali “ini air,” ucap elang segera memberikannya.

Zelena menerima sebotol air itu kemudian ia merogoh tas yang ia bawa untuk mencari obat penenangnya, setelah mendapatkannya zelena segera meminumnya.

Dengan perlahan zelena mulai mengatur nafasnya mencoba menenangkan dirinya “makasih dan maaf gue udah ngerepotin lo,” ucap zelena setelah kembali tenang.

“lo yakin gak mau ke rumah sakit?,” Tanya elang yang masih khawatir.

Zelena hanya menggeleng-gelengkan kepalanya “lo khawatir ya sama gue,” goda zelena mencoba bersikap baik-baik saja.

“bahkan dengan keadaan seperti ini, lo masih bisa goda gue,” ucap elang dengan wajah serius.

Tanpa aba-aba zelena menarik tengkuk leher elang agar wajahnya mendekat padanya sampai dahi mereka bersentuhan “begini jauh lebih baik,” ucap zelena dengan wajah sedekat itu mereka bisa mendengar deru nafas satu sama lain.

“kenapa lo bisa seberani ini sama gue?,” Tanya elang setelah ikut memegang tengkuk leher zelena dan menariknya sedikit menjauh.

Kedua mata mereka bertemu “cup,” cium zelena tepat di ujung bibir elang lalu ia langsung mendorong tubuh elang agar menjauh darinya.

Elang langsung menutup mulutnya karena terkejut “apa yang lo lakuin!,” ucapnya tak terima.

Sambil tersenyum zelena pun menjawab “gak pas itu, lagian love language gue pyscial touch,” ucapnya sambil menaik-naikkan alisnya.

“gue pulang dulu ya,” pamit zelena.
Namun sebelum zelena keluar “biar gue anter,” ucap elang.

“gak usah, entar lo gue Tarik ke kamar gue, mau!,” goda zelena membuat elang menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“yaudah bye,” ucap zelena lalu ia benar-benar keluar dari mobil elang.

Melihat kepergian zelena entah mengapa hati elang masih saja terus mengkhawatirkannya “semoga dia baik-baik saja,” harapnya, elang yang ingat ada hal yang harus ia lakukan segera meninggalkan area taman kota itu untuk pergi menuju ke tujuannya.

~
Hari demi hari berlalu dan masih belum ada tanda-tanda mekka yang datang untuk bergabung dengan mereka, sungguh sangat menjengkelkan menunggu sesuatu yang tidak pasti bahkan zelena sudah pasrah jika mekka benar-benar menolak tawarannya.

“len, kamu gakpapa kan?,” Tanya erin yang datang dengan mebawa pesanan zelena.

“aman kok,” jawab zelena setengah berbohong.

Ditengah perasaan frustasi itu dengan suara bunyi dari arah pintu masuk seseorang yang selama ini mereka tunggu, wajah masam zelena seketika berubah secerah matahari melihat kedatangan mekka.

Mekka yang melihat zelena dan erin segera berjalan menghampirinya “oke, gue gabung,” ucap mekka yang akhirnya telah selesai mempertimbangkannya.

Zelena tersenyum puas “so welcome,” ucap zelena yang sangat senang.

Café yang saat itu sedang sepi pengunjung akhirnya mereka memutuskan untuk duduk bersama dan membahas misi untuk kedepannya.

“temen-temen gimana kalo kita ngasih nama tim kita,” usul erin tiba-tiba.

“buat apa?,” bingung zelena dengan mengangkat satu alisnya.

“ya buat identitas aja, kayak seru aja gitu, kamu setuju juga kan mekk?,” ucap erin lalu mencari pembelaan dari mekka.

“boleh juga,” jawab mekka dan seketika membuat erin tersenyum senang.

“yaudah terserah kalian deh,” putus zelena yang berpikir tidak ada salahnya juga memberi nama tim ini selagi tidak merugikannya.

Akhirnya mereka bertiga pun mulai mencari ide untuk nama tim mereka, satu persatu mengusulkan ide namun masih belum ada yang setuju, lalu tiba-tiba erin mengsulkan nama yang aneh.

“gimana kalo ceker,” usul erin.

“yakali ceker, emang apa artinya?,” ucap zelena yang terkejut dengan nama itu.

“ceker tuh singkatan dari cewek keren,” jelas erin.

“gak gak, pliss selain ceker,” tolak zelena sepenuhnya sampai membuat erin mengerucutkan bibirnya.

“warbek?,” usul mekka yang sedari tadi berpikir.

“apa artinya?,” Tanya zelena.

“artinya wanita berkelas, tapi kalo di singkat jadinya kan wabek karena jelek jadi agak gue plesetin jadi warbek,” jelas mekka.

“nahhh ini lebih baik, wanita berkelas itu mencerminkan kita banget, oke gue setuju,” ucap zelena langsung setuju.

“ya bagus-bagus, setuju juga,” ucap erin juga setuju.

Mereka pun akhirnya setuju untuk menamai tim mereka ini sebagai warbek, karena merasa sudah cukup bersenang-senang mereka akhirnya kembali membahas misi utamanya.

~
Continue

Same but DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang