Chapter 7

4 3 0
                                    

Happy Reading
~

“kalian pernah dengar tentang organisasi weagle?,” Tanya zelena.

Mendengar itu erin menggelengkan kepalanya karena masih asing dengan nama itu namun berbeda dengan mekka “gue tau, weagle gak bisa disebut sembarangan karena kita gak tau sebenarnya apa dan siapa mereka,” jelas mekka dan disetujui oleh zelena.

“kok serem, kayaknya mereka bahaya banget,” ucap erin sambil bergidik ngeri.

“gak perlu takut, biasanya yang katanya bahaya justru tidak bahaya sama sekali, begitupun sebaliknya,” ucap zelena.

“mekk lo bisa lacak orang?,” Tanya zelena.

Mekka mendengar itu tersenyum “kecil itu mah, pasti lo mau gue ngelacak orang yang ada di CCTV itu kan,” tebak mekka.

Zelena menggangguk dan mekka kembali meminta laptop pribadi milik café ini untuk menyalin rekaman CCTV nya, erin pun segera mengambil laptop itu dan mekka segera menyalin rekaman itu.

Setelah selesai menyalin ia mulai mengotak-atik laptop nya sendiri untuk mencari informasi tentang orang itu, cukup cepat mekka mencarinya mungkin sekitar 10 menitan ia sudah mendapat beberapa informasi tentang orang itu.

“mereka tidak bisa menipuku,” ucap mekka lalu memperlihatkan layar laptopnya kepada erin dan zelena.

“jika kalian merasa foto ini berbeda dengan orang yang ada di CCTV itu memang benar, orang itu menyamar, foto ini adalah tampak palsunya lalu ini adalah aslinya,” jelas mekka lalu menggeser slide selanjutnya.

Melihat itu erin menutup mulutnya yang menganga tak percaya sedangkan zelena juga terkejut melihat kemampuan mekka yang dengan mudah mendapatkan informasi berharga itu.

“mekk jangan pernah sia-siain bakat lo,” puji zelena.

“len jangan lupa janji lo,” ucap mekka mengingatkan.

“iya, gue juga akan bersihin nama kakak lo,” janji zelena.

“oh ya, orang satunya lagi gimana?,” Tanya erin.

“satunya lagi pasti punya bakat yang sama kayak mekka, jadi lo bisa ganggu dia gak lewat laptop lo?,” ucap zelena.

“bisa, tapi gue perlu waktu untuk melacaknya,” jawab mekka dan di setujui oleh zelena.

Karena terlalu senang zelena melupakan sesuatu sampai akhirnya ia tersadar “shitt, gimana caranya kita ngedeketin orang itu,” keluh zelena.

“erin,” ucap mekka.

“gak boleh, dia bakal cepet ketauan dan gue gak mau erin dalam bahaya,” tolak zelena.

“cari orang lagi lah,” usul mekka.

“siapa?, kita perlu orang yang gak gampang ragu dan pinter manipulasi,” bingung zelena sambil memijat pelipis hidungnya.

Mendengar itu semua erin tiba-tiba terlintas satu orang yang seperti itu, erin yang gelisah menarik perhatian mekka “lo kenal orang yang kayak gitu?,” Tanya mekka tiba-tiba.

“siapa?,” Tanya zelena penasaran juga.

“Montez,” jawab erin dengan gugup.

“kenapa harus orang itu, er lo gak inget apa yang udah dia lakuin ke lo!,” geram zelena.

“siapa Montez?,” Tanya mekka yang memang tak kenal dengan orang bernama Montez.

“dia orang yang merasa dirinya lah yang paling agung dan orang yang tak segan-segan menindas orang yang lebih lem,”belum sempat zelena menjelaskannya.

“Montez bukan orang seperti itu,” potong erin “aku kenal dia dari kecil, dia juga teman pertamaku, kami selalu bersama waktu kecil sampai tiba-tiba saja dia berubah drastis dan mulai menjauhiku,” jelasnya lalu terpotong karena erin kembali meneteskan air mata.

Melihat itu mekka dengan sigap mengusap pundak erin yang mulai bergetar “lalu apa yang terjadi?,” Tanya mekka mulai penasaran.

“setelah itu aku mulai mencari tau dan ternyata dia dilarang bermain dengan neneknya, dan anak-anak lain juga mulai mengejeknya dengan sebutan anak kandang,” jelas erin.

“len montez gak pernah tau siapa orang tuanya, dari dulu aku pengen bantuin dia tapi aku gak bisa apa-apa, tapi sekarang aku punya kamu, tolong cari tau siapa orang tua Montez dengan itu dia pasti mau bantu kita juga,” jelas erin kemudian sangat memohon kepada zelena.

Zelena yang mendengar cerita itu mulai merasa iba kepada Montez, cukup lama zelena bergelut dengan pikirannya sendiri akhirnya ia pun memutuskan.

“oke, gue akan temuin dia,” ucap zelena membuat erin reflek memeluk zelena.

“makasih len,” ucap erin dengan senang.

~
Continue

Same but DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang