Chapter 14

4 3 0
                                    

Happy Reading
~

“masa lo gak tau, intinya itu harta milik Negara gitu aja,” jelas rangga secara singkat.

“ya gunanya apa, kenapa sampai banyak orang merebutkannya,” ucap Montez.

“kalo kata ayah gue ya, rose diamond itu yang berharga itu ada di dalamnya,” balas rangga dengan mendekat ke Montez.

“hah, emang ada apa?,” Tanya Montez semakin penasaran.

“gue gak tau, tapi katanya di dalamnya ada obat yang bisa menyembuhkan semua penyakit, dari penyakit dalam, luar bahkan penyakit aneh yang belum ada obatnya,” jelas rangga.

“tapi apa hanya itu?,” Tanya Montez masih belum menerima.

“gue setuju sama Montez, kalau pun gunanya cuma buat obat kenapa malah para petinggi dan pengusaha yang mencarinya buka para dokter,” ucap aldo salah satu teman rangga.

“nah, pinter lo,” puji Montez.

“teori gue selain obat, di dalamnya mungkin ada berkas yang rahasia, kenapa gue bisa bilang gitu karena gak ada yang tau bagaimana bentuk rose diamond, bisa aja besar kan,” ucap miko teman rangga lainnya.

Mendengar itu Montez merasa teori itu ada benarnya juga, sungguh setelah mengetahui semua itu Montez semakin semangat untuk mencari tau keberadaan rose diamond.

“udah-udah, serius banget pembahasannya,” ucap aldo menghentikan topik serius ini.

“main TOD yuk,” ajak Montez dan langsung di setujui oleh semua orang.

Permainan itu pun di mulai secara bergantian mereka memutar botol dan siapapun yang tertunjuk oleh botol itu ia harus melakukan sebuah tantangan atau kejujuran.

Yang pertama kena adalah aldo, ia memilih dare dan tantangan nya ia harus mengajak berkenalan gadis yang ada disitu, semua orang tertawa puas melihat aldo yang berulang kali di tolak gadis.

Permainan terus berlanjut tantangan demi tantangan telah di lakukan dan kejujuran juga sudah di lewati dan kini tiba akhirnya Montez tertunjuk oleh botol yang berputar.

“dare,” ucap Montez.

“gue mau yang seru, jadi sekarang lo cium si cupu itu,” tantang rangga.

“oke siapa takut,” ucap Montez lalu menarik badan gilar agar kembali tegak.
Secara perlahan Montez menarik kerah baju gilar untuk lebih dekat padanya, karena tak mau berlama-lama Montez pun menempelkan bibirnya tepat di bibir milik gilar.

Rangga cs melihat itu terkagum-kagum dengan keberanian Montez, dan gilar yang sedari tadi sadar hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan Montez.

Setelah merasa puas menciumnya Montez langsung meminum kembali minumannya, sejujurnya ia tak pernah merasa segugup ini.

Mereka terus-menerus minum sampai semuanya kehilangan kesadaran kecuali gilar dan Montez, “bangun lo, mereka udah tepar,” ucap Montez.

Gilar pun bangun lalu segera melepaskan kacamatanya dan menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari-jarinya “bantu gue bawa mereka ke depan,” ucap Montez.

Gilar bukannya menjawab ia hanya menatap tajam Montez “apa lo liat-liat,” ucap Montez tak suka dengan tatapan gilar.

“cih,” decih gilar yang merasa kesal lalu memalingkan wajahnya.

“lo marah gara-gara gue cium,” ucap Montez dengan beraninya.

“skil nyium lo masih kurang,” ucap gilar membuat Montez terkejut.

“hah, oke entar gue belajar lagi,” ucap Montez membuat gilar reflek menoleh “sama orang lain maksudnya,” lanjut Montez.

“ad ague, kenapa harus orang lain,” ucap gilar seketika membuat Montez berdiri dari duduknya.

“a-yo, taksinya udah di depan,” dengan gugup Montez mencoba mengalihkan topic pembicaraannya.

Melihat reaksi Montez gilar tersenyum tipis lalu segera membantunya untuk mengantar rangga cs ke depan club, setelah memastikan semuanya sudah di antar pulang kini tersisa gilar dan Montez.

“mau bareng?,” tawar Montez karena ia membawa mobil.

“gue aja yang nyetir,” ucap gilar menerima tawarannya.

Montez mengangguk setuju lalu mereka berdua segera berjalan menuju ke tempat parkir mobilnya, selama perjalanan keduanya diam membisu entah kenapa mungkin tenaga ereka telah terkuras habis.

“loh rumah lo di sekitar sini juga,” kaget Montez setelah menyadari jalanan ini mengarah ke apartement nya.

“gak,” balas gilar.

“lah, terus lo pulangnya gimana dan lo tau alamat gue darimana,” bingung Montez.

“nih,” jawab gilar sambil menunjuk layar gmaps yang ada di samping setir mobil.
Karena terlalu malas untuk memprotes Montez memutuskan untuk diam saja sampai akhirnya mereka berdua tiba di parkiran  apartement Montez.

“yaudah gue pergi dulu,” pamit gilar lalu segera keluar dari mobil Montez.

“tunggu,” panggil Montez “thanks,” ucapnya.

Mendengar itu gilar hanya berdeham lalu segera berjalan pergi meninggalkan area parker mobil tersewbut, sedangkan Montez yang sudah memastikan gilar sudah pergi ia pun juga segera pergi menuju kamarnya yang ada di lantai 4.

~
Continue

Same but DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang