Bab 1 ✓

266 12 7
                                    

Haiii terimakasih yang baru bergabung. Aku bikin cerita baru nih!
Semoga banyak yang suka 🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻☘️☘️


Pertama aku mau kasih visual pemainnya dalam cerita aku dulu ya gengs 😀

Pertama aku mau kasih visual pemainnya dalam cerita aku dulu ya gengs 😀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual Atharazka Gafi, si babang tamfan

Visual Zoe Kamila bini Gafi, cantik kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Visual Zoe Kamila bini Gafi, cantik kan?

Visual Zoe Kamila bini Gafi, cantik kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual Kenan, sahabat Gafi. Cowok Mateng siap nikah nih, hihihi

Visual Jonathan sepupu Gafi tunangan Bea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Visual Jonathan sepupu Gafi tunangan Bea

Visual Jonathan sepupu Gafi tunangan Bea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual Dafa temen jaman kuliah Gafi

Nah untuk Visual Bea bisa kalian bayangkan pas baca selengkapnya nanti 💞💞😀






Pukul delapan malam, seorang laki-laki berparas tampan, bertubuh tegap, berusia tiga puluh tahunan baru saja pulang dari kantor.

Wajahnya terlihat lelah, bajunya pun kusut, rambutnya apa lagi sudah tak serapi waktu berangkat tadi pagi.

Brakk!

Pintu tak bersalah itu ia buka dengan keras, menimbulkan bunyi yang nyaring di hunian nan lenggang.

Seorang wanita muda terperanjat karena bunyi pintu yang keras tadi hingga membuat tidur nyenyaknya menjadi terganggu, ia pun segera beranjak menuju ruang tamu.

Ia usap kedua netra tupainya untuk mengusir kantuk yang terus menyerang.

"Owh, kau baru pulang. Ini aku sudah masak makanan kesukaanmu," ucapnya kaku serta kikuk pada seseorang yang sudah menemani hidupnya selama hampir dua tahun belakangan ini.

Namun pria yang di sapa tadi hanya menatap datar seperti tak melihat si wanita yang kini tengah menggunakan dres tidur berwarna putih, setelah terdiam sepersekian menit pria tadi beranjak ke kamar dengan langkah terseok-seok.

Wanita muda tadi hanya bisa menghela nafas beratnya. Menatap si pria dengan pandangan sulit di artikan lalu terkekeh pelan seperti orang gila.

Atharazka Gafi atau biasa di panggil akrab Gafi, pria dingin, cuek, overprotektif adalah nama suaminya.

Malam berikutnya Gafi si pria tampan itu pulang ke rumah dengan keadaan lampu yang belum menyala.

Ceklek.

Bunyi nyaring dari saklar lampu saking sunyinya ruang tamu itu, menatap ke seluruh penjuru rumah, biasanya istrinya akan menyambutnya tapi sekarang?

Wanita muda yang tak lain istri dari si tampan tengah terduduk di sofa panjang berwarna abu tua dengan menyilangkan kakinya, terlihat santai.

Ia menatap sang suami dengan pandangan sendu. Mengapa dan sampai kapan ia harus seperti ini, menjalani hari-hari seperti tiada arti.

"Mas ..." sapanya lirih tapi tak mungkin kalau Gafi suaminya tak mendengar.

Sosok tampan di hadapannya hanya memandang dengan pandangan kosong, lalu tersenyum tipis bukan maksud ku cenderung miring.

"Mendekatlah," ucap dari si wanita.

Gafi berjalan lambat karena memang terlampau lelah lalu mendudukkan dirinya ke sisi sang istri.

Ia sungguh lelah menjalani hari ini, kerjaan yang tiada habisnya sungguh menguras energi.

Ia sandarkan kepala pada pundak sang istri yang saat ini mengenakan dres tidur selutut berwarna hitam dan berbahan satin.

Rasanya halus, dingin, nyaman. Mata kucingnya perlahan terpejam karena nyaman. Tak terasa sudah tiga jam berlalu.

"Zoe," gumamnya lirih di sela tidurnya, wajahnya terlihat seperti sedang bermimpi buruk.

Wanita muda itu tiba-tiba terkikik.

"Hihihi hihihi, lucu sekali kau ini."

Wanita manis itu meletakkan kepala sang suami pelan ke sandaran kursi.
Lehernya terasa pegal dan kaku lalu dengan mudah ia memutar kepalanya ke belakang 90 derajat seperti burung hantu.

Krak!!

Suara tulang itu seperti patah.

Ding ding ding!!

Suara jam berdenting, tepat pukul dua belas malam.

Sosok itu menghilang bersama asap putih meninggalkan si tampan yang tertidur lelap.

"Gafi," panggil Kenan teman kerja si tampan yang kini jadi sahabatnya.

"Iya Bang, ada apa?"

"Are you oke?" tanyanya pada teman yang sudah ia anggap seperti saudaranya itu.

"Iya, kenapa memang?" tanya balik si pria berkulit pucat.

"Hemb, ya sudah, tidak apa. Kau hanya terlihat sedikit berantakan."

"Oh iya? Nanti aku akan ke salon bersama istriku."

Deg!

'istri? Istri yang mana?' batin Ken.

"Istri?" tanya Ken memastikan.

"Iya. Astaga apa kau sudah lupa pada istriku Bang?"

"Nanti aku akan mengenalkannya lagi padamu," imbuh Gaf jangan lupa dengan senyuman tipisnya.

"Bukankah istrimu itu ...?"

"Kenapa?" potong Gaf pada ucapan Ken.

"Sudah mati," jawab Kenan enteng namun lirih tapi masih mampu di dengar oleh Gaf.







.

.

.

.

.

TBC 👻👻👻👻

Nah loh?? istrinya Gaf sudah mati ternyata, jadi siapa yang di rumah Gafi??

Follow me 📍📍📍

Similar  (  Terbit ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang