2

334 35 5
                                    

°•••Happy reading•••°

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆

Pagi hari aku mondar mandir mencari kaus kaki yang entah ke mana.

"MAAAA KAUSS KAKI NAME)MANAAA??" aku sangat panik saat melihat jam.

Mamaku datang dengan membawa sepasang kaus kakiku. "Nih, makanya kalau naruh barang tuh jangan sembarangan." omelnya.

Aku hanya menyengir, kembali aku panik saat tidak melihat keberadaan Papa. "Papa mana Ma?"

"Papa udah berangkat kerja,"

"Yahhh Ma, terus Name dianterinn siapa dong??"

"Tadi Mama udah minta Sean buat anterin kamu. Tuh, kayak nya Sean udah nunggu kamu."

Aku memelas "Kenapa harus Sean, Ma." rengekku.

"Udah, sana. Nanti telat, hari ini hari senin.  Upacara kan?"

Aku menghembuskan nafas kasar. "Iyaa," aku menyalimi Mama "Name berangkat dulu ya Ma."

Aku pun keluar rumah dan melihat Sean yang sudah duduk diatas motornya.

"Pake ini, terus naik." Sean memberikan ku sebuah helm.

Aku menerima helm yang diberikan Sean, tapi aku kesusahan memakai nya.

Sean yang melihat itu, menarik nafasnya. Dia menarikku mendekat, dan memasangkan helm itu kepadaku.

Aku terpaku, 'Ternyata dia ganteng juga ya?" Batinku.

"Cepet naik! Lo mau dihukum gara gara telat?" ucapan Sean membuatku tersadar.

Aku pun naik, "Ck, tinggi banget motor lo!" decak ku kesal karena tadi kesusahan untuk naik.

"Lo nya aja yang pendek,"

Aku tak menghiraukan, Sean kemudian menyalakan motornya dan mengendarainya dengan kecepatan sedang.

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆

Motor Sean berhenti saat sudah samapi disekolah ku.

Aku turun dari motornya.

"Makasih," Aku hendak melangkah pergi. Namun, Sean menarik kerah bajuku.

"Ck, apalagi? Lo mau minta duit? Dih, ga ikhlas banget nganterin nya." cerocosku sebelum Sean bersuara.

Sean menatap ku datar "Lo mau bawa helm gue kesekolah lo?"

Aku reflek memegang helm yang ada kepalaku, aku tersenyum malu. "Hehe, lupa." ucapku sambil melepaskan helm Sean dan mengembalikannya.

Aku langsung pergi meninggalkan Sean. Astaga malu banget cokk.

Sean diam diam terkekeh kecil.

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚☆

Aku menunggu jemputan di halte bis, menunggu sampai setengah jam. Aku berdecak "Huh, papa mana sih?" ucapku sambil menelpon Papa ku.

Sebuah motor berhenti dihadapanku. "Belum dijemput?" tanya Bara--teman sekelasku.

"Belum," aku menghembuskan nafas kesal.

"Gue anterin, ayo naik."

"Gausah, gue nunggu bokap gue aja." tolakku.

Hello tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang