°•••Happy reading•••°
***
"Name ayo main kerumah Souta! Kemaren Name kan udah janji." Souta sedari tadi merengek padaku.
"Gue ga janji, ya! Gue cuman nge iyain doang,"
Bibir Souta melengkung kebawah "Name...."
"Pulang sana, hus hus." usirku.
"Ga mau," tolak Souta lirih, wajah nya terlihat murung.
Aku memalingkan wajahku saat melihat raut wajah Souta yang murung.
"Ga tega woee! Tapi gue masih kesel." batinku rasanya ingin berteriak.
"Lo, ck. Ini hari minggu Sou, jadwal lo live kan? Mending lo live sana, daripada ngerecokin gue mulu buat kerumah lo."
"Souta kayak nya ga live hari ini, Souta mau main sama Name."
"Masih jam 7 Souu, lo mau main apa sama gue?" heranku.
"Main sama Acan," Souta menunjuk Acan yang sedari tadi diam di depan pintu.
"Pasti lo belum sarapan kan?" tebakku dan dibalas anggukan oleh Souta.
"Tadi mama Souta udah siapin sarapan buat Souta, tapi Souta ga mau sarapan gara gara Souta mau cepet cepet main sama Name."
"Mau sarapan bareng sama gue?"
"Mau!" jawab Souta antusias.
Aku mengajak Souta ke meja makan, hanya kami berdua. Karna Mama dan Papa ku sedang pergi.
"Mau makan apa? Nasi goreng, roti bakar atau mau dua dua nya?" tanyaku.
"Roti bakar aja."
Aku memberikan piring yang berisi roti bakar kepada Souta.
Aku dan Souta sarapan tanpa suara. Setelah selesai, aku membersihkan meja makan.
"Ayo," ajakku setelah selesai membersihkan meja dan piring.
Souta dengan semangat langsung menggendong Acan dan memegang tangan ku.
"Ketaman aja ya? Gue masih males sama sepupu lo," pintaku.
"Okeii, asalkan Name mau main sama Souta."
Kami pergi ketaman dengan berjalan kaki, sekalian berolahraga. Souta sedari tadi memegang tanganku, dia enggan melepaskan sampai ditaman.
Taman, tempat yang pernah kudatangi bersama Souta 2 minggu yang lalu.
"Terus mau ngapain lagi?" tanya ku sambil duduk disebuah ayunan yang muat untuk 4 orang
"Main kek gini aja deh." ujar Souta ikut duduk diayunan bersamaku sanbil memangku Acan.
Hening.
Karna bosan, aku memilih memainkan handphone ku. Pas sekali, Bara menelponku.
"Gue mau ke toko es krim, lo mau ikut? Kalau mau, gue otw ke rumah lo." ucap Bara disebrang sana. Apapun tentang es krim, rasanya aku tidak bisa menolak.
Aku melirik sekilas Souta yang masih sibuk. Ralat Pura pura sibuk bermain dengan Acan.
"Em, bentar." Aku menjauhkan handphone dan menatap Souta.
"Sou, gue pergi sama Bara bentar. Bolehkan?" izinku kepada Souta dengan suara pelan.
"Pergi aja, ngapain segala izin ke gue?" sarkas Souta sambil turun dari ayunan bersama Acan dan pergi meninggalkan ku.
Aku menatap kepergian Souta.
"Maaf, kek nya gue ga ikut. Lain kali aja ya, sekali lagi maaf." Setelah itu aku langsung memutuskan kan panggilan.
Karna merasa bersalah aku pergi kerumah Souta untuk membujuk Souta yang sepertinya kesal.
Setelah meminta izin ke tante Gea, aku kekamar Souta.
Aku membuka pintu kamar Souta perlahan dan masuk kedalam.
"Souu?" Panggilku pelan, aku melihat Souta yang sedang berbaring di ranjang dengan selimut yang membungkus badannya sampai ke kepala.
Souta tidak menghiraukanku.
"Dih, ngambek lo?" aku menyingkirkan selimut dari badan Souta.
"Apasi Name!" Ketus Souta menatap ku kesal.
"Ck, lo kalau ngambek pasti kek gini. Yaudah nih ya, gue minta maaf!"
"Ngapain minta maaf? Lo ga salah."
"Ya gue minta maaf biar lo ga ngambek lagi," jelasku.
Souta berdehem.
"Dah gue maafin." ucap Souta dengan ekspresi wajah tidak ikhlas.
"Dih idihh, ga ikhlas banget."
"Yang penting udah gue maafin, jadi sana huss huss." Usir Souta dengan mengibaskan tangannya.
"Lo ngusir gue dari kamar lo? Oh gitu? Oke."
Wajah Souta seketika panik. "Enggaa, kalau lo mau dikamar gue. Boleh kok, selamanya juga boleh." ucap Souta dengan cepat.
"Stres."
"Yeee serah gue, katanya lo mau ke toko es krim sama si batu bara itu. Kenapa ga pergi?"
"Kepo lo," ledek ku.
"Cih,"
"Ga jadi, soal nya ada anomali biru yang pundung pas gue mau pergi." Sindirku.
Souta terlihat menyembunyikan senyumnya. Alhasil, dia cengar cengir tidak
jelas.Aku menatap aneh. "Kesurupan lo?"
"Engga ya!"
"Dah lah, gue mau pulang."
"Boong! Pasti mau pergi sama si batu bara itu!" ujar Souta tidak percaya.
"Sok tau loo!"
"Emang bener kan! Lo alasan pengen pulang padahal mau pergi sama dia!"
Aku tersadar ketika sesuatu pikiran terlintas di otakku.
"Emang nya lo siapa gue? Kita cuma tetanggaan, kenapa lo ngelarang gue terus?"
Souta terdiam.
"Lah iya," ucap Souta setelah terdiam sebentar.
"Yaudah si, pulang sono!" usir Souta kepadaku.
"Yee, ini juga mau pulang!" Aku melengos pergi.
Kini Souta sendirian dikamar, merenungkan perkataan Name.
"Gue siapa dia? Kenapa gue ga suka Name pergi sama Bara?"
"Anying lah, bodoo. Gue ga tau, gue kenapa?"
"Ck, sadarr Sou!" Souta menepuk pipi kiri dan kanan secara bersamaan dengan cukup keras.
***
Anjasss papalepapalepalee, akuu kembalii rorrr.
Maaf yaa baru up, soalnya ga tau lagi mau nulis apa🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello tetangga!
Teen Fiction☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆ Bagaimana perasaan kalian jika tetangga baru kalian ternyata adalah orang yang selama ini kalian kagumi dari layar handphone? ☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆