°•••Happy reading•••°
***
"Name? lo disini juga?" tanya Bara basa basi setelah menyalimi kedua orang tua ku, Aku juga menyalimi kedua orang tua Bara.
(Sangat sopan santun ya bund 2 anak ini🥰)
"E-eh, iya." Duh, aku bingung mau jawab apa.
Bara mengangguk. "Gue cuman mau nyapa doang sih, yaudah ya. Gue pulang duluan,"
Aku meng iya kan.
"Makanya, jangan asal nebak." ujar Mama setelah Bara dan kedua orang tuanya pergi.
"Yaa maaf, Name kira Bara yang mau dijodohin sama Name." Aku menyengir malu.
Ternyata bukan Bara yang mau dijodohkan denganku, huftt. Lalu siapa?
"Ma, ayo dong Ma. Calon suami Name siapa?"
"Nanti juga kamu tau, sabar Namee sabar." jawab Mama.
"Udah nunggu lama?" tanya seseorang wanita yang suaranya sangat aku kenal.
"Engga kok. Ayo duduk dulu, Gea." Mama mempersilahkan.
Tante Gea?? Dan Om Zio?
Hah
Jadi?
"Sean nya dimana?" tanya Mama.
(orang tua name sama orang tua Souta kalau lagi diluar manggil Souta pake nama Sean ya (◠‿・) )
"Sean tadi ada yang ketinggalan, jadi balik lagi ke mobil. Bentar aja kok," jawab Tante Gea.
Mama mengangguk paham.
"Ma? Jadi Name mau dijodohin sama Sou-- Sean?!" Mampus, ini kalau ada Soutachi di kafe ini pasti aku akan dilabrak habis habisan.
"Iya, kamu mau kan? Kalau ga mau sih, mama juga tetep jodohin kamu."
"Ta--"
"Itu Sean nya udah dateng." Mama memotong ucapanku.
Aku terdiam, bagaimana ini?? Tapi aku harus tenang, pasti Souta akan menolak perjodohan ini. Aku yakin. Sangat yakin.
Aku menatap Souta yang juga menatap ku, namun aku dengan cepat mengalihkan pandanganku.
"Sean, ayo sini duduk." ucap Tante Selia sambil menepuk kursi disebelahnya mengisyaratkan Souta untuk duduk.
Souta duduk dengan tatapan bingung.
"Kalian pasti udah tau kan, kenapa kita jadi ada disini." Ayah Souta menatap ku dan Souta secara bergantian.
"Jadi, Sean mau dijodohin sama Name?" Souta yang sedari tadi diam kini bertanya.
"Iya, kamu udah 23 tahun. Umur kamu juga udah cukup buat nikah," jawab Papa Souta.
"Tapi Name masih 18 tahun, Name masih mau sekolah. Name belum siap buat berkeluarga." aku berusaha menolak.
"Name, sebentar lagi kamu lulus. Jadi engga papa kalau nikah, soal kamu mau kuliah? Boleh kok kuliah walaupun kamu udah nikah. Jadi kamu mau alasan apa lagi?" Mama berusaha untuk mempertahankan perjodohan ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello tetangga!
أدب المراهقين☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆ Bagaimana perasaan kalian jika tetangga baru kalian ternyata adalah orang yang selama ini kalian kagumi dari layar handphone? ☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆