°•••Happy reading•••°
☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆
"Name..." Souta menatapku dengan tatapan terkejut, dia segera mematikan mic supaya para viewers nya tidak curiga.
"Matiin." tekan ku menyuruhnya mematikan pc nya dengan suara pelan.
"Tap--"
"Sou. Lo mau udahan mainnya atau kita yang udahan, hm?"
"Jangan gitu lah njir! Iya iya nih, gue udahan."
Souta kembali menghidupkan mic nya. "Maaf ya semuanya, Souta udahan dulu."
"Iya Sou, kita semua juga mau udahan. Yakan ges?" Kata Harris yang di iyakan Arion dan Gin.
"Oke guyss, sampai jumpa minggu depan ya. Otsuu!" Souta mengakhiri live nya.
Aku hanya menatapnya dari ambang pintu.
"Name ga masuk?" tanya Souta sambil menatap ku.
"Udah puas mainnya?" bukannya menjawab pertanyaan nya, aku malah memberinya pertanyaan yang sarkas. "Kapan sih lo mau nurut?!"
"Maaf." Souta berdiri dan menghampiri ku. "Gu-- Souta tau, Souta salah. Maafin Souta ya?" dia mengambil tangan ku untuk digenggam.
Aku tak menjawab.
"Namee, jangan diemin Souta. Souta bener benar minta maaf, Sou-- shttt." Souta memegang kepalanya, bahkan dia seperti tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri.
"Kan, apa gue bilang. Udah dibilangin istirahat aja dulu, malah ngeyel." Omel ku sambil menahan tubuh Souta supaya tidak terjatuh, tapi sepertinya aku sedikit tidak mampu. Salahkan lah tubuhku yang kecil dan pendek ini, tidak sebanding dengan tubuh Souta yang tinggi.
"Berat lo mah," ucapku setelah berhasil membawa Souta berbaring dikasur dengan susah payah.
"Lo nya aja yang---"
"Diem!"
Souta mengatup bibirnya, tidak berbicara lagi.
Aku membuka laci, mengambil obat untuk Souta.
"Nih obat buka mulut lo aaaaa," aku menyodorkan obat kemulut Souta, kemudian memberikannya air.
"Istirahat. Jangan main malem malem lagi, awas aja lo." Peringatku.
"Iya,"
"Iya-iya ae lo," sinis ku.
"Kali ini benerann, tapi ga janji."
"Lo mau gue tampol, hah?!"
"Bercandaa," Souta langsung bersembunyi diselimutnya.
Aku menggeleng kan kepala melihat kelakuan bayi dugong satu ini. "Tidur, gue pulang dulu."
Souta menyembulkan kepala nya dari selimut. "Name." Panggilnya.
"Hem?" jawabku.
"Makasih ya? Makasih udah repot repot ngerawat gue dari pagi sampe sekarang, lain kali gue ga bakal nyusahin lo kok, suerr."
Mataku menyipit menatap Souta. "Maksud lo nyusahin? Sou, gue ga ngerasa lo nyusahin gue. Jadi, jangan ngomong gitu lagi ya? Kalau ngomong gitu lagi, gue sumpel mulut pake cabe sekilo!"
"AKHH NAME LO EMANG TUNANGAN GUE YANG PALING BAIK, CANTIK, DAN LUCU, LOPEK LOPEK MUAHH. Ga nyesel gue nerima dijodohin sama lo." Seru Souta dengan nada alay.
Aku tersenyum kikuk. "He, g-gue pulang dulu. Papay!" Aku langsung ngacir pergi.
Kayaknya nya Souta lagi kerasukan sesuatu... Pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello tetangga!
Teen Fiction☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆ Bagaimana perasaan kalian jika tetangga baru kalian ternyata adalah orang yang selama ini kalian kagumi dari layar handphone? ☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆