3. Karna (III)-end

48 8 0
                                    

Mereka berpindah tempat.
"Apa?, kau pasti berhalusinasi kan. Vino sudah mati dan kau tahu itu kan"ucap Neo memegang bahu prao.
"Aku tahu, aku tahu itu. Tapi ini sudah lebih dari 10 hari sejak kita melakukannya. Aku yakin vino pasti menghantuiku"ucap prao memegang kepalanya.
"Sialan, ini gara garamu."teriak prao menarik kerah baju Neo.
"Apa maksudmu, kaula yang memotong tubuh-tubuh nya"teriak Neo.
"Itu karna kau yang memperkosanya bajingan, sialan. Membuatnya mabuk dan memperkosanya adalah rencanamu"ucap prao keras.
Tung
Tiba tiba terdengar suara yang membuat Neo dan pria kaget.
Mereka berdua menghampiri sumber suara itu dan tidak mendapati apapun

Seorang pria berambut coklat berkacamata itu berjalan dengan cepat.
"Tidak mungkin, itu bohong. Itu pasti bohong"ucap wan berjalan ketakutan.
"Apa yang mereka katakan?, vino sudah mati 10 hari yang lalu. Lalu siapa?"ucap wan membuka hpnya.
Dan terlihat chat obrolan dia dan vino.
Terakhir pesan dikirim adalah 1 jam yang lalu.
"Siapa yang membalas semua pesan ini?"ucap wan dengan gemetar.

1 Minggu kemudian
"Prao hari ini absen lagi, sebenarnya dia kenapa?"ucap Neo membuka handponenya.
Ting
Sebuah pesan masuk, dan itu berasal dari nomor tidak di kenal.
Terdapat pesan suara disana.
Tanpa ragu Neo membuka voice talk itu.
"Tidak hentikan Neo, sakit. Neo sakit"
"Neo cepat lakukan, potong tubuhnya"
"Apa yang kau lakukan kenapa kau diam saja?"teriak

Suara itu adalah suara vino, prao dan Neo. Tepatnya di hari kejadian itu.
"Siapa kau?" Balas Neo di pesan.
"Kau penasaran?, bagaimana kalau datang?"
"Sialan, siapa kau sebenarnya?"
"Mau datang?"
"Dimana tempatnya "
"Atap lantai 5 gedung kelas 10. Kau tahu kan jalannya"
"Sialan aku akan membunuh brengsek itu"ucap Neo berlari cepat.

Dia berlari memasuki gedung kelas 10.
Gubrak
Dia menendang pintu.
"Hei siapa kau"teriak Neo keras.
"Ah Neo "ucap pria berambut hitam pekat yang berdiri di ujung gedung sembari melambaikan tangan.
"Vi-vino?"ucap Neo dengan wajah memucat.
"Ya ini vino, apa Neo merindukan vino?"tanya vino berjalan mendekat.
"Jangan mendekat"ucap Neo mundur.
Gubrak tiba tiba pintu yang ada di belakang Neo tertutup sendiri.
"Apa ini kenapa pintunya tidak bisa dibuka?"ucap Neo mencoba membuka pintu

"Neo... Kenapa?, kenapa Neo melakukan itu pada vino"teriak vino keras.

Srrk
Tiba tiba tubuh vino menjadi potongan potongan kecil.

"Kenapa Neo memotong tubuh vino?"tiba tiba suara vino terdengar dari kursi tak jauh dari Neo.
Terlihat vino duduk disana dengan senyuman.
"Apa Neo membenci vino?"ucap vino lagi tapi kali ini berbeda tempat.
Vino berada tepat di samping Neo.

Mata Neo mulai berputar kesana kemari karna melihat 3 vino dan salah satu dari mereka adalah vino yang sudah terpotong potong.
"Kenapa ..... Kenapa Neo melakukan itu?"ucap 3 vino secara bersamaan.
"Bukankah Neo mencintai vino?, Kenapa?"ucap 3 vino itu lagi.
"Tidak... Aku tidak.... Orang yang memotong motong tubuhmu bukan aku...!"teriak Neo keras.
"Neo juga memotong tubuh vino"teriak vino keras.
"Tidak bukaan aku....!"ucap Neo berlari menuju keara pagar pembatas.

"Aku tidak melakukannya ... Bukan aku!"tanpa aba aba Neo melompat dari gedung bertingkat 5 itu.
Brak
Tubuhnya terjatuh dengan keras menghantam jalan setapak itu.
"Agh-aghkkkkk"teriakan keras terdengar.
Vino tersenyum dari atas sana, dan mata vino bertatapan dengan wan  yang tepat berada disana.
Wajah wanita menatap keatas dan berkontak mata dengan vino secara jelas.
Lalu vino menghilang.
___
Di sisi lain rumah prao.
"Prao... Ini salahmu, karnamu... Karnamu!"
"Tidak.... Jangan jangan hantui aku. Pergi pergi!"teria Prao keras.
Prao melihat Neo yang sudah berlumuran darah dengan wajah hancur.
"Tidak pergi.... Jangan bunuh aku.... Jangan bunuh aku!"teriakan Prao keras sembari mendorong Neo.

"Prao....!"ucap seorang wanita menangis melihat anaknya yang sedang di pegangi oleh perawat dan dokter rumah saki jiwa itu.

"Prao....!"suara vino terdengar di telingah Prao.
Terlihat pria berambut hitam dengan tas hitamnya.
"Tidak pergi.... Pergi.... Pergi....."teriak Prao melemparkan bantal itu keara vino yang sebenarnya adalah ibunya.
__
"Apa kau dengar katanya seseorang menemukan mayat di hutan dekat sekolah kita.!"bisik orang orang.
"Mayat... Mayat apa?"tanya wan yang baru sampai.
"Potongan mayat di temukan di sebuah hutan, dari seragam yang dia pakai itu sangat persis dengan seragam kita!"ucap mereka.
"Tunggu nama ini!"ucap wan melihat nama di seragam mayat yang di blur itu.
"Tunggu bukannya ini nama marganya vino!"ucap wan kaget.

"Tunggu.... Lihat ini ada berita lain juga!"ucap seorang wanita.
Itu adalah vidio saat vino di perkosa oleh Neo dan mulai di potong potong oleh Neo dan Prao.
"Astaga mengerikan sekali, lalu bagaimana dengan pelakunya?"bisik.
"Aku dengar Neo dan prao berakhir bunuh diri, ibu pria berkata kalau..prao menjadi gila dan akhirnya kabur dan di tabrak sebuah bus"bisik bisik.
"Hu.... Huweeek!"ucap wan yang berlari.
Wan terus berlari menuju toilet dan mengeluarkan semua sarapannya pagi ini.

"Wan!"terdengar suara vino tepat dibelakang wan.
Wan menegakkan kepalanya menghadap ke arah cermin besar didepannya.
Terlihat pantulan vino dari cermin itu, wajah vino tampak begitu pucat
"Wan.... Apa Wan takut dengan vino?"tanya vino
Wan hanya terdiam.

"Ke-kenapq kau kemari?"tanya wan sedikit ketakutan
"Vino hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada wan!"ucap vino tersenyum.
"Bye bye wan!"ucap vino
"Vino....!"ucap wan berbalik namun saat tubuhnya berbalik vino sudah benar benar menghilang dari sana.
"Vino.....!"ucap wan terduduk menahan air matanya.

Pria berambut hitam itu tersenyum sembari menatap seorang pria berambut coklat yang sudah bebas dari pembullyan tsb.
Pria itu juga menatap vino, dia melambai keara vino dan begitu juga vino.
Lalu srrk
Angin bertiup dan saat pria itu melihat lagi sudah tidak seseorang pun disana.

Sampai jumpa di sekolah berikutnya

From Another (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang