6. Uang Part III

32 10 0
                                    

"Sialan!"ucap park menggeprak meja itu.
"Beraninya jalang itu menolakku!"ucap park dengan wajah kesal.
"Aku akan membuatnya menyesal!"ucap park dengan wajah sangat sangat marah.
____
Esok harinya
Vino berjalan sembari menggendong tas hitamnya,tapi entah kenapa semua mata terus tertuju padanya.
Ada beberapa yang tertawa dan menatap Sinis.
Vino berjalan dan sampai di kelasnya, terlihat Parm yang sudah duduk di duluan di bangkunya.
"Parm, apa kau tahu mengapa semua orang menatapku?"tanya vino duduk di bangkunya.

"Hiraukan saja, mereka hanya orang orang yang tidak ingin menjadi korban!"ucap Parm pada vino.
Vino masih bingung.
"Bagaimana tentang tugas vidiomu dan P'park kemarin?"tanya parm.
"Dia bilang kameranya tertinggal di rumah temannya jadi kemarin kami belum merekam tugasnya!"ucap vino mengeluarkan buku.

"Begitukah, ku sarankan jangan dekat dekat terlalu pria itu. Dia terlihat mencurigakan!"ucap Parm.
"Baik!"ucap vino tersenyum.
Vino membuka handponenya dan mulai membuka sosial media, terlihat banyak postingan tentang dirinya yang masuk kedalam mobil park yang merupakan pacarnya Phing.
Semua kata kata di lontarkan adalah penghinaan.

Kata kata penghinaan itu seperti
"Pelacur pria!"
"Pelakor!"
"Jalang!"
"Tidak tahu malu!"
Dan banyak hal lainnya.
Vino menatap handponenya sembari tersenyum.

"Kata kata mereka membosankan!"gumam vino.
"Tidak ada variasi lain?"gumam vino lagi.

"Hei Parm apa kau tahu, kemarin aku pergi ke membuang sampah dan menemukan ini!"ucap vino memperlihatkan handponenya.
Vino memperlihatkan beberapa foto yang ia ambil.
"Aku menemukannya di tempat pembakaran sampah, kebanyakan dari mereka adalah wanita. Lalu aku juga menemukan data tentang phi yang kita lihat di vidio waktu itu!"ucap vino
Terlihat kertas kertas berisi riwayat hidup para siswa dengan foto fotonya.

"Aku tidak tahu kenapa benda ini di buang, tapi bukanka sedikit aneh."ucap vino
Parm melihat data data para siswa yang vino foto.
"Jika di lihat dari tahun pengumpulannya, mereka harusnya masih duduk di kelas 12 dan 11. Tapi setelah aku mencari ke setiap kelas. Aku tidak melihat mereka sedikitpun!"ucap vino
"Aku bertanya kepada kakak kelas kita, tapi tidak ada yang mau menjawab. Entah mengapa mereka seperti takut atas pertanyaanku. Jadi mereka langsung berkeringat dingin!"ucap vino mengoceh.

Parm terus memperhatikan satu persatu data itu.
"Emh itu memang aneh!"ucap Parm.
"Lalu aku juga menemukan ini!"ucap vino mengambil handphonenya dari Parm.
Dia mencari foto lain.
"Ketika aku Ingin mencari tahu tentang alamat para siswa ini, ternyata mereka sudah pindah. Tapi aku meminta bantuan temanku jadi aku menemukan beberapa alamat baru mereka?"ucap vino menunjukan handphone.
"Namun... alasan yang di berikan para orang tua begitu ambigu!"ucap vino memperlihatkan beberapa foto.

"Begitukah!"ucap Parm mengangguk sedikit.
"Terima kasih!"ucap Parm menepuk pundak vino.
"Aku aka mentraktir mu makan malam lain kali!"ucap Pram tersenyum.
"Emh?, Kenapa begitu tiba tiba?. Apa kau Menang lotre?"tanya vino Tersenyum.
"Mungkin!"ucap Parm tersenyum lalu pergi keluar dari kelas.

Vino mulai memainkan handponenya kembali, mata vino mulai bergerak dan melihat pria berambut abu abu yang duduk di sudut ruangan, pria itu beberapa kali melirik keara vino.
Kakinya sedikit begetar seperti sedang mengumpulkan keberanian.
Vino hanya melihatnya tanpa melakukan apapun sembari menunggu.
Tuk pria itu berdiri.
Langkah kaki mulai terdengar mendekat.
Brak
Seseorang menggeprak meja vino.
"Kau...!"ucap pria di hadapannya.
Vino mengangkat wajahnya sembari tersenyum dan melihat pria berambut abu abu itu sudah berada didepannya.
"Ada apa?"tanya vino tersenyum.
"Bisakah kau mendengarkan ku!"ucap pria itu sedikit keras.

Vino tersenyum
"Bukankah sebelum meminta sesuatu kau harus memperkenalkan dirimu sendiri!"ucap vino tersenyum dengan mata tertutup.
"Ah benar, namaku sea. Aku duduk di bangku ujung sana!"ucap dia menunjuk bangku paling belakang dan sudut di sebela kiri.
"Begitukah, jadi Sea. Apa yang ingin kau bicarakan?"tanyaku
"Bisaka kita ganti tempat dulu?"ucap sea
"Emh tentu"ucap vino berdiri.
Sea berjalan menuntun mereka berdua dan sampaila mereka di toilet yang ada di lantai pertama.
Clak
Sea mengunci pintu toilet.
"Jadi apa yang ingin kau katakan?"tanya vino
"Kau.... Apa kau mencoba untuk menyelidiki kasus percobaan bunuh diri yang terjadi sekolah ini?"ucap Sea

"Kenapa kau bisa berfikir begitu?"tanya vino memiringkan wajahnya.
"Dari kata kata dan nada bicaramu kepada Parm, terlihat seolah olah kau mencoba memancing Parm untuk mengetahui situasinya tanpa harus terlibat secara langsung!"ucap Sea
"Saat kau bilang tentang orang di balik kasus itu, kau sengaja menyebut alien agar Parm tidak sadar kalau kau sudah menyadari sesuatu!"ucap Sea

"Lalu kemudian hari ini, saat kau bilang kau menemukan berkas di tempat pembakaran sampah. Itu bohong kan!"ucap Sea
"Kenapa kau bisa bilang begitu?"tanya vino berkedip.
"Karna kemarin aku melihatmu masuk kedalam ruang kepala sekolah secara diam diam!"ucap Sea
"Aku melihatmu keluar sembari membawa amplop coklat tebal lalu kau pergi ketempat pembakaran sampah dan bertingkah seolah kau menemukannya tanpa sengaja!"ucap Sea lagi dengan cepat.
"Pfft!"ucap vino tertawa

"Kenapa kau tertawa?"ucap Som.
"Ternyata kau lebih pintar dari penampilan brandalmu!"ucap vino tertawa.
"Kau bisa menebaknya dengan cepat tapi kau melupakan 1 hal Sea!"ucap vino
"Yang ku lupakan?"tanya Sea
"Hal yang kau lupakan adalah kemungkinan kalau aku sudah tahu tentang kau yang mengikutiku"ucap vino.

"Kau sudah tahu?"tanya Som terkejut.
"Kau tahu, vino memiliki telingah dan mata yang tajam. Menyadari mu yang mengikutiku dengan kasar adalah hal yang mudah!"ucap vino tersenyum.
"Lalu kenapa kau tidak menangkapku jika kau sudah tahu?'tanya Sea bingung
"Emh...."ucap vino memegang dagunya
"Mungkin itu karena aku ingin tahu sampai kapan kau akan mengikutiku!"ucpa vino tertawa.

"Kau pasti punya alasan, jadi aku hanya menunggu kapan kau akan datang dan bicara padaku tentang hal yang ingin kau pecahkan!"ucpa vino tersenyum.
Sea perlahan menarik nafasnya dan menghembuskannya untuk menenangkan pikirannya.
"Aku.... Ingin meminta pertolongan mu untuk mengangkat kasus ini ke permukaan!"ucap Sea memegang tangan vino.

Perlahan dia menceritakan ceritanya, tentang kakak perempuannya yang di di rundung dan bahkan di perkosa . Meski dia sudah mengumpulkan banyak bukti dia tetap tidak bisa mengajukan tuntutan karena orang dibelakang para perundung itu memiliki status yang tinggi. Ada beberapa kasus dimana para penuntut lah yang di masukan kedalam jeruji dengan kasus pencemaran nama baik.

"Aku sudah mencoba menghubungi beberapa keluarga korban, tapi mereka tidak mampu untuk berdiri. Karna kebanyakan korban adalah orang dengan ekonomi menengah kebawah!"ucap sea.
"Kakaku mendapatkan begitu banyak luka, termasuk di kelaminnya, rahimnya juga hancur dan harus di angkat!"ucap sea menjelaskan lagi.
Meski dia terus mencoba, pada akhirnya air mata itu benar benar jatuh.
Vino yang bersandar sejak tadi perlahan menyentuh dagunya.
"Dia mencoba berkali kali untuk bunuh diri, tapi aku dan keluargaku selalu menghentikan sebelumnya dia berhasil melakukan aksinya!"ucap sea
"Lalu sekarang dimana kakakmu?"tanya vino.
"Dia berada di rumah, namun keadaannya tidak bagus. Dia tidak makan dan hanya diam!"ucap Sea dengan wajah khawatir.

"Begitukah, ayo kita ketempatmu!"ucap vino tersenyum.
"Apa kau tidak masalah?"tanya sea
"Emh, aku juga ingin melihat kondisi korban!"ucap vino tersenyum.
"Terima kasih!"ucap sea tersenyum menyentuh pundak vino.
Vino hanya tersenyum
___
Kembali ke kelas
"Dari mana saja kau?"tanya parm yang sudah duduk di kursinya.
"Oh... Aku berbicara dengan Sea"ucap vino
Parm hanya diam dan tak melanjutkan percakapannya.

Saat jam menunjukan pukul 15:00
Bel pulang berbunyi.
"Vino!"ucap Sea
"Oh Baik!"jawab vino berdiri.
"Vino!"ucap Parm menyentuh tangan vino.
"Ada apa?"tanyaku vino.
"Ingat kata kataku hari ini, berhati-hatilah"ucap Parm berdiri.
"Iya baik!"jawab vino tersenyum.

Setelah menaiki transportasi umum mereka turun di sebuah halte bus.
Mereka berjalan kaki sebentar lalu berhenti di sebuah rumah panggung yang terbuat dari papan itu.
Ada juga tempat duduk yang terbuat dari bila bila bambu di bawah rumah nya yang tinggi.
Sea membuka pintu yang terbuat dari kayu itu.
"Dimana orang tua mu?"tanya vino menaiki tangga yang terbuat dari bambu.
"Ayahku bekerja sebagai kuli bangunan sedangkan ibuku sedang berjualan beberapa camilan tradisional di stasiun!"ucap Sea berjalan didepannya.

From Another (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang