Suara kucing itu menjadi bersemangat lagi.
Vino melihat sebuah kardus di balik semak semak itu,perlahan memasukan kucing dan ibu kucing kedalam sana.
Perlahan bergerak sembari membawa 4 kucing itu, kucing itu tidak melawan dan mulai menjilati anak anaknya.Vino berjalan beberapa langkah dan menghilang di kegelapan gang, lalu muncul di dedapan sebuah rumah sakit dengan pakaian basah.
Dia berdiri untuk waktu yang lama disana.
Lalu terlihat seorang pria berambut coklat keluar dari pintu otomatis itu.
Wajah pria itu tampak begitu lelah tapi dia tetap berusaha bertahan.
"Parm....!"ucap vino memanggil pria itu.
Parm menoleh dan melihat vino yang sedang memegang kardus kecil yang ditutupi oleh payung hitam."Vino?"ucap Parm mendekat kepadanya.
"Kenapa kau kemari?, Apa kau terluka?"tanya parm.
Vino menggeleng, lalu membuka payung yang menutupi kardus itu.
Terlihat 4 bangkai kucing yang sudah membusuk.
"Aku menemukan mereka"jawab vino
"Mereka sudah mati beberapa hari yang lalu, si induk mati karna tertabrak dan sang anak anaknya mati karna kelaparan"ucap vino dengan wajah datarnya."Mereka kedinginan, jadi kupikir lebih baik untuk memayungi mereka. Namun mereka semakin menjadi dingin dan banyak belatung di tubuh mereka"ucap vino menatap bangkai kucing itu.
"Aku berfikir untuk membakar mereka sebagai upacara pemakaman, tapi tidak ada tempat untuk kremasi untuk hewan disini!"ucap vino melihat Parm.
Wajah Parm tampak berkerut dan terdiam."Mari kita kubur mereka"ucap Parm tersenyum.
Vino mengangguk dan mengikut langkah Parm.
Mereka berjalan selama 10 menit hingga akhirnya sampai di rumah beton 1 lantai berwarna putih itu.
"Masuklah!"ucap Parm membuka pagar yang terbuat dari papan itu.
Mereka masuk melewati gerbang.
"Tunggu sebentar aku akan mengambil cangkul!"ucap Parm membuka pintu dan masuk.
Vino menunggu diteras sembari menyentuh kucing kucing itu.
"Meow, meow"Roh sang induk kucing mendekat dan mulai menggosok dirinya ke punggung vino di ikuti oleh tiga anaknya.
Mereka memiliki buluh putih dan mata berwarna biru laut.
"Meow meow"
"Meow meow"
Mereka naik dan duduk di pundak vino dan mengeluarkan suara dengkuran yang menandakan mereka sudah nyaman."Aku sudah menemukannya!"ucap Parm keluar sembari membawa sebuah cangkul.
Kucing kucing itu turun dari pundak vino dan beralih melingkari kaki Parm.
Mereka menggosokkan tubuh mereka kepada Parm sambil mengeong.
"Baik!"ucap vino membawa kardus itu.
Hujan yang awalnya deras sekarang sudah benar benar berhenti.Vino dan Parm berjalan keara sebuah pohon besar yang ada di halaman rumah itu.
Setiap langkah kaki mereka selalu di ikuti oleh 4 roh kucing itu.
Hingga akhirnya mereka selesai di kubur.
Kucing kucing itu terus mengeong dan menggosok diri mereka pada vino.
Vino tersenyum menyentuh kepala kucing kucing itu.
"Kalian harus pergi sekarang"ucap vino tersenyum.Parm hanya berdiri disana dan tak menganggu percakapan vino.
"Meow?"si induk kucing terlihat seperti mengerti dan tersenyum lalu berjalan keara sebuah pintu yang di sebut gerbang kematian.
Di ikuti oleh tiga anaknya mereka perlahan masuk kedalam gerbang.
Vino tersenyum dan melambai.
"Meow"salah satu anak kucing itu berbalik dan berlari keara vino."Kenapa kau kembali, kau harus pergi bersama keluargamu"ucap vino kepada anak kucing itu.
Tapi anak kucing itu tetap menghampiri vino lalu mengetuk ngetuk lutut vino dengan kakinya yang lembut.
"Meow meow meow "
"Aku tidak menangis, aku tidak bisa menangis"jawab vino
Para iblis tidak memiliki rasa iba dan empati, tapi mereka memiliki air mata sama seperti manusia. Namun mereka tidak perna merasakan perasaan sedih untuk menangis.
Mereka bisa mengeluarkan air mata mereka tanpa harus bersedih ataupun senang. Karna air mata mereka di ciptakan hanya untuk menyesatkan para manusia."Meow meow meow"
Vino memeluk anak kucing itu cukup erat
"Yah terima kasih"ucap vino tersenyum.
"Meow"induk kucing itu memanggil anaknya
Anak kucing itu menjilat wajah vino lalu berjalan menghampiri induknya.
"Meow" lalu masuk kedalam gerbang ketempat saudara saudaranya berada.
Parm tetap berada di sana sembari melihat vino yang berbicara sendiri.Vino menatap keara langit gelap itu, perlahan muncul 4 bintang yang bersinar begitu terang di langit yang ia tatap.
"Apa kau sudah selesai berpamitan?"tanya parm kepada vino.
Vino mengangguk.
"Ya..."jawab vino perlahan berdiri.
"Apa kau butuh tisu?"tanya parm mengeluarkan sebungkus tisu dari sakunya.
"Tidak perlu, aku tidak menangis"jawab vino menatap Parm.
"Simpan saja"ucap Parm bersikeras memberikan bungkus tisu itu
Vino mengambil bungkus tisu dari tangan Parm dan memasukkannya kedalam kantong celana."Mungkin sudah waktunya aku pulang"ucap vino tersenyum kepada parm.
"Kenapa tidak menginap saja, ini sudah larut"ucap Parm melihat jam tangannya yang menunjukan jam 1 malam.
"Tidak apa apa"ucap vino tersenyum.
"Lalu aku juga sudah mengirim vidio tentang salah satu korban di handphone mu"ucap vino tersenyum."Apa maksudmu?"tanya parm
Tib
Handponenya berdering, terlihat notifikasi muncul.
"Semoga kakakmu cepat bangun dari koma nya"ucap vino tersenyum lalu mulai membentangkan payung hitamnya.
"Sampai jumpah di sekolah besok"ucap vino melambaikan tangannya dan meninggalkan Parm yang masih mematung disana.Vino berjalan di trotoar yang sepi itu, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di sampingnya. Vino langsung berlari , dia tidak bisa menyembunyikan bibirnya yang melengkung.
Namun empat orang itu menangkap vino dan berhasil membius vino.Mereka membawa vino yang tak sadarkan diri ke dalam mobil mereka. Vino terbaring di kursi paling belakang sendirian.
Perlahan vino membuka matanya dan tersenyum menatap park yang menyetir.Beberapa hari kemudian
Vino sudah 3 hari tidak masuk ke sekolah.
Ting
Sebuah vidio terkirim ke seluru sekolah secara bersamaan.
Orang orang yang penasaran dengan biasa membukanya.
Dan terlihat empat orang pria yang sedang memaksa seorang pria lainya."Hentikan,sakit. Ini sakit hentikaaan"teriakan vino terdengar di setiap handphone seluru orang bahkan di handphone kepala sekolah dan orang tua para murid.
"Sakit hentikan hentikan hentikan"teriak vino yang terus melawan.
Brak
Salah satu dari mereka memukul vino dengan benda tumpul dan membuat darah mengalir begitu banyak dari kepala vino.
"Ini salahmu, berani-beraninya kau menolakku"terdengar suara park yang begitu keras.Vidio itu cukup panjang dan vulgar.
Seorang pria berambut hitam bergelombang berjalan melewati koridor.
Terlihat beberapa perban melekat di tubuhnya, terutama di dahinya. Ada juga lebam lebam lain yang melekat di tubuhnya.Orang orang yang melihatnya mulai berbicara dengan suara cukup keras, vino tetap berjalan sembari menutup telinganya.
Melewati keramaian dan akhirnya sampai di kelasnya.Vino menarik nafas
"Sea,Parm Selamat pagi"ucap vino tersenyum lebar.
"Vino"ucap 2 orang itu berdiri dan menghampiri vino."Lihat itu, dia Kan"
"Dia mendapat banyak luka"
"Kenapa polisi belum datang dan menangkap bajingan itu?, Bukanka ini sudah keterlaluan?"
"Shhht, apa kalian mau menghilang""Vino"ucap 2 orang itu dengan wajah khawatir.
"Hei hei kenapa kalian melihatku begitu, aku tidak apa apa"ucap vino tertawa
"Apa mungkin kalian merindukanku?"tanya vino tertawa
Meski vino sudah Tersenyum wajah sea dan Parm masih tampak begitu khawatir.
"Ayo kita duduk"ucap vino tersenyum berjalan keara bangkunya.
Dia duduk disana dan menutup matanya sembari menyandarkan wajahnya ke meja."Vino?"tanya Sea
"Sepertinya dia tertidur"ucap Parm
![](https://img.wattpad.com/cover/369290072-288-k102052.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Another (BL)
Misteri / Thrillerkau tahu apa yang paling mengerikan di dunia ini?. tidak mereka bukanlah iblis melainkan manusia sendiri. mereka rela melakukan apapun demi tujuannya tercapai entah itu harus menjatuhkan orang lain dengan cara mereka sendiri. para manusia yang terti...