Sea membuka pintu depan.
"Masuk dan duduklah, aku akan menyiapkan beberapa camilan"ucap Sea menurunkan tasnya di sebuah kursi yang terbuat dari kayu.
Vino duduk di kursi kayu itu sembari melihat sekeliling rumah itu.Tap tap
Vino melangkah mendekati sebuah kamar yang di halangi dengan kayu.
"Hanya ada air putih, apa tidak masalah?"tanya Sea membawa nampan.
"Apa dia disini?"tanya vino menyentuh pintu yang di di halangi dengan kayu panjang itu.
"UM!"jawab sea mengangguk.
"Bolehka aku membukanya?"tanya vino.
"Yah silahkan!"jawab Sea menurunkan nampan keatas meja.
Lalu perlahan menyingkirkan kayu yang menjadi kunci pintu itu.Saat pintu terbuka, tercium bau yang tak sedap.
Kamar itu brantakan dan juga terlihat seorang gadis berambut abu abu yang kedua tangannya di ikat dengan seprai dan membuat gadis itu duduk dengan merentangkan tangan.
"Kenapa dia di ikat?"tanya vino.
"Karna dia akan mencoba untuk bunuh diri setiap menit. Jadi ayahku mengikatnya!"ucap sea dengan wajah khawatir.
Vino berjalan mendekat keara gadis itu dan perlahan melepaskan seprai yang mengikat kedua tangannya."Vino apa yang kau lakukan?"ucap sea menghentikan vino.
"Aku akan bicara dengan kakakmu, bisakah kau menungguku di luar!"ucap vino tersenyum
"Tapi!"jawab sea dengan wajah khawatir.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin bicara sebentar. Jika dia berteriak atau menjerit kau harus berada di luar!"ucap vino.
"Tapi vino...!"ucap sea
"Diam, bukankah kau yang meminta bantuanku!"ucap vino dengan nada keras.
Sea terdiam saat mendengar suara keras vino, lalu mengangguk.
"Tidak apa-apa, aku takkan menyakiti kakakmu!"ucap vino tersenyum.Sea keluar dari ruangan itu dan hanya meninggalkan vino dan kakaknya sea.
Vino berdiri dan mengunci pintu dari dalam.
"Hai... Aku vino, teman sekolahnya adikmu!"ucap vino melepaskan seprai dari tangan gadis itu.
"Aku punya beberapa pertanyaan padamu, ini mungkin akan membuatmu sedikit menjerit!"ucap vino tersenyum.
Vino membuka handponenya.
"Apa kau tahu siapa yang melakukan ini padamu?"tanya vino
Gadis itu tidak menjawab dan hanya melihat langit yang brwarna orange."Apa kau tahu dia?"tanya vino memperlihatkan beberapa foto.
Dan saat foto park.
"A-aghghkkkkkkk"teriakan keras keluar dari mulut gadis itu.
Wajahnya memucat dan tampak ketakutan setengah mati.
"Berapa banyak mereka?"tanya vino.
"Aghkkkkkkkkk pergi pergi pergi pergi!"teriak gadis itu keras.
"Apa kau ingat siapa siapa saja mereka?"tanya vino mendekatkan fotonya.
"Aghkkkkkkkkk pergi pergi pergi pergi pergi!"teriak gadis itu semakin keras dan keras.
"Sun!"terdengar suara pria cukup berat dari luar.
"Ayah kau tidak boleh masuk sekarang, temanku sedang berbicara dengan kakak!"terdengar suara sea juga bercampur disana.
"Apanya yang bicara, dia malah menyakiti sun!"teriak ayah itu keras."Aku akan tanya lagi, hukuman apa yang kau inginkan untuk mereka?"tanya vino lagi Tersenyum.
"Maaf, maaf, maaaf aghkkk maaaf!"jerit gadis itu keras.
"Sun, buka buka pintunya. Sun sun!"teriak dari luar.
"Jadi namamu Sun, nama yang bagus. Aku dengar dari sea kau dulu adalah gadis yang periang seperti matahari. Tapi orang orang jahat itu Mala membuatmu begini"ucap vino dengan nada halus.
"Apa kau ingin aku menghukum mereka?, Aku punya beberapa koneksi untuk menjatuhkan bahkan membunuh mereka. tapi jika kau tidak ingin angkat bicara aku malah tidak bisa membantumu!"ucap vino.
"Karna jika aku tidak tahu detailnya bisa saja aku menghukum mereka terlalu ringan!"ucap vino dengan halus.
Teriakan gadis itu berhenti.
Dan berganti dengan tangisan.
"Sun!"teriak keras, pintu itu di dobrak dengan keras.
Terlihat seorang pria berumur 40 Han dengan pakaian kotor.
"Ayah!"ucap sea menahan pria itu bersama seorang wanita parubaya.
"Yah, hentikan!"ucap wanita itu.Pria itu melihat anak gadisnya menangis dengan terisak dan membuat kemarahannya memuncak
"Kau bajingan!"teriak pria itu menarik kerah seragam vino.
"Apa yang kau lakukan pada anakku!"teriak pria itu mengangkat tinjunya.
"Ayah, berhenti!"ucap Sea menahan tangan ayahnya.
"Hiks hiks"tangis gadis itu.
"Kenapa aku harus berhenti?, Apa kau tidak lihat kakakmu menangis karna pria ini!"teriak ayah Sea keras."Ayah Tahan emosimu, bukanka sea bilang kalau temannya sedang bicara dengan Sun!"ucap ibu.
"Bicara apanya?, Dia hanya lebih menyakiti anak kita!"ucap ayah keras
"Hentikaaan!"teriak sun tiba tiba.
"Sun baru saja bicara?"ucap ayah dengan wajah tak percaya.
"Aku akan menceritakannya, tapi kumohon tolong hukum dia sekejam mungkin!"ucap sun dengan tangisan
"Itu mudah"jawab vino menatap sun dengan wajah tersenyum."Ayah lepaskan dia!"ucap Sea
"Benar, lepaskan dia."ucap ibu.
Perlahan tangan sang ayah melepaskan kerah seragam vino yang sudah menjadi kusut.
Mereka berempat duduk di lantai dan mendengarkan cerita Sun.
Sun bercerita sembari menitikan air mata, orang tua Sun dan Sea juga tak kuasa menahan air mata saat mendengar cerita dari sang anak sulung nya.Pembullyan yang berulang, kekerasan, perilaku para guru dan juga pemerkosaan yang di lakukan oleh 4 lelaki yang merupakan park dan teman teman gengnya.
Sikap guru yang seperti tak melihat, ancaman yang di berikan oleh park dan banyak hal lagi.
Vino terus mendengarkan dengan perlahan.
Setelah cerita selesai dua orang tua itu memeluk anaknya dengan tangis yang banjir.
Vino berdiri dan keluar dari ruangan itu, dia duduk di kursi ruang tengah untuk membiarkan waktu keluarga tersebut.
Perlahan memakan camilan yang ada di meja."Mungkin karna inilah aku benci manusia!"ucap vino mengambil tasnya dan keluar dari rumah panggung
Dia memakai kembali sepatu nya,
"Vino!"terdengar suara dari atas.
Terlihat sea berdiri disana sembari memegang bag paper.
"Ambil ini"ucap Sea melemparkan bag paper itu.
Vino menangkapnya dengan tepat dan membuka bag paper perlahan terlihat beberapa kotak camilan dan beberapa potong buah di sana.
"Terima kasih"ucpa Sea tersenyum.
"Untuk apa?"tanya vino melihat keara sea.
"Jika bukan karna kau, kami tidak akan mengetahui semuanya dan jika tidak ada kau mungkin kakakku masih akan terikat didalam kamar itu"ucap Sea tersenyum."Terima kasih untuk buah nya!"ucap vino tersenyum.
Sea mengangguk dan melambaikan tangan.
"Ah tunggu seben– eh?"ucap sea saat menyadari kalau vino sudah tidak ada disana.
"Bagaimana dia bisa berjalan begitu cepat?"ucap Sea menggaruk garuk kepalanya.Dimalam itu tidak ada bintang yang bersinar hanya ada kegelapan disana.
Parm yang menangis memeluk tangan adiknya
Sea yang menangis karna mendengar cerita kakaknya.
Dan seorang pria berambut hitam bergelombang yang berdiri di pinggir jalan sembari memegang payungnya.
Hujan turun dengan deras, seperti air mata yang tuhan turunkan untuk memperlihatkan kesedihannya.Pria berambut hitam itu menatap dingin keara jalan yang ada di hadapannya. Dia menunggu lampu untuk berubah menjadi merah agar bisa menyebrang.
Dia adalah sosok yang membenci manusia, dia benci kehidupan manusia yang pendek, membenci sifat rakus para manusia dan sikap abai dari manusia.
Kakinya bergerak dan melewati zebra cross, terlihat seekor kucing yang sudah terlindas mobil.
Semua kaki pada kucing itu sudah pata.Tapi dia tetap berusaha untuk bergerak, kucing itu bergerak sembari membawa sepotong kepala ikan di mulutnya.
Merangkak menuju Ara semak semak yang lebat itu, terdengar suara kucing kecil yang menangis memanggil ibunya.
Vino menatap kucing itu dan perlahan mengangkatnya, kucing itu terluka tapi tetap waspada.
Sesekali ibu kucing mencakar tangan vino, namun luka itu dengan cepat menghilang.Vino meletakkan kucing itu didekat semak, terlihat 3 anak kucing yang begitu imut dengan bulu putih indah.
Vino menyentuh luka kucing itu dan seketika luka itu sembuh dengan sendirinya.
"Meow!"
"Meow"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Another (BL)
Misterio / Suspensokau tahu apa yang paling mengerikan di dunia ini?. tidak mereka bukanlah iblis melainkan manusia sendiri. mereka rela melakukan apapun demi tujuannya tercapai entah itu harus menjatuhkan orang lain dengan cara mereka sendiri. para manusia yang terti...