9. Uang

40 14 0
                                    

"Phing ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi, setelah menggoda Park dia juga menggoda yang lainnya"ucap wanita berambut panjang berwarna coklat itu
"Benar kata Dam, pria itu harus di beri pelajaran"ucap Lin.
"Jangan khawatir, Aku sudah memikirkan hukuman apa yang harus diberikan kepada lacur itu"ucap wanita berambut hitam panjang sepinggang itu tersenyum.

"Pfft"seorang pria berambut hitam bergelombang itu hanya tertawa mendengar kata kata para gadis  dari balik salah satu bilik kamar mandi.
Ketika 3 gadis itu pergi dari toilet vino keluar dari bilik, ia menatap dirinya di kaca besar itu...
Lalu mengusap wajahnya dan mengubah wajahnya, rambut hitam pendeknya mulai memanjang.  Celana merah itu langsung berubah menjadi rok yang mencapai lutut.

Jepit rambut berwarna hitam dengan motif bunga berwarna putih melekat di kepala wanita itu.
Vino wujud wanita berdiri di atas rooftop gedung kelas 12, melihat orang orang yang berlalu lalang.
Lalu dia menemukan targetnya.

"Apa?, Park pergi ke gedung kelas 11?"tanya Phing.
"Yah aku yakin dia pasti akan menemui jalang itu lagi "Ucap Dam.
"Padahal kita sudah menyebarkan vidio itu, kenapa dia masih saja menggoda park?"ucap Lin.
Seorang wanita berambut hitam begelombang itu berjalan dari Ara sebaliknya.
Tuk
Bahu kedua wanita itu bertabrakan.
"Ow"ucap Phing.
Wanita itu tersenyum lalu membisikkan beberapa kata di telingah Phing
"Apa?"tanya Phing menoleh sembari memegang bahunya.

Namun wanita itu sudah di telan oleh keramaian orang yang brlalu lalang.
"Apa apaan wanita itu, kenapa dia tidak meminta maaf?"tanya Lin dengan nada kesal.
"Apa dia tidak tahu siapa orang yang dia tabrak?*ucap Dam.
Phing masih berdiri disana mematung.
"Phing ayo"ucap Lin menyentuh tangan Phing.
Phing mengangguk dengan wajah yang masih kebingungan.

___
Vino wujud pria duduk di kursi kantin bersama Sea dan Parm.
Mata vino was was melihat semua orang, dan menutup telinganya mencoba tak mendengarkan suara suara.
"Vino .. apa kau sungguh baik baik saja?"tanya Sea menyentuh pundak vino yang sejak tadi gemetar.
"Yah aku tidak masalah"ucap vino tertawa
"Vino, kau–"VINO" terdengar suara park dari belakang mereka.
Tubuh vino mulai gemetar keras, getaran itu sampai sampai membuat meja dan kursi ikut bergetar.

"Vino apa kau tidak ingin menjawabku?"tanya park lagi.
Getaran itu semakin keras dan keras, perlahan air mulai mengalir dari celana vino.

"Hei lihat dia kencing"suara salah satu teman park
"Hahah, lihat itu betapa menjijikkannya"ucap teman lainnya.
"Vino"ucap sea dan Parm langsung tanggap.
"Ayo kita pergi dari sini"ucap Parm merangkul vino.
"Benar, lebih cepat lebih baik"ucap Sea merapihkan barang barang vino.

"Vino"ucap park tiba tiba memegang tangan vino.
"Ugk"ucap vino tiba tiba memucat.
"Huwek..."vino segera mengeluarkan isi perutnya.
"Lepaskan dia bajingan"teriak Parm mendorong park keras.
"Sea jaga vino"ucap Parm.
"Baik!"ucap sea merangkul vino.

"Ayo kita pergi ke UKS"ucap Sea.
Mata vino melihat keara park, ia menyembunyikan senyuman di bibirnya dan mengangguk sembari menghadap kebawa.
"Aku tidak memiliki urusan denganmu"teriak Park.
"Vino... Vino.... Tolong dengarkan phi dulu"ucap park mencoba  mengejar.
"Hentikan, apa kau mencoba menyakiti vino lagi. Park"teriak Parm keras.

"Lepaskan aku, aku ingin bertemu dengan vino bukan kau"ucap park berteriak.
"Yang pergi itu harusnya kau bajingan"ucap Parm memukul wajah park.
Park tersungkur karna kuatnya pukulan Parm.

"Apa lagi yang kau inginkan darinya bajingan"ucap Parm menarik kera baju park.
"Apa tidak cukup mempermalukannya di internet, apa lagi yang kau inginkan..."teriak Parm keras.

"Park...."terdengar suara Phing yang begitu keras sembari menghampiri.
"Apa yang kau lakukan pada park"teriak Phing mendorong parm.
"Kalian juga, kenapa kalian diam saja melihat park di pukul"teriak Phing kepada 3 teman park yang mematung.
"Sialan, kalian semua tidak berguna."teriak wanita itu.

Parm memutar matanya dan membalik tubuhnya
"Hei... Kau tunggu"teriak Phing dibelakang.
"Apa kau tidak tahu ayahku"teriak Phing keras.
Parm memutar wajahnya dan memperlihatkan ekspresi yang sangat marah.
"Aku tidak peduli entah orang tuamu penjabat,guru atau bahka koruptor. Sebentar lagi keluargamu juga akan bangkrut"ucap Parm berjalan pergi.

"Bajingan, hei hei"teriak Phing.

"Sepertinya kau ingin membunuh seseorang, butuh bantuan?"
Suara wanita itu terngiang ngiang di kepala Phing.
Phing mengambil sebuah kertas dari sakunya yang bertulisan nomor handphone.

"Bajingan...."ucap Phing meremas roknya.
"Aku pasti akan....."

"Phing?"
_____
UKS gedung kelas 11.
Clak
"Bagaimana dia?"tanya parm yang masuk kedalam UKS.
"Dia sudah tertidur"ucap Sea.
"Apa dokter sudah sudah memeriksanya?"tanya parm.
"Yah, dokter bilang itu adalah trauma. Dia sedang meminta cap kepala sekolah untuk merujuk vino kerumah sakit besar"ucap Sea
"Kupikir itu tidak akan mudah"ucap Parm mendekat.
"Yah aku tahu apa pikiranmu, karna orang tua mereka (Phing & park) adalah investor terbesar yang membiayai sekolah ini"ucap Sea memegang kepalanya.

"Kau... Sejak kapan kau berteman dengan vino?"tanya Parm menyelimuti vino.
"Mungkin sejak aku mulai bicara padanya"ucap Sea
"Aku memiliki hutang Budi padanya, dia adalah orang yang membuat kakakku bicara dan membeberkan kebenarannya "ucap Sea.
"Apa maksudmu?"tanya Parm.
"Dia ingin menjujung tinggi keadilan untuk para korban, jadi dia menyelidiki banyak hal tanpa sepengetahuan orang lain"ucap Sea.
"Penyelidikan?"tanya Parm.
"Yah... Dia berusaha mengungkap semua kasus yang di lakukan oleh mereka, tentu saja kasus tentang adikmu"ucap Sea tersenyum.
"Bagaimana kau tahu tentang adikku?"tanya parm waspada.

"Bukankah kau harusnya sudah bisa menebak siapa informan mu selama ini, sehingga kau bisa mendapatkan beberapa bukti lain tanpa harus bersusah paya"ucap Sea tersenyum.
"Informan?"ucap Parm mengeluarkan handponenya

Ia menelpon nomor informan itu, tringg tringgg sebuah handphone berdering dari dalam tas vino.
Terlihat 3 handphone didalam tas itu dan handphone berwarna putih itu berdering.
Parm mengambil handphone itu dan terlihat percakapan mereka berdua disana, dan vidio vidio.

"Apa kau yakin kau baru bertemu dengannya waktu pindah kesini?"ucap Sea menatap Parm.
"Emh"ucap Parm mengembalikan handphone kedalam tas vino kembali.
"Dia adalah orang yang terlalu ikut campur bukan"ucap Sea.
"Yah... Dia terlalu baik"ucap Parm.
Lonceng berbunyi keras.

Mereka berdua ragu ragu beranjak dari ruangan itu.
Tapi akhirnya mereka memilih untuk kembali kekelas.
Vino membuka matanya, dan mengambil posisi duduk.
Dia memangku dagunya.
"Terlalu baik"ucap vino tersenyum.

"Kenapa para manusia bisa dengan mudah menyimpulkan sifat orang seperti itu?"tanya vino.
"Sepertinya aku juga mulai terbiasa tinggal bersama manusia, mungkin lebih baik ku percepat saja"ucap vino turun dari tempat tidur.

Tringg tring
Handphone vino yang berchassing biru tua berbunyi.
Masuk nomor yang tidak di kenal
"Hei"suara Phing terdengar dari sana.
"Tentang bantuan yang kau katakan tadi, apa kau bisa membantuku?"tanya Phing di handphone.
Vino Tersenyum.
"Tentu, tapi bayaranku tidak murah"jawab vino dengan suara wanita.
"Katakan saja apa yang kau inginkan, seberapa mahal harganya aku pasti akan membayarnya"ucap Phing.
"Bagaimana jika bayaranya adalah nyawa temanmu sendiri?"tanya vino
"Temanku yang mana?, Jika perlu ambil saja semuanya. Mereka hanya parasit yang hanya suka uangku saja"ucap Phing.
"Baiklah, kita sepakat. Dimana kita harus bertemu?"tanyaku.
"Temui aku di xxxx"
"Kha"jawab vino
Telepon pun mati, dan hanya menyisakan senyum di wajah vino.

From Another (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang