4. Uang Part I

31 8 0
                                    

Uang adalah material yang di butuhkan oleh seluruh orang di dunia.
Jika kau memiliki uang.... Apa yang akan kau beli?
Makanan...?
Benda...?
Sebuah gedung....?
Atau mungkin
Kebenaran....

"Tidak ada bedanya antara orang miskin dan orang kaya, setiap orang yang tinggal di dunia adalah insan yang sama. Tanpa perbedaan!"
Suara handphone gadis itu terdengar keras di dalam guyuran hujan yang deras, dia menangis keras di atas atap rumah sakit berlantai 3 itu.
Wajahnya terlihat begitu putus asa dan lelah.

gadis itu berdiri di ujung gedung lalu terjun bebas dan berakhir dengan tubuh yang menghantam sebuah mobil yang terparkir disana.
"Paaaaan!"suara teriakan pria juga terdengar jelas di bawah sana.

Tap tap
Seorang pria berambut hitam bergelombang itu berdiri sembari memegang payung segelap rambutnya.
Dia melihat keara gadis yang sudah tergeletak dan kumpulan orang yang bergerombol.
Namun matanya tak berhenti menatap seorang pria berambut coklat yang menangis sembari memeluk tubuh gadis itu.
Dia tersenyum, lalu menghilang.

____
"Selain sistem belajar yang mudah di pahami, sekolah juga memikirkan mental anak anak!"ucap seorang wanita yang berjalan didepan 2 orang pria.
Mereka memakai celana berwarna merah pekat.
"Sekolah memiliki ruang kesehatan di setiap gedungnya. Jadi jika kalian terluka atau mungkin sakit. Kalian berdua bisa pergi ke UKS di gedung manapun!"ucap wanita itu.
"Khab!"jawab mereka bedua bersamaan.

Mereka bertiga naik ke lantai 2.
Lalu berhenti sebuah kelas.
"11-3 ini adalah kelas kalian berdua mulai hari ini!"ucap guru itu membuka pintu.
Terlihat seorang guru wanita yang terlihat masih mudah berdiri dan menjelaskan.
"Guru Tan, saya membawakan murid pindahan!"ucap wanita parubaya itu.
"Kha, terima kasih Bu!"jawab guru Tan itu.
2 orang pria itu masuk kedalam kelas.

"Swaddikhab, namaku vino salam kenal!"ucap vino tersenyum sembari melambai.
"Hallo vino salam kenal juga, kalau yang di sebelahnya?"tanya guru Tan.
"Namaku Parm!"ucap pria berambut coklat itu singkat.

Setelah pengenalan, guru Tan mempersilahkankan mereka untuk duduk di kursi yah kosong.
Parm dan vino duduk di meja yang sama tepat di bangku paling belakang.

Vino mengeluarkan buku dari tasnya. Mata vino melirik keara Parm yang sibuk membuka ponselnya.
"Parm, kau akan di marahi jika bermain ponsel dikelas!"ucap vino dengan nada halus.
"Bukan urusanmu!"jawab Parm pada vino mengabaikan.

Waktu berjalan cukup cepat dan akhirnya bel istirahat berbunyi.
Ting
Sebuah notifikasi di hp vino berbunyi.
"Apa itu?"tanya vino mengambil handphone dengan chassing biru Dongker dari tasnya itu.
"Vidio apa ini?"tanya vino tampak kebingungan lalu membuka vidio yang dikirim oleh nomor tak di kenal itu.

Terlihat beberapa siswi dan siswa mengerumuni seorang siswi, hanya siswi itu yang menangis sebaliknya seluru orang disana justru tertawa.
"Astaga ... Ini mengerikan!"ucap vino sedikit.
"Bagaimana bisa mereka menyakiti seseorang seperti itu!"ucap vino menggeleng geleng.
"Tapi... Seragam merah tua ini terlihat tidak asing. Bukankah ini seragam kakak kelas kita?"ucap vino.
"Parm... Ini seragam kakak kelas kita bukan?"ucap vino memperlihatka vidio kepada Parm yang fokus kepada handphone nya sendiri.

Mata Parm bergerak dan sedikit melihat keara handphone vino.
Mata Parm membesar, dia menggenggam tangannya.
"Parm... Ini benar seragam kakak kelas kita kan. Apa aku salah yah?"tanya vino lagi.
"Ya.... Itu seragam kakak kelas kita!"jawab Parm melihat keara lain.

"Tapi bukankah sekolah ini menerapkan kesetaraan, kenapa mereka melakukan itu!"ucap vino bingung.
"Aku akan mencari kakak yang di keroyok dan berteman dengannya!"ucap vino berdiri.
"Hentikan!"ucap Parm.
"Kenapa?, Dia pasti butuh pertolongan sekarang!"ucap vino hendak berjalan.
"Kau tidak akan menemukannya dimanapun di sekolah ini!"ucap Parm membuat langkah vino terhenti.

"Apa maksudnya?, Parm apa kau mengenal gadis itu?"tanya vino melihat keara Parm, namun Parm hanya diam dan menghadap keara lain.
Vino terdiam sesaat lalu duduk kembali di kursinya.
Vino melihat handphonenya sembari menutupi senyumannya.

Beberapa saat kemudian Parm beranjak dari bangkunya.
"Parm.... Mau kemana?"tanya vino berdiri.
"Bukan urusanmu!"ucap Parm pegi dengan amarah.
"Kenapa dia begitu?"tanya vino memasang handset di telinganya.
Ia membuka handponenya dan menonton hal yang seru.

Terlihat 2 pria dan 2 wanita yang duduk berdampingan di belakang sebuah gedung.
Memegang rokok dimasing masing tangan mereka.
"Aku dengar dia mencoba bunuh diri?"ucap sala satu wanita.
"Lalu bagaimana akhirnya?"tanya perempuan lain.
"Entah kenapa, dia hanya terkena koma setelah melompat dari lantai 3!"jawab gadis pertama.

"Bukankah artinya dia masih hidup!"ucap wanita kedua.
"Apa yang kau takutkan Lin, sekalipun dia masih hidup dia tidak akan berani mengadukan kita!"ucap seorang pria berambut biru tua.
"Benar. Selama park dan Phing ada. Tidak akan ada yang berani melaporkan tindakan kita!"ucap pria lain.

"Keluarga mereka berdua memiliki koneksi yang luas, ingat kejadian saat park memperkosa adik kelasnya di SMP. Bukankah rumor itu menghilang setelah beberapa saat!"ucap pria pertama.
"Lalu kekuatan keluarga phing juga, aku perna mendengar rumor kalau dia perna membully adik kelasnya sampai sampai bunuh diri, saat keluarga gadis itu memintah pertanggungjawaban. Mereka langsung hilang dalam sehari!"ucap pria kedua

"Hei, apa yang sedang kalian ceritakan kenapa tidak mengajak kami?"terdengar suara perempuan lain.
Terlihat seorang gadis berambut coklat panjang bergelombang menggandengkan lengan sedang pria berambut merah terang.
"Oh.... Park,Phing. Tidak ada kami hanya menceritakan gadis terakhir kali. Ku dengar dia mencoba bunuh diri!"ucap gadis pertama.
"Emh.... Begitukah!"jawab Phing tersenyum.

"Kuharap dia cepat mati, bukankah begitu park!"ucap Phing tersenyum dengan mata tertutup dan membuat 4 orang lainya merinding.
"Yah.... Tubuh gadis itu lumayan!"ucap park menjilat bibir.

"Haaah.... Kenapa para manusia selalu saja menyukai hal hal seperti itu."ucap vino.
"Apa mereka tidak takut terkena karma?"ucap vino tersenyum.

Beberapa hari kemudian
Di kantin, vino duduk berhadapan dengan Parm sembari memakan makanannya.
"Parm, apa kau tahu?"ucap vino memulai pembicaraan.
"Jika kau tidak mengatakannya, bagaimana mungkin aku tahu!"jawab Parm ketus.
"Ah benar juga yah!"jawab vino.
Lalu membuka handponenya.
"Kemarin vino menemukan vidio lucu, mau lihat?"tanya vino mengangkat handponenya.

Tap tap
Terdengar langkah memasuki kantin, terlihat 6 orang berkelompok.
Dimana ada 3 orang pria dan 3 orang wanita datang sehari beriringan.
Mereka memakai seragam berwarna merah gelap.
"Kenapa kelas 12 ada di kantin kelas 11?"
"Diamlah, jangan ganggu mereka. Apa kau mau menghilang"
Bisik bisik orang orang di sekitar vino mulai terasa aneh.

Brak
"Hei!"teriak salah satu dari mereka menendang meja yang di pakai vino dan Parm.
"Apa kau gila?, Sudah kukatakan berkali kali. Meja ini adalah meja khusus hanya untuk kami!"ucap pria itu keras.
"Phi, apa kau tidak tahu. Ini adalah kantin untuk kelas 11 kantin kelas 12 ada di gedung berbeda!"ucap Parm ketus.
"Haaah, siapa kau?. Kau belum perna melihatmu!"ucap pria lain mendekat.
"Ya, kami baru saja pindah kemari dalam beberapa hari!"jawab Parm.
"Kami.... Maksudmu kalian berdua murid pindahan!"ucap park mendekat.
"Kau ... Siapa namamu!"ucap park kepada Parm.
"Parm!"jawab Parm ketus
"Kalau kau siapa namamu?"tanya park kepada vino yang sibuk memakan mie nya
"Hei... Kau!"ucap pria pertama menepuk pundak vino.
Dan membuat vino terkejut lalu tersedak.
"Uhuk... Uhuk uhuk!"
"Parm.... Air air!"ucap vino memukul mukul dadanya.

From Another (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang