2. karma (II)

91 12 0
                                    

____
"Vino kemana saja kau?"Tanya wan duduk di bangkunya
"Biasa toilet"ucap vino tersenyum.
Dia membuka tasnya, dan menemukan setangkai mawar putih.
"Emh ada apa?"tanya wan kepada vino.
"Tidak, hanya saja. Aku mendapatkan nya lagi"ucap vino mengeluarkan setangkai mawar berwarna putih itu
"Lagi?, bukankah ini sudah ke 5 kalinya"ucap wan.
"Iya, ini sudah tangkai ke 5"ucap vino.

"Tapi warnanya berbeda dari 4 tangkai kemarin"ucap wan.
"Ya, 4 tangkai kemarin berwarna merah pekat. Tapi aku tidak suka warna merah. Entah kenapa malah warnanya beganti"ucap vino memegang mawar itu dan mencium aroma nya.
"Aku memang lebih suka warna putih dari pada merah. Tapi bagaimana dia bisa tahu"ucap Vino
"Mungkinkah itu seorang stalker?"tanya wan merinding.
Mata vino bergerak dan melihat Neo yang bercuri-curi pandangan.
"Aku tidak tahu, namun aku lebih menyukai mawar putih ini dari pada yang sebelumnya"ucap vino tertawa kecil.

"Neo sepertinya kali ini dia menyukainya "bisik prao pada Neo.
Neo tersenyum sembari menggenggam tangannya.

Hari demi hari Bu ga mawar putih terus ada di dalam tas vino. Bahkan terkadang ada juga coklat disana.
"Vino, bukankah ini sudah sangat berbahaya "ucap wan pada vino.
"Hehehe, tidak apa apa. Aku menyukai bunganya"ucap vino tersenyum
"Vino"ucap prao yang berjalan bersama Neo keara kedua orang itu.
"Emh ada apa prao?"tanya vino tersenyum sembari memegang setangkai mawar hitam itu.
"Kau tahu, hari ini adalah ulang tahun Neo. Jadi kami mengundang beberapa murid untuk merayakan ulang tahun"ucap prao merangkul vino.
"Apa ada kue?"ucap vino dengan wajah penasaran.
"Ya ada kue, musik dan juga jus"ucap Neo tersenyum pada vino.
"Kelihatannya seru. WAN apa kamu ikut?"tanya vino melihat wan.
Wan menundukkan wajahnya.
"Aku perlu belajar karna ujian akan ada sebentar lagi"ucap wan begitu gugup.

Mata vino yang hitam pekat itu langsung mendapati mata yang bergetar itu.
"Baiklah aku akan ikut"ucap vino tersenyum.
___
Malam harinya sebuah rumah bertingkat 2.
Vino duduk di sofa bersamaan dengan teman teman Neo lainya
Banyak makanan dan minuman disana.
"Hei vino, apa kau perna minum alkohol?"ucap prao memegang gelas alkohol
"Bukankah kita masih di bawah umur"ucap vino
"Pfft hahahah" seketika orang orang disana tertawa terbahak bahak mendengar kata kata vino.
"Hei, bro. Kau masih mengikuti peraturan itu"ucap seorang pria lain merangkul pundak vino.

Pria itu menaru alkohol kedalam gelas.
"Ini cobalah, kau pasti suka"ucap pria itu menatap vino.
Dengan terpaksa vino mengambil gelas itu.
"Hanya 1 gelas kan"ucap vino memegang gelas itu.
Lalu gluk-gluk.
Mata pria itu menatap keara Neo yang juga meminum alkohol.
Mata mereka berdua saling menatap.
Musik dimulai.
Mereka bermain, makan dan minum alkohol yang sudah di siapkan di sana.

Beberapa jam kemudian.
Pria berambut hitam itu sudah terbaring tak sadarkan diri karna sudah banyak menegak alkohol.
"Kau harus membayar apa yang kau katakan padaku, ingat itu Neo"ucap pria itu menyentuh pundak Neo.
"Ya aku tahu"ucap Neo tersenyum.

Neo membawa vino kedalam kamarnya, perlahan Neo melepaskan semua pakaian vino dan hanya menyisakan celananya saja.
Neo bergairah dan meneteskan liur seakan melihat santapan yang lezat.
Ia melepaskan celananya, tersenyum dengan wajah mesum menatap tubuh vino.
"Apa?, Apa yang kau lakukan?"ucap vino yang terbangun.
"Neo, apa yang kau lakukan!"ucap vino mendorong keras.
Neo memegang tangan vino kencang dan mengikat vino dengan keras.

"Lepaskan... Lepaskan sakit sakit!"teriak vino keras.
Darah mengalir dari bagian bawah tubuh vino dengan deras.
Suara tangis vino terdengar keras sampai sampai membuat orang di luar kamar terdengar.
"Diam!"ucap Neo menutup mulut vino sembari terus menggerakannya.

Tanpa ia sadari nafas vino tela berhenti.
"Vino?"tanya Neo kepada vino yang masih ada dibawahnya.
"Vino?"tanya Neo lagi.
Ia menggerak-gerakkan tubuh vino, namun tubuh itu sudah tak memiliki nafas lagi.
Jantungnya berhenti berdetak dengan denyut nadi yang menghilang.

"Hei, Neo. Kenapa kau begitu berisik?"ucap Prao yang masuk kedalam pintu.
"Prao!"ucap Neo menatap wajah Prao.
"Apa?"tanya Prao mendekat.
Seketika Prao tersadar.
"Neo, kau apa yang kau lakukan!"teriak Prao.
"Aku tidak melakukannya dengan sengaja!"ucap Neo kepada Prao.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"ucap Neo panik.

"Tenang, mari kita pikirkan. Mau kita apakan jasadnya!"ucap Prao.
"Hei Neo, apa yang kalian lakukan. Kenapa kalian begitu lama sekali"terdengar suara dari luar.
"Ayo kita pesan makanan lagi, aku sudah sangat lapar!"ucap suara dari luar.
Neo dan Prao saling bertatapan.
"Tunggu sebentar aku akan membeli bebera makanan di luar!"ucap Neo yang berpakaian.
Mereka berdua memasukan jasad vino kedalam bathup yang ada di kamar mandi kamar Neo.
Prao keluar dari kamar Neo menuju dapur.

"Hei Prao, kemana pria manis tadi?"tanya salah satu pria kepada Prao.
"Oh... Dia tertidur didalam kamar Neo!"jawab Prao cepat lalu berjalan kembali menuju kamar Neo.

"Apa yang harus ku lakukan?"tanya Neo yang duduk di samping bathup tempat jasad vino terbaring.
"Neo!"ucap Prao yang datang membawa sebuah pisau.
"Apa kau gila!"ucap Neo
"Untuk sekarang, mari kita sembunyikan barang bukti!nya"ucap Prao memberikan pisau kepada Neo.
"Apa?"tanya Neo.
"Lakukan saja, apa kau mau berdekam di penjara!"ucap Prao.

Mereka bedua saling menatap dan perlahan memoton satu persatu bagian tubuh vino, mencincang tubuh vino layaknya sebuah daging.
Darah memenuhi bathup dan lantai kamar mandi dengan cepat.

Mereka mengeluarkan isi perut vino dan memotongnya kecil kecil layaknya dadu.
"Hiks!"ucap Neo yang berhenti menggerakkan tangannya.
"Neo, lakukanlah dengan cepat!"ucap Prao yang memegang paha vino lalu track membelanya menjadi 2.

"Phi Khab!"ucap Prao yang memegang sebuah plastik hitam
"Apa kau ingin beberapa daging?, Kami membeli daging terlalu banyak!"ucpa Prao kepada phi tersebut.
"Apa ini gratis?"tanya mereka
"Yah ini gratis!"jawab Prao dengan keringat bercucuran.

Setelah orang orang itu pergi dan hanya menyisakan prao dan Neo.
Mereka cepat cepat membawa tas hitam besar itu dan langsung menaiki sepeda motor dengan kekuatan penuh. Pergi ke arah hutan yang gelap dan brantara.
Tempat dimana para binatang buas berada.
Mereka berdua meninggalkan sisa tubuh vino disana agar benda itu dimakan oleh binatang buas didalam hutan.

Beberapa hari kemudian.
Sudah 4 hari berlewat tapi vino masih tidak kunjung datang kesekolah, tingkah Prao dan Neo yang seperti biasanya. Serta wan yang khawatir.
Mata Neo dan prao sesekali melirik keara bangku yang biasa di duduki vino lalu beralih pandangan kembali.
"Heheh, hari ini anak itu memberi kita uang lagi"ucap prao tertawa sembari melihat Neo.
"Ya benar"ucap Neo menghitung uang.
Tiba tiba mata prao melihat keara gedung kelas 10 lantai lima. Disana dia melihat seorang pria yang tak asing.
Mata prao seketika melebar.
Pria berambut hitam dengan kulit kuning Langsat itu melambai keara prao.
"Heheh, dia bodoh"ucap Neo tertawa.
Lalu sadar kalau prao mematung.
"Hei prao ada apa?"tanya Neo menyikut lengan prao

Mata prao berpindah kepada Neo.
"Aku tadi melihat vino Disan— kata kata prao berhenti karna tidak ada siapapun di rooftop itu.
"Hei apa yang kau katakan ini, bukankah kita sudah"ucap Neo dengan wajah pucat.
"Tidak, aku pikir. Aku hanya berhalusinasi saja"ucap prao gugup.

"Prao"terdengar suara tiba tiba dari belakang mereka.
Prao perlahan berbalik  dan mendapati vino berdiri disana.
"Tidak, itu pasti hanya halusinasi ku kan"ucap prao kaget
"Hei ada apa denganmu?"tanya Neo bingung.
"Tidak itu hanya halusinasi ku saja"ucap prao tiba tiba berlari.
"Hei prao, kau kenapa?"ucap neo mengejarnya.

"Haha"seorang pria berambut hitam itu tertawa sembari duduk di atas rooftop lantai 5 gedung kelas 10.
Srrrt
Perlahan dia berdiri.
"Sudah waktunya pergi"ucap dia lalu membuka payung hitamnya.
Lalu menghilang di detik kemudian.

Beberapa hari kemudian.
Wajah prao begitu pucat, terlihat pancaran ketakutan dari wajahnya.
"Sial,sial, sial,sial"prao bergumam berkali kali
"Hei prao "ucap Neo memegang bahu prao.
Wajah Neo terlihat khawatir.
"Prao ada apa denganmu?, kau tidak terlihat baik"ucap Neo.

From Another (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang