PROLOG

7 1 0
                                    

»»——⍟——««•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»——⍟——««


Ruangan yang terlihat megah dan barang barang mahal yang terpajang di setiap sudut ruangan benar benar menambah kesan berkelas dan elegan jika baru menampakan kaki di rumah tersebut.

Seorang Remaja dengan seragam sekolah yang sudah berantakan turun dari motor besarnya dan berjalan santai masuk kedalam rumahnya.seperti kata orang, rumah megah tak menjamin kebahagiaan. Itulah yang dirasakan Zero sekarang.

"Tuan Dan Nyonya sudah menunggu dimeja makan" pesan salah satu maid yang terlihat lebih tua daripada para maid yang lainya.

Zero mengangguk mengerti, dan langsung menuju ruang makan yang terdapat kedua orang tuanya.

seperti biasa tidak ada percakapan antara anggota keluarga tersebut, mereka seperti orang asing yang tinggal dalam satu atap.

"Cihh!" Decih Zero kemudian mendorong kursinya dengan kasar dan hendak berdiri meninggalkan meja makan yang menurutnya memuakan.

"Zero!Duduk!" Titah wanita yang berstatus sebagai ibunya.Zero tidak bergeming sama sekali dan hanya berdiri mematung dengan memandang kedua orang tuanya secara bergantian. Mereka layaknya dua orang asing yang terikat dalam status pernikahan saja.dan satu hal yang ditemukan zero bahwa mereka masih mempunyai kesamaan yaitu sama sama gila kerja.

setelah menyelesaikan acara makanya, kini Zero sudah berada diruang keluarga, tentunya bersama kedua orang tuanya.

Baru saja akan duduk, Zero dibuat terkejut atas lemparan beberapa kertas kearah Zero.

"Berhenti buat main main hal ngga berguna kaya gini!" peringat Gahar dengan menatap putra semata wayangnya.

"ngga usah sibuk urusin hidup aku!" Balas Zero tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya.

"Zero,itu demi kebaikan kamu" sahut Elen.

Zero berdecih dan memutar bola matanya malas"Kebaikan aku atau kebaikan kalian!?"sindir Zero dengan menepis tangan Elen yang bertengger dipunggungnya.

"ZERO!"zero tak mempedulikan teriakan gahar yang penuh dengan emosi itu, dirinya memilih untuk pergi dari rumah sementara waktu daripada melihat kedua orang tuanya.

Zero mengendarai motornya diatas rata rata, tak mempedulikan banyaknya klakson yang menegur Zero karna berkendara secara ugal ugalan dijalan.

"Tumben ngga bawa kacung kacung lo!" ejek pengendara yang menyamai laju motor Zero.

Zero menoleh ke kanan dan kekiri, ternyata dirinya sudah diapit oleh beberapa anggota Thunder wolf.

"BRUGH!" karna tak bisa menjaga keseimbangannya akhirnya Zero terguling ke aspal karna tendangan Vicky yang tanpa aba aba.

"Sampe ketemu lagi" ucap Vicky kemudian pergi meninggalkan Zero yang terkulai lemas menahan sakit pada beberapa bagian tubuhnya.Naas nya kondisi jalan malam ini sangat sepi, tak ada satupun motor yang lewat.

A FLAME IN THE MISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang