9 Merasa Bersalah

4.6K 380 13
                                    

"Kamu meninggalkanku di pesta? Kamu pulang bersama wanita miskin itu?" Mona meneriaki Kaivan sembari menunjuk Elisa yang sedang memakan semangkuk sup ayam. Walau pertengkaran mereka terjadi di hadapannya, tapi Elisa tak peduli.

Elisa fokus pada makanannya, seraya menatap jendela besar yang menampilkan hujan di luar sana. Ia memerhatikan titik-titik air yang menari turun dari langit dengan riangnya. Terdengar dentuman halus di atap-atap rumah, serupa alunan musik malam yang melankolis.

Tatapan kosongnya seolah-olah tersesat di hujan yang turun begitu lebat. Setiap tetes hujan menggema bagai melodi yang menenangkan.

Setelah bertemu orangtuanya beberapa saat lalu, Elisa terus memikirkan identitasnya, siapa dia sebenarnya.

Mendadak, Elisa merasa sendirian di dunia ini. Bahkan orang yang ia anggap orangtua, tidak merasa sedih setelah kepergiannya. Mereka masih berpikir untuk memanfaatkannya dan menjualnya.

"Kamu jangan diam saja! Kamu sengaja kan, datang ke pesta untuk mempermalukanku? Jangan harap kamu bisa merebut Kaivan dariku dan membuat Kaivan mencintaimu!" Mona merebut mangkok makanan milik Elisa, lalu membantingnya di lantai. Secara mendadak Mona juga menjambak Elisa tanpa aba-aba hingga membuatnya hampir tersungkur dilantai.

Elisa yang tidak dalam mood baik, langsung menyerang Mona dengan tamparan yang sangat keras. Saat Kaivan akan memisah pertengkarannya dengan Mona, Elisa menatap pria itu dengan tajam. Ia menarik kerahnya dan juga memberi tamparan pada pria tersebut.

"Coba kamu jelaskan posisi dia saat ini! Bisa-bisanya dia berkata kepada istri sah, tentang merebut! Apa kekasihmu ini hilang akal? Ingatkan dia tentang rasa malu!" Elisa berkata-kata kepada Kaivan.

"Diam kamu Loisa! Aku sudah bersabar padamu akhir-akhir ini, tapi kamu semakin sombong dan merasa di atas awan!" Mona kembali berbicara dengan lantang.

"Tahu apa kamu tentang sabar?" Elisa beralih menatapnya. "Selama lima tahun terakhir, pasti sudah banyak sekali yang kalian lakukan padaku. Aku memang tidak mengingatnya, tapi aku yakin sudah banyak sekali rasa sakit yang aku terima selama ini."

"Ya itu resiko kamu menikah dengan pria yang tidak pernah mencintaimu!"

"Kalau begitu suruh dia menceraikanku!"

"Jika bukan karena warisan, kamu sudah dibuang!"

"Kalau begitu kalian membutuhkanku bukan?" Elisa melipat tangannya. "Jika aku mengajukan perceraian besok, kira-kira bagaimana? Bukankah kamu pun juga akan gagal menjadi nyonya?'

"Lihatlah Kaivan, dia menjadi semena-mena karena kamu tidak tegas!"

"Diamlah Loisa, kembalilah ke kamarmu. Kalian jangan bertengkar lagi, nanti Ares terbangun!" Kaivan berkata lirih namun ada ketegasan dalam setiap kata yang ia ucapkan.

"Jangan memerintahku Kaivan, aku bukan budakmu!" Elisa memperingatkannya. "Lihat saja, aku akan segera mengajukan gugatan padamu! Kita lihat, bagaimana respon orangtuamu!"

"Jangan macam-macam! Kamu tahu sendiri bagaimana keadaan Ares jika kita membicarakan perpisahan! Dia baru saja membaik!"

"Jika kamu benar-benar peduli dan sayang dengan Ares, jangan selingkuh di dalam rumah ini. Lakukan perbuatan tak bermoral kalian di luar!"

"Sadar dirilah Loisa! Kamu mau mengusir tuan rumah?" Mona mencoba mendorongnya, namun Elisa menepis hingga membuat keadaan berbalik. Mona lah yang hampir terjatuh karena tepisannya.

"Kamu yang semestinya sadar diri! Kamu pikir mentang-mentang pernikahan ini paksa, perselingkuhan seperti ini dibenarkan?" Elisa memotong ucapan Mona dengan tajam, lalu beralih pada Kaivan.

I'm Your Fake WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang