4 Game

5K 429 20
                                    

4 Game

"Yeye, ke taman bermain!" Ares terus bersenandung sembari berlarian kecil menuju permainan komidi putar. Dibantu Elisa, ia menaiki kuda-kudaan yang lucu dengan wajah yang sangat bahagia. Sesekali, saat komidi putar itu melewati mama dan papanya, Ares akan berdada dan berteriak bahagia.

"Puas ya kamu, membuat Mona terusir?" Sindir Kaivan pada Elisa yang tengah menyemangati Ares.

"Sangat puas! Kenapa? Pelakor memang pantasnya disingkirkan!" Elisa melipat tangannya di dada.

"Ingat ya, aku tidak akan pernah menerima kamu sebagai istriku. Sebelum kamu amnesia, kamu tahu hal itu dan sadar diri. Tapi sekarang, kamu begitu menyebalkan dan tidak tahu diri!"

"Tidak pernah menerima, tapi sampai punya anak." Elisa terkekeh.

"Itu demi harta warisan!"

"Tapi kamu menikmatinya kan?" Elisa meraih dagu Kaivan dan mendekatkan wajah mereka. "Kamu jangan terlalu percaya diri deh! Kamu juga bukan tipeku! Jangan merasa aku ini menahanmu dan tergila-gila padamu! Sekarang pun, kalau kamu mau cerai, aku jabanin!"

Kaivan terdiam dengan nafas memburu karena emosi. Ia tidak pernah melihat sisi Elisa yang seperti ini. Dan selama hampir enam tahun bersama, baru kali ini Elisa berkata kasar dan tak acuh padanya.

"Mama, Papa, aku mau naik yang lain!"

Ares merasa senang saat menggandeng kedua orangtuanya dengan erat, menarik mereka menuju sebuah event yang dipenuhi dengan kegembiraan dan antusiasme. Apalagi di sana juga banyak anak-anak kecil yang bersorak menyemangati orangtuanya.

Even tersebut merupakan acara yang diadakan secara khusus untuk pasangan suami istri. Event itu juga sebuah campaign untuk mempromosikan pernikahan yang sehat, di tengah maraknya isu perselingkuhan dan perceraian.

"Kurang satu pasangan lagi!" MC berteriak. "Ayo Bapak dan Ibu, adakah yang bersedia? Hadiahnya cincin couple yang indah ini lho!" MC menunjuk kotak kaca berisi dua pasang cincin yang begitu indah, juga sebuah boneka besar akan diberikan kepada anak dari pemenang.

Mendengar ajakan MC, Ares langsung bersemangat. "Mama dan Papaku! Mereka ikut!" Serunya riang tanpa ragu. Tatapan Ares penuh harap.

Meskipun ada keraguan awal, namun akhirnya mereka mengangguk satu sama lain, disertai senyum hangat. Kaivan dan Elisa terpaksa mengikuti game bodoh itu karena tak mau membuat Ares kecewa.

Kaivan dan Elisa kini masuk dalam barisan lomba. Kehadiran mereka di sambut tepuk tangan meriah oleh semua orang yang ada di sana. Kaivan dan Elisa saling bertatapan dengan penuh kebencian dan permusuhan yang begitu pekat. Mimpi apa mereka sehingga harus mengikuti game berpasangan bodoh seperti ini?

"Kita harus menang untuk Ares. Dia pasti menginginkan boneka besar itu!"

"Demi Ares!" Jawab Elisa dingin.

MC memulai game pertama dengan memberikan mereka dua sendok dan dua kelereng. Konsepnya sederhana, namun menuntut kerjasama yang intens. Mereka harus saling menempelkan dahi, sembari membawa sendok berisi kelereng menggunakan mulut. Tantangan pertama ini menjadi ujian bagi hubungan mereka yang tegang.

"Ingat, berhati-hatilah! Kita harus menang!" Ujar Kaivan dan Elisa hanya mengangguk dengan raut malasnya.

"Siap ya, 1----2----3----GO!" Sang MC berteriak dengan keras, membuat suasana menjadi semakin meriah.

Dalam beberapa detik pertama, terjadi kekacauan. Sendok berderap, kelereng hampir jatuh, dan pandangan mereka terus beradu dalam persaingan yang tak terucapkan.

Namun, di tengah kekacauan itu, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Dalam momen yang tak terduga, mereka menemukan ritme yang sama-sama, gerakan yang padu, dan seketika itu juga, kebencian yang membara terhadap satu sama lain berubah menjadi kerjasama yang erat.

I'm Your Fake WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang