5 Sakit!

5.2K 394 23
                                    

Elisa sibuk merapikan kamarnya dengan cermat, mengatur barang-barangnya dengan teliti, termasuk koleksi make-up dan pakaian yang baru saja dia beli. Dalam keasyikan ini, pikirannya tergelitik dengan ketidaknyamanan. Hari ini, dia telah menghabiskan sejumlah besar uang milik Kaivan. Memang enak? Elisa akan memoroti uangnya sampai lima bulan kedepan sebelum perceraian itu tiba.

Ya meskipun kepulangannya dari mall disambut kemesraan kedua orang tidak tahu malu itu, Elisa tidak peduli. Toh, dia bukan istri aslinya. Elisa juga tidak punya perasaan sama sekali.

"Kamu sudah benar-benar cerdas, ya? Kamu mencari kesempatan untuk menghabiskan uang Kaivan sebelum perpisahan kalian, yang hanya tinggal lima bulan lagi. Sungguh tidak ada rasa malu!"

"Apa katamu? Menghabiskan uang Kaivan?" Elisa berkata sambil tertawa geli, sambil menepuk-nepuk pundak Mona. Ia melipat ujung baju wanita itu, lalu menatapnya remeh. "Aku pikir kata memanfaatkan itu lebih cocok untukmu!"

"Apa yang kamu katakan?" Teriak Mona dengan penuh kemarahan.

"Bahkan baju ini dibeli dengan uang suamiku, bukan?" Elisa tertawa geli. "Kamu memanfaatkan suami orang untuk belanja. Untuk membeli barang-barang mewah yang menempel pada badanmu! Sedangkan aku? Aku ini istrinya! Wajar jika aku menghabiskan uang suamiku sendiri!"

"Kamu tidak dicintai olehnya!"

"Cinta atau tidak, seorang suami sudah sepantasnya menafkahi istrinya. Jika hanya berstatus pacar dari suami orang, mana pantas?" Elisa mengibaskan rambutnya, lalu memainkan ujungnya dengan ekspresi centil.

"Sadar dirilah seperti dulu! Kamu ini hanya anak pembantu rendahan! Kamu datang dari pedesaan! Tempat kamu itu di bawah kakiku!"

"Coba kamu tanya pada semua orang. Yang lebih rendah itu orang kampung sepertiku, atau pelakor tidak tahu diri sepertimu?" Elisa mendorongnya dengan lumayan keras hingga membuatnya hampir tersungkur. "Menyingkirlah, lagipula lima bulan lagi aku akan menyerahkan sampah itu untukmu. Jadi jangan ganggu aku lagi!"

"Kaivan dan Ares itu milikku sejak awal! Kamu yang merebutnya! Aku yang lebih pantas memiliki mereka, Loisa!"

"Ares milikmu? Apa kamu melahirkannya?" Elisa kembali tertawa mendengar ucapkan Mona. "Kamu tau betul siapa yang membuatnya di rahimku kok! Jadi please, jangan bermimpi untuk menjadi ibu dari anakku. Karena dia bukan bagian dari sampah seperti kalian!"

"Kaivan!" Mona berteriak memanggil kekasih gelapnya itu yang sedang bermain dengan Ares di halaman belakang.

"Panas ya? Butuh kipas?" Elisa terkekeh. "Kamu bangga karena beberapa waktu kemarin, kamu dekat dengan Ares? Tapi sayangnya, itu tidak akan mengubah fakta bahwa aku ibunya. Kedekatanmu dengan Ares kemarin itu seperti pengasuh dan anak majikan. Dan mulai sekarang, aku tidak membutuhkan pengasuh untuk anakku lagi!"

"Dasar sialan! Jangan bicara kurang ajar padaku! Kamu itu tidak pantas berada di sini! Jangan merasa menang hanya kamu masih berstatus istri Kaivan!"

"Ya memang seharusnya menang dong! Kamu saja, berusaha merebut posisi ini dariku! Bahkan sampai rela menjadi simpanan dan pengasuh." Elisa kembali membantahnya dengan santai.

Sebelum obrolan mereka berlanjut, Kaivan datang dengan raut datarnya. Ia langsung bertanya pada Mona apa yang membuatnya sangat kesal dan marah seperti demikian.

"Ada apa, Mona?"

"Dia begitu menyebalkan Kaivan! Cepat ceraikan dia!" Mona berteriak seperti orang gila. Ia benar-benar dibuat frustasi oleh perubahan sikap Loisa yang begitu drastis.

"Apa yang kamu lakukan Loisa?" Kaivan bertanya dengan tegas.

"Suamiku sayang, aku hanya menjelaskan posisiku dan posisi dia. Ehhh, dia malah stress sendiri saat menyadari di mana posisinya saat ini."

I'm Your Fake WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang