13 Jatuh Cinta Padanya?

4K 310 14
                                    

13 Jatuh Cinta Padanya?

Elisa merapikan buku-buku pajangan yang ada di kamarnya. Sejak datang menggantikan identitas Loisa, ia tidak pernah menyentuh rak buku itu sekalipun. Elisa jadi penasaran buku-buku apa yang Loisa sukai.

Saat asyik mengelap debu-debu yang ada di sana, ia menemukan sebuah buku catatan berwarna biru muda dengan pena lucu di dalamnya. "Apa Loisa suka menulis buku harian?" Gumamnya seraya memeluk buku itu, lalu segera memisahkannya dari buku-buku lain.

Elisa juga merapikan beberapa dokumen milik Loisa, seperti akte, kartu keluarga, dan ijazah sekolah milik Loisa. Di antara semua dokumen itu, perhatian Elisa teralihkan pada sebuah tas kain lusuh dengan warna yang sudah pudar. Saat ia membuka isinya, Elisa menemukan foto-foto bayi kembar yang mirip dengan dirinya.

"Loisa dan Larissa," tulisan pudar itu tertulis di belakang foto bayi kembar yang ia temukan. Elisa pun mengobrak-abrik semua dokumen itu dan menemukan salah satu surat perjanjian adopsi anak yang dilakukan ibu Loisa dengan seorang wanita bernama Della Atmaja, orang yang Elisa anggap ibu selama ini.

Tangan Elisa pun bergetar. Jadi, dia benar-benar bukan anak kandung orangtuanya? Dan Loisa benar-benar saudara kembarnya? Mata Elisa berair melihat kenyataan itu. Ia juga meremas surat perjanjian itu dengan erat. Kenapa, kenapa orangtuanya mengijinkannya diadopsi? Apa orangtuanya tahu jika dia sangat tersiksa walau hidupnya berkecukupan?

"Jadi kamu benar saudara kembarku, Loisa?" Lirihnya seraya menatap foto bayi kembar lucu itu. Air matanya menetes deras. Ia terisak kecil untuk melepas sesak dalam dadanya.

Elisa pun kembali merapikan barang-barang tersebut dan membawa buku harian milik Loisa untuk di bacanya. Namun sebelum itu terjadi, pintu kamarnya di buka dengan gebrakan yang sangat keras.

"Berani-beraninya kamu mempermalukanku kemarin!"

"Siapa yang mengijinkan kamu masuk lagi ke rumah ini? Bukankan Kaivan juga sudah mengatakan, jika kamu tidak lagi diijinkan menginjak rumah ini?"

Mona menatap Elisa dengan tajam. Ya, Kaivan memang melarangnya datang ke rumah jika tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan. Seperti sekarang, pria itu memintanya mengambil dokumen penting untuk rapat yang ketinggalan.

Tapi jelas Mona tidak akan membuang kesempatan itu. Dia akan membuat perhitungan karena Elisa telah berani mempermalukan dirinya.

"Bukankah kamu seharusnya bekerja dengan Kaivan di kantor? Pergilah, aku masih ada banyak urusan. Menjemput Ares, mengecek usaha baruku yang mulai beroperasi, ke salon untuk perawatan, dan masih banyak lagi. Jadi jangan halangi langkahku!"

"Aku belum selesai bicara!" Mona menahannya.

"Minggir!"

"Tidak, sebelum kamu mendengarkanku wanita miskin! Kampungan! Jangan merasa menjadi nyonya, kamu bukan siapa-siapa!"

"Dasar pelakor! Kamulah yang tidak tahu diri!" Elisa berteriak kesal saat rambutnya di jambak dengan erat. Elisa semakin merasa kesal saat membayangkan jika selama ini saudara kembarnya ditindas. Setelah tahu fakta yang sebenarnya, dia jadi semakin bersemangat untuk membalaskan dendamnya.

"Kamu pikir kamu hebat?" Mona tertawa seraya mendorong Elisa hingga terpental ke lantai, lalu merebut buku harian itu.

"Apa ini? Buku harian?" Mona membukanya. Membuka acak halamannya, lalu segera membacanya.

"Hari ini, aku merasa sangat sedih. Makanan yang aku buat, lagi-lagi di buang oleh Mona. Di acak-acak seperti biasanya. Padahal aku menyiapkannya dengan susah payah untuk Ares dan Kaivan.

Mona juga terus mengambil perhatian Ares, dan memiliki waktu yang lebih dengannya. Aku juga ingin di sisi putraku. Apa aku setidak pantas itu untuk menjadi ibunya? Sampai Kaivan pun, terus menjauhkanku darinya?

I'm Your Fake WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang