3 Kejahilan Ares

5.9K 441 37
                                    

Cerita ini notifnya masih aja eror yaa :( Follow aku biar tau kalau ada pengumuman update yang aku buat yah!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini notifnya masih aja eror yaa :( Follow aku biar tau kalau ada pengumuman update yang aku buat yah!

*****

Suara piano terdengar nyaring di sepanjang malam, memenuhi ruangan dengan melodi yang memikat. Elisa berusaha tidur, tetapi kepalanya penuh dengan pikiran yang tidak bisa dihentikan.

Akhirnya, ia memutuskan untuk menghabiskan malam di ruang musik pribadi yang ada di rumah Kaivan. Elisa duduk di depan piano, mencoba merangkai melodi yang bisa menyembuhkan kekacauan pikirannya.

Elisa terus memikirkan kenapa dia dan Loisa memiliki wajah yang sangat mirip. Bahkan semua orang tidak bisa membedakannya.

Apalagi saat dirinya melihat Ares, ia seperti memiliki ikatan dengan anak itu. Apa ada sesuatu dibalik semua ini? Apa sebenarnya ia memiliki hubungan dengan Loisa?

Untuk mengalihkan kekacauan pikirannya, Elisa memutuskan untuk memainkan musik semalaman penuh. Menciptakan nada-nada baru sesuai dengan apa yang dirasakannya saat ini.

Bahkan aktivitas itu ia lakukan hingga matahari hampir terlihat. Untung saja ruangan musik itu kedap suara. Jadi dirinya tidak akan mengganggu siapapun.

"Bagus, aku tidak tidur semalaman!" Lirihnya seraya bangkit dari tempat duduknya. Melakukan peregangan sebentar agar tubuhnya tidak kaku.

Dia mengikat rambutnya yang panjang ke atas dan beranjak menuju dapur untuk memulai paginya dengan membuat sarapan.

Elisa membuat pancake sirup maple dan bacon. Perpaduan manis dari pancake yang dicampur dengan gurihnya bacon, menciptakan rasa yang kaya dan memuaskan. Elisa yakin Ares akan menyukainya.

"Mama!" Ares terdengar memanggilnya dari arah kamar.

"Ya Sayang, Mama di dapur!" Elisa berteriak menyahuti.

"Mama!" Ares langsung memeluknya dengan isakan pelan begitu jarak mereka dekat.

"Kamu bermimpi buruk?"

"Aku bermimpi Mama pergi meninggalkanku! Mama pergi memakai baju putih!" Ares menangis tersedu. Membuat dada Elisa sesak saat itu juga. Jika Ares tau bahwa ibu kandungnya telah meninggal, dia pasti akan sangat sedih.

"Mama tidak akan pergi kemana-mana. Mama akan selalu menemani kamu, menjaga kamu! Jangan menangis!" Elisa mengusap airmata bocah tersebut. Memeluk dan mengusap punggung kecilnya.

"Ares sayang Mama!"

"Mama juga sayang Ares!" Elisa kini menggendongnya, dan mencoba menenangkannya hingga Ares puas menyalurkan emosinya. Hingga Ares selesai dengan perasaan buruk itu dan kembali memiliki mood yang baik.

"Mama buatkan pancake! Kita sarapan ya?" Ujar Elisa seraya menurunkan Ares ke kursi meja makan, lalu menyiapkan sarapan yang sudah dibuatnya.

"Wahhh pancake, ini pasti enak!" Ujar Ares, lalu segera melahap makanannya. Ia tersenyum manis sambil mengunyah, menunjukkan betapa nikmatnya sarapan buatan sang ibu.

I'm Your Fake WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang