Enemy

193 10 0
                                    

Cerita ini hanya khayalan semata
Tak ada unsur kebenaran

Enjoy bro!

Ceklek...

Pintu terbuka, sang empu yang berniat masuk kedalam toilet itu, kini terhenti sejenak, ia melihat sang kembaran sedang menindas seseorang dengan sorot matanya.

"Blaze, lu ngapain!?"

Sang empu yang dipanggil pun menoleh kasar kearah ambang pintu, mendapati sang kembaran dengan ekspresi mengernyit tak suka.

Tubuhnya yang tinggi dan cukup kekar itu tetap pada posisinya, sebelum ia menatap sinis kembali kepada remaja g*y tadi, ia sempat menyelipkan suatu pesan ditelinganya

"Gua bisa datengin bokaplu, gua juga bisa ancurin bank berjalan lu! Jadi, jangan pernah muncul didepan gua lagi kalo lu nggk mau mati!" Bisiknya kasar ditelinga remaja itu

Setelah itu blaze keluar dengan ekspresinya yang belum berubah, ia bahkan tak melirik ice yang berada di ambang pintu.

Untung saja ice datang tepat waktu sebelum blaze membuat kehebohan.

"Hahh, sialan..."

-WE ARE STARBOY-


Beberapa jam setelah kejadian tak mengenakan di kamar mandi pria, kini ice mengintrogasi blaze di rooftop rumah mereka.

"BLAZE!.. LU!?..arghhh!"

Mengesampingkan kesalnya pagi tadi, ice mondar-mandir sambil memijati pelipisnya.

"Habisnya dia sendiri ice! Lu tau? Dia punya niat cabul sama adek kita!!" Belanya memberi kebenaran.

Ice yang masih mondar-mandir, kini berhenti,  "maksud lu?"

"Semua orang udah tau!, Thorn dan Solar bakal ditunjukkan ke media kan?, banyak yang punya niat jahat sama mereka di dunia Maya ice!... apalagi dunia nyata.." blaze berucap dengan banyak ekspresi diwajahnya.

"Nggak cuma itu, bocah tadi pikirannya cabul, ice! Karna cuma bokapnya kerja langsung sama ayah aja, si bajingan itu! Arghh!...lu pikir aja, banyak orang-orang yang punya otak gesrek kek dia!..."

"...gue, gue nggak mau adek kita kenapa napa ice!"
Lanjut blaze sambil menggebrak meja

Ice memperhatikan dan menyaring seluruh ucapan yang blaze lontarkan, dengan tenang, ice menggeret kursi kosong lalu ia papankan di depan blaze.

Ice memapankan dirinya di depan blaze, netranya menatap tegas pada sang kembaran,  "blaze...lu tau apa yang terjadi kalau Sampek lu nonjok tu bocah?"

Ahh, blaze lupa siapa sebenarnya dirinya.

"Blaze? Lu tau kan apa akibatnya!?" 

Terdiam...

"Gw tau ice!" Kembali dengan gebrakan meja, blaze berdiri sambil mengusak kasar rambutnya.

"Kalau lu tau, ngapain lu begitu! Haaa?!!"

Blaze tak bisa menjawab, ia kesal, ia jijik, benci, entahlah itu semua menjadi satu. Siapa yang tak marah jika saudaranya dibuat sasaran menjijikan?!

"Blaze, gw tau lu marah, gw juga marah blaze..."

"...tapi nggak gini caranya"
Tutur ice melembut

WE ARE STARBOY  (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang