Ungkapan

108 8 0
                                    

Cerita ini hanya khayalan semata
Tidak ada unsur kebenaran

Sepertiga malam, kata mereka ini adalah waktu yang tepat untuk berdoa, namun kenyataannya bocah 15 tahun ini terbangun bukan untuk hal itu.

Waktu yang tak pernah dilewatkan oleh kakaknya itu, ia lewatkan hanya untuk mengintip ke ruangan ayahnya sendiri.

"Jam segini harusnya nggak ada orang",  bisiknya sendiri sembari melangkah pelan

Ia terus berjalan perlahan sambil memperhatikan sekeliling, beberapa lampu yang dipadamkan membuatnya sedikit kesulitan, "kenapa harus aku dah", gerutunya menyesal

"Hish, kenapa harus ada putih-putih sihh", kesalnya melihat siluet yang mirip seperti hantu

Baru sadar, ternyata jarak antara kamarnya dan ruang kerja sang ayah cukup jauh, "sejak kapan jadi sejauh ini dah, biasanya gue merem juga sampek"

Tepat setelahnya sampailah dirinya didepan pintu, "sial sial sial!"

Pintunya terkunci, yah itu bukan masalah, hanya saja....

"Solar, aku udah sampek...terus sekarang apa?"

"Roger Thorn,... Sekarang kau hanya perlu menyalin data dari misi kemarin, masukkan semuanya ke flashdisk itu, setelahnya... serahkan padaku" ucapnya penuh percaya diri

Benda kecil yang diselipkan ke telinga itu benar-benar memudahkan mereka untuk berkomunikasi, namun Thorn kesulitan untuk melepaskannya,  "sial, keknya aku mendorongnya terlalu keras, lar ini bisa diambil kan?"

Solar yang mendengar itu hanya bisa mendengus kesal, "nanti aku yang lepasin"

"Hehe, sorry"


-WE ARE STARBOY-

"Tuan muda Halilintar, tuan muda Blaze ingin bertemu dengan anda"

Halilintar terkejut kala mendengar adik pemarahnya itu ingin bertemu dengannya saat larut malam, namun ia tetap berusaha menahan ekspresinya, "Suruh dia masuk"

Dengan langkah terburu-buru, Blaze membanting pintu dengan kasar, "apa yang kalian sembunyikan?"

Halilintar menatap blaze sebentar lalu kembali menatap layar komputer, "Blaze, lebih baik kau segera pulang dan tidur"

Blaze mendengus, "jawab aja pertanyaan gue Lin!"

Halilintar menghela nafas sembari merenggangkan ototnya, "nggak ada yang perlu di jawab"

Blaze menyunggingkan sebelah bibirnya, "gue tau Lin, lu sama bang kaizo sembunyiin sesuatu, masalah berkas itu"

Ekspresi Halilintar mulai berbeda, ia merasa tak nyaman dengan apa yang Blaze ucapkan, "lu nggak ada hubungannya..."

"...lu nggak tau apa-apa dan lu jangan ikut campur", ucapnya datar sembari menatap datar Blaze

Blaze mengerutkan dahi rasa kesalnya semakin tinggi, "gue? Nggak ikut campur?...oi oi oi, gue juga bagian dari anggota inner Lin, gue juga perlu tau!"

WE ARE STARBOY  (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang