"Lalu aku tidak boleh cemburu?"
Jane mulai muak dgn semua ini. Salahnya juga dulu begitu percaya pada First saat kekasihnya itu mengatakan ingin mendekati Khaotung dan tidak akan mencintai orang lain selain dirinya.
Tapi lihat lah sekarang, First justru lebih sering menghabiskan waktunya bersama Khaotung. Siapa tau juga sekarang First juga lebih sering menggunakan hatinya pada Khaotung. Dan itu membuat Jane mulai marah dan tidak terima.
"Kau mulai mengabaikanku dan lebih sering bersama selingkuhanmu. Apa kau sudah jatuh cinta padanya sekarang? Kau ingin berpisah denganku?"
First yg tadinya sedang mengenakan sepatunya pun seketika diam dan mengalihkan fokusnya pada Jane yg berdiri di belakangnya. Gadis itu akhir akhir ini begitu cerewet menurut First.
"Apa yg sedang kau bicarakan?"
Sudah dua hari dia bermalam di tempat Jane tapi gadis itu masih saja mengomelinya tidak jelas. Dia juga sudah mengatakan kalau dia bersama Khaotung itu hanya karena rasa penasaran saja tidak lebih.
Tapi rasa penasaran seperti apa yg membuatnya bertahan sampai setahun penuh seperti ini?
"Kau tau aku hanya mencintaimu, apalagi yg kau takutkan."
First mengusak gemas rambut kekasihnya lalu berpamitan untuk segera pergi bekerja. Lalu malam nanti dia akan pulang ke rumah Khaotung untuk beberapa minggu kedepan sebelum kembali menginap di tempat Jane lagi.
"Jangan membicarakan soal cinta kalau kau saja mencari orang ketiga."
Jane tidak akan terkejut nantinya jika suatu hari nanti alih alih Khaotung yg akan di tinggalkan oleh First, itu akan berbalik menjadi dirinya yg akan kehilangan First. Jika itu terjadi, dia pastikan Khaotung harus bertanggung jawab atas itu semua.
Tumpukan kertas yg lumayan banyak itu di lemparkan dgn penuh emosi ke atas meja. Pagi ini tuan Thanawat lagi lagi menerima kiriman yg membuatnya naik pitam. Amplop cokelat berisi foto dirinya bersama wanita simpanannya kembali datang ke rumahnya. Bahkan ini juga bukan rumah utamanya melainkan rumah pribadinya yg dia tinggali dgn wanita lain. Bukan satu dua kali, tapi sudah puluhan kali sejak dirinya kembali ke Thailand setahun terakhir surat tidak jelas itu terus saja datang.
Benar, ayah Khaotung itu sudah berada di Thailand sejak setahun lalu tapi tidak memberitahu apalagi menemui putranya. Bukan salah Khaotung jika akhirnya dia benar-benar membenci sang ayah, kan?
"Kau masih belum mengetahui siapa pengirimnya?"
Pria yg lebih muda darinya itu hanya bisa menggeleng takut. Dia sudah di perintahkan mencari tau orang gila mana yg terus mengusik kehidupannya yg tenang itu.
"Bukankah dia sempat tertangkap cctv?"
Si pengirim gelap memang sempat tertangkap kamera pengawas. Tapi karena orang itu mengenakan pakaian yg sangat tertutup dgn masker dan topi yg membuat wajahnya tidak terlihat itu sedikit menyulitkan mereka mencari tahu siapa laki-laki tersebut. Dan lagi sepertinya orang itu juga mengetahui seluk beluk penempatan cctv yg memungkinkan wajahnya tertangkap kamera. Dia adalah peneror yg cukup pintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Glass (FirstKhaotung) ✔️
Fanfic"kau masih mencintaiku kan?" "Aku memang masih mencintaimu, tapi rasa itu tidak sama seperti dulu." "maaf karena telah menyakiti hatimu" "tidak apa, hatiku sudah mati rasa tidak akan terluka" * FirstKhaotung*