Sejak kecil Khaotung slalu di ajarkan bagaiman cara untuk menyayangi dan mencintai orang lain. Pengasuhnya slalu mengajarkan untuk tetap mencintai kedua orang tuanya. Khaotung mengerti dgn baik dan tau bagaimana caranya mencintai kedua orang tuanya. Tapi sayangnya, Khaotung tidak pernah diberitau juga seperti apa rasanya di cintai oleh orang lain. Dia tau cara untuk menyayangi tapi tidak tau bagaimana rasanya jika orang lain menyayanginya.
Khaotung begitu menyayangi kedua orang tuanya, pun juga bibi pengasuh yg sudah merawatnya sejak bayi. Khaotung berpikir mereka juga menyayanginya sebagaimana Khaotung menyayangi mereka. Tapi, setelah kematian pengasuhnya Khaotung mulai bertanya tanya kembali.
Pengasuhnya bilang, jika kau tidak ingin meninggalkan orang tersebut itu artinya kau menyayangi mereka. Lalu, kenapa pengasuhnya pergi meninggalkan Khaotung? Bukankah dia bilang dia sangat menyayangi Khaotung seperti putranya sendiri. Dia meninggalkan Khaotung yg artinya dia tidak menyayangi Khaotung. Begitu juga dgn kedua orang tuanya. Mereka meninggalkan Khaotung bahkan tidak pernah menemuinya, mereka pasti juga tidak menyayangi Khaotung. Hanya Khaotung yg menyayangi mereka tanpa mendapatkan balasan yg sama.
Hingga suatu hari, seseorang kembali datang padanya dan mengatakan jika dia sangat menyayangi Khaotung. Dia menawarkan kebahagiaan yg sudah sangat lama ingin Khaotung rasakan. Dia juga berjanji untuk mencintai Khaotung sama besarnya dgn Khaotung mencintainya.
Khaotung percaya, tanpa ragu Khaotung mengulurkan tangannya untuk menggenggam kebahagiaan yg sangat dia impikan itu. Dunianya kembali memiliki warna setelah hanya hitam pekat yg melukis hari harinya. Khaotung bahagia, sangat bahagia saat itu.
Sampai hari itu tiba,
Dimana orang yg menjanjikan kebahagian itu mulai menggores luka pada hatinya. Dunianya yg penuh warna kembali menghitam bahkan lebih gelap dari sebelumnya.Khaotung pikir dia bisa mengatasinya, dia masih percaya jika cinta itu masih miliknya. Meskipun sebenarnya dia tau, dia sudah tidak lagi di cintai.
"Ini semua salahmu."
Setelah membuat meja kaca di sampinya terjatuh dan pecah, First meninggalkan Khaotung yg masih terduduk bersandarkan dinding kamarnya. Untuk kesekian kalinya First melampiaskan kemarahannya pada Khaotung. Tidak hanya memukulnya, bahkan First hampir membunuhnya kalau saja First tidak bisa mengendalikan dirinya.
Sejak dimana Khaotung meminta berpisah dgn First hingga rencana First yg ingin menjatuhkan keluarga Thanawat gagal, Khaotung slalu menjadi korban kemarahannya.
Ayah Khaotung berhasil mengubur dalam dalam berita perselingkuhannya hingga tidak ada satu pun media yg berani mempublikasikan berita tersebut. Namun berita itu sempat sampai pada Khaotung karena sebelum mengirimnya ke media, First meminta orang suruhannya mengirim beritanya pada Khaotung.
Khaotung tidak terkejut tentang perselingkuhan yg di lakukan oleh ayahnya. Tapi siapa wanita yg menjadi simpanan ayahnya lah yg membuat Khaotung meremat kuat dadanya.
Khaotung tidak pernah mengira jika wanita itu adalah ibu First. First bahkan menceritakan segala rasa sakit hatinya pada ayah Khaotung setelahnya. First mengatakan keluarganya hancur karena ulah ayah Khaotung. Dimana hal itu membuat Khaotung merasa bersalah dan berpikir dirinya pantas mendapatkan semua perlakuan buruk dari First sebagai balasan atas kesalahan ayahnya pada keluarga First.
"Maafkan aku."
Khaotung memeluk lututnya dgn air matanya yg tidak pernah mengering. Mereka baru saja kembali dari rumah sakit beberapa waktu yg lalu.
Hubungan Khaotung dan Jane menjadi lebih dekat setelah Khaotung mengetahui tentang kehamilan Jane tiga bulan yg lalu. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Awalnya sulit memang baik itu untuk Khaotung atau pun Jane. Tapi keduanya mencoba berdamai dgn diri mereka sendiri. Jane tidak lagi terlalu peduli First akan meninggalkan Khaotung atau tidak. Begitu juga dgn Khaotung yg tidak punya pilihan lain untuk tetap berada di antara Jane dan First.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Glass (FirstKhaotung) ✔️
Fanfic"kau masih mencintaiku kan?" "Aku memang masih mencintaimu, tapi rasa itu tidak sama seperti dulu." "maaf karena telah menyakiti hatimu" "tidak apa, hatiku sudah mati rasa tidak akan terluka" * FirstKhaotung*