Sudah berjam-jam Khaotung mengitari salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Bangkok, namun dia justru keluar dari dalam sana tanpa membawa apapun. First berulang tahun hari ini tapi Khaotung masih belum mendapatkan hadiah apa yg cocok untuk dia berikan pada kekasihnya itu.
Khaotung duduk di salah satu halte bus, dia pergi bersama supirnya tadi tapi setelah itu meminta sang supir untuk pulang saja dan menjemputnya nanti. Sengaja karena Khaotung tidak ingin pria tua itu mengawasinya dan melaporkannya pada orang tuanya. Orang tua Khaotung akan slalu meminta para pekerjanya untuk mengawasi Khaotung dan melaporkan setiap kegiatan atau apapun yg Khaotung lakukan seharian. Sebenarnya Khaotung sendiri juga bingung untuk apa itu semua. Toh orang tuanya saja tidak pernah menghubunginya secara langsung apalagi menanyakan kabarnya.
Mata Khaotung mengedar memperhatikan sekeliling, dia baru menyadari kalau ternyata begitu banyak toko toko juga di sekitar area mall. Khaotung memperhatikan salah satu toko, sepertinya itu menjual aneka aksesoris dan boneka.
"Haruskah aku membelikannya gelang saja?"
Khaotung ingat First suka sekali memakai aksesoris seperti gelang dan anting. Memakai gelang pasangan seperti akan lucu juga, pikir Khaotung.
"Khao?"
Baru beberapa langkah Khaotung pergi, seseorang memanggilnya dan membuatnya berbalik seketika.
"Tay?"
Keduanya tersenyum sedikit canggung setelahnya. Meskipun saling mengenal dan berteman, tapi mereka tidak sedekat itu untuk saling menyapa saat bertemu tanpa sengaja.
"Apa yg kau lakukan disini sendirian?" Tay berjalan mendekati Khaotung.
"Aku? Oh aku sedang mencari hadiah untuk First, kau tau dia berulang tahun hari ini."
"Begitu kah?"
Tay yg tadinya tersenyum ramah kini wajahnya mulai berubah sedikit malas setelah mendengar nama First.
"Lalu First? Dia tidak menemani mu?"
Khaotung menggeleng, "dia pulang semalam, katanya untuk mengambil beberapa barang miliknya."
Memang setelah mereka berkencan First tinggal bersama dgn Khaotung di rumahnya atas permintaan Khaotung juga. Dan semalam First mengatakan akan pulang sebentar untuk mengambil barang barang miliknya yg masih berada di rumahnya. Namun sampai sore ini First belum juga kembali. Mungkin dia sedang tidur di rumahnya karena hari ini First juga sedang libur bekerja, pikir Khaotung.
Tay yg mendengar jawaban Khaotung hanya mengangguk paham. Sementara hatinya mengumpat tidak karuan. Pulang kemana yg di maksud First. Sejak kemarin siang Tay berada di rumah First dan baru pergi dari sana siang tadi. Dan First, sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya sedikitpun disana.
"Tay, aku harus pergi sekarang."
Khaotung menunjuk salah satu toko mengisyaratkan pada Tay jika dirinya harus segera pergi ke tempat itu.
"Ingin ku temani?"
Khaotung menatap Tay bingung, apa Tay berusaha lebih akrab padanya sekarang?
"Aku juga ingin kesana."
"Oh baiklah."
Ada baiknya juga dia pergi bersama Tay. Khaotung tidak terlalu pintar menyeberangi jalan raya jadi Tay bisa membantunya. Juga dia bisa meminta saran pada Tay nantinya hadiah apa yg cocok untuk First.
Khaotung mendorong pintu toko tersebut yg langsung di sambut hangat oleh pramuniaga disana. Begitu banyak barang barang lucu yg membuat Khaotung semakin bingung apa yg harus dia beli karena tidak mungkin juga dia membeli semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Glass (FirstKhaotung) ✔️
Fiksi Penggemar"kau masih mencintaiku kan?" "Aku memang masih mencintaimu, tapi rasa itu tidak sama seperti dulu." "maaf karena telah menyakiti hatimu" "tidak apa, hatiku sudah mati rasa tidak akan terluka" * FirstKhaotung*