12.Sifat Aslinya keluar?(⁠ꏿ⁠﹏⁠ꏿ⁠;⁠)

3.8K 169 4
                                    

hello gasyy

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

sepulang sekolah Ardalan langsung mengurung miliknya, heyy suruh siapa leviaro ingin melihat Ardalan versi asli?

Ardalan sudah baik bukan memperlihatkan Ardalan versi palsu nya?

"Ardalan hiks lepas..." leviaro menangis karna kedua tangannya di rantai dengan tidak mengunakan baju.

"sttt tidak usah menangis bear.." ucap Ardalan.

"buka...hiks buka..." Ardalan mendekat ke arah leviaro.

cup

cup

cup

Ardalan mengecup kedua mata leviaro dan bibirnya.

"manis walaupun ada rasa asin nya" bisik Ardalan.

"Ardalan buka hiks buka" leviaro memberontak.

bukan sifat ini yg ia maksud.

"kau tau kau melanggar aturan yg baru ku buat bear" ucap Ardalan.

"maaf hiks..."

"pelanggaran pertama kamu duduk dengan anak baru itu, kedua kau berbicara dengannya dan yg ketiga kamu menolak sentuhan ku" Ardalan mengelus perut rata ke leviaro.

"hiks maaf, Alan buka..." Ardalan diam tak menjawab ucapan leviaro.

"kau tau? aku sangat mencintaimu" Ardalan mengecup pelan perut leviaro.

"kau obsesi Alan kau obes!!" sentak leviaro, Ardalan menatap leviaro tajam.

heii sejak kapan beruang kecil nya menaikkan nada bicara nya?.

"kau menaikan nada bicara mu? bagus" Ardalan mengelus leher leviaro lembut.

"maaf hiks tapi-arghhh" leviaro tiba tiba berteriak karma Ardalan mencekik leher nya.

"jangan pernah menaikkan nada bicara mu leviaro placido!!" bisik Ardalan ia menjilat kecil telinga leviaro.

"hukuman mu tidak boleh keluar selama nya, bagus bukan?" leviaro membola kan matanya, heii bagaimana dengan sekolah nya?!!.

"arghh sakithhh Alan..." Ardalan melepaskan cekraman tangan nya dari leher leviaro.

"shhh maaf hmm"

"Alan jangan hukum kaya gitu... viro mau keluar..." leviaro menatap sendu Ardalan.

"shit!! kau ingin menggoda ku baby?" bagaimana Ardalan tidak tergoda?.

mata berair leviaro, kedua pipi berair leher nya yg merah, kedua nipple nya yg bengkak dan tatapan sendu leviaro.

"Alan hiks lepas sakit..." Ardalan melepaskan rantai tersebut.

"sudah, sekarang tidur" Ardalan tidur di sebelah leviaro.






keesokan harinya...

burung berkicau di sekitar apartemen dengan matahari yg menyinari kamar tersebut membuat kedua remaja tersebut terbangun.

"eghh" leviaro menatap sekitar.

hah ternyata sudah pagi dan ardalan masih tidur dengan memeluk nya erat.

"Alan bangun..." leviaro mengelus wajah Ardalan lembut.

"emhhh" ardalan memeluk erat leviaro.

"Alan engap!!" Ardalan membuka matanya.

"kenapa?" leviaro menunduk ia masih takut karna kejadian semalam.

"hei..jangan takut" Ardalan mengangkat wajah leviaro.

"mau makan?"

"hmm laper" cicit leviaro, Ardalan menatap nya gemas.

"okey"

cup

Ardalan mengecup sekilas bibir leviaro.

"mandi sudah mandi ke bawah" leviaro mengangguk.

selesai mandi leviaro langsung ke bawah karna kesan Ardalan.

"sudah selesai?" tanya Ardalan yg sedang menata masakannya.

"hmm udh"

"kalau sudah ayo makan" leviaro duduk di sebelah Ardalan.

"kamu ga usah sekolah. dan mulai sekarang kamu ga akan bisa kemana mana tanpa ijin dari ku!!" tegas Ardalan.

"hmm iya" leviaro sebenernya ingin protes tapi ia takut Ardalan akan menghukum nya kembali.






selesai sarapan kedua remaja tersebut bersantai di ruang tengah dengan leviaro di pangkuannya Ardalan yg sedang mengerjakan sesuatu di laptop nya.

"Alan..."

"hmm?" Ardalan masih fokus pada laptop nya.

"Alan mau martabak" Ardalan mengangguk ia mengetuk sesuatu di hp miliknya.

"apa itu?" heran Ardalan.

"ishh udh cari ajh!!" ucap leviaro ia ketagihan martabak gara gara acara tv.

"sudah tinggal tunggu" leviaro mengangguk.

tak lama kemudian suara bell berbunyi membuat Ardalan bangun.

"tunggu sini" Ardalan berjalan ke arah luar mengambil pesanan milik leviaro.

"makan yg banyak hmm" Ardalan menaruh martabak tersebut di meja depan leviaro.

"makasih!!" leviaro memakan martabak tersebut, ia penasaran dengan rasanya apa seenak itu?.

"wahhh ini sangat enak!!" ucap leviaro dengan antusias.

"benarkah?" tanya Ardalan.

"hmm Alan mau?" tanya leviaro dengan mulutnya yg masih penuh dengan martabak.

"suapi" leviaro mengambil sepotong martabak tersebut dan menyuapi Ardalan.

"enak" leviaro tersenyum manis.

"sudah ini buat aku" Ardalan terkekeh sesuka itu leviaro pada martabak?.

"makanlahh yg banyak" Ardalan fokus kembali kepada laptop nya.



malam kemudian...

"ayo tidur... sudah malam" Ardalan mengangkat leviaro.

sebenarnya leviaro malas ke kamar pasti bukan ia yg tidur tapi Ardalan.

"Mimi!!" leviaro menghela nafas, kan feeling nya sjaa sudah tak enak.

nipple nya baru saja sembuh.

"jangan di gigit!!" leviaro menyamping kan tidur nya agar tidak kesusahan.

"hmm ga" Ardalan mulai mengemut nipple kesayangan nya tersebut.

leviaro hanya mengelus rambut lebat Ardalan, agar Ardalan cepat tidur.








°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

JANGAN

LUPAAA

YAHHH

VOTEEEE

ANDDD

COMENNN

BYE BYE ANAK BUNA 💋 💋

OBSESION {bxb}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang