17. Apa yg terjadi?ಠಿ⁠_⁠ಠಿ

3.4K 135 7
                                    

hai!!

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

malam hari telah tiba Ardalan masih menatap wajah manis milik Leviaro yg masih tertidur.

cup

"Wake up Bae"bisik Ardalan membuat leviaro bergerak tak nyaman.

"umhh bentar lagi..." ucap leviaro sambil menutup wajah nya dengan selimut.

"ayoo bangun, dari tadi papih kamu udh nelpon" ucap Ardalan, memang sedari tadi Ardath menelpon leviaro tapi Ardalan abaikan.

"papih?!!" kaget leviaro ia langsung bangun dari tidur nya.

"hm, ini" Ardalan memberikan ponsel miliknya leviaro dan benar saja beberapa telpon yg tidak di angkat.

"aku mau ngambil makan dlu, mau?" tanya ardalan.

"hmm aku laperrrrr" Ardalan terkekeh kecil lalu mengangguk ia pun beranjak pergi dari sana untuk mengambil sarapan malam ia dan leviaro.

leviaro menelpon kembali Ardath tak menunggu lama Ardath mengangkatnya.

"hai baby, kenapa tidak mengangkat telponnya tadi?" tanya Ardath yg keliatan khawatir.

"tidak apa apa pih, ohh yahh bagaimana kabar Daddy dan papah?" tanya leviaro.

"mereka baik, kapan akan ke sini?" tanya Ardath seperti nya ia sedang ada di kantornya.

"emm mungkin besok lev akan menginap" ucap leviaro Ardath terdiam sambil menatap tajam leher leviaro yg ternyata ada bercak merah.

"siapa yg buat?!" tanya Ardath dengan nada bicara yg berbeda.

saat ingin menjawab tiba tiba saja ponsel milik leviaro di ambil oleh ardalan.

"heii tua Bangka!! tidak usah seperti itu nada bicara nya pada milikku!! aku yg membuatnya kenapa?" ucap ardalan ia tak suka kalau Ardath menggunakan nada bicara dingin kepada leviaro!.

"maafkan papih baby, papih hanya emosi saat melihat bercak  itu" jelas Ardath leviaro tersenyum manis sambil mengangguk, ia sedang memakan makanannya yg di bawa oleh ardalan.

"dan kau, aku ingin bicara dengan kau!!" ucap Ardath kepada Ardalan, ardakan hanya mengangguk dan berjalan menuju ruang kerjanya.

"ada apa?" tanya ardalan.

"kau yg buat itu semua?" tanya Ardath, ardalan mengangguk.

"sialan!! kau sudah mengambil keperjakaan nya?!!" sentak Ardath tak setuju.

"tentu, memangnya kenapa? leviaro milikku" ucap ardalan dengan nada sombong nya.

"cihh awas kau!!" Ardath mematikan telponnya.

"cihh dasar tua Bangka!!" Ardalan berjalan menuju kamar nya.

"apakah enak?" tanya ardalan pada leviaro yg fokus pada tv di depannya.

"hmm enak, apa Alan yg buat?" tanya leviaro, Ardalan mengangguk.

"habiskan lahh" leviaro hanya mengangguk sambil menyuapkan makanan nya.

"apa yg kalian bicarakan?" tanya leviaro ia sangat kepo dengan apa yg di bicarakan oleh ardalan dan Ardath.

"tidak ada" ucap Ardalan ia berjalan menuju leviaro dan memeluknya erat.

"shh diam Alan bawah ku masih sakit!!" kesal leviaro saat Ardalan mengangkat nya kedalam pangkuan nya.

"maaf, apakah sesakit itu?" tanya ardalan.

"hmm iyaa"

"aku akan membeli salep" Ardalan mengambil ponsel miliknya di dalam saku.

tutttt

"beliin salep!"

"....."

"leviaro"

"....-

tutttt

blum juga orang di sebrang sana menjawab nya ardalan sudah mematikan telepon tersebut.

"nyuruh siapa?" tanya leviaro.

"temen" leviaro mengangguk.

tak lama kemudian seseorang membuka pintu apartemen tanpa permisi.

"hello ada orang di rumah?!!" teriak Deva membuat Ardalan turun ke bawah dengan leviaro di gendongan nya.

"mana?" tanya ardalan.

"nih khusus buat Bu boss" ucap arzhan sambil memberikan pesanan milik ardalan.

"wahh ada cemilan nya juga?!!" senang leviaro melihat beberapa cemilan yg di bawa oleh arzhan dan Deva.

"kalian ga sekolah?" tanya leviaro.

"ga lev, kita di suruh bolos" ucap Deva sambil melirik ardakan.

"Alan?!!.." leviaro mengerutkan keningnya tak suka, kenapa mereka nurut ajh dengan ardalan?.

"sayang kamu percaya kerbau itu?!" kesal ardalan menatap tajam Deva.

"ehh bercanda gw lev, Ardalan ga nyuruh kok" ucap Deva dengan sedikit gugup karna tatap tajam ardalan.

"leher Lo kenapa?" tanya arzhan yg sedari tadi fokus menatap leher putih leviaro yg sudah banyak bercak merah.

"ohh ini-"

"Lo abis di bobol lev?!!"ucap Deva tiba tiba.

"ehh-"

"Iyah kenapa?" sinis Ardalan sambil menyuapi leviaro dengan cemilan.

"pantes kaga sekolah Lo berdua" ucap arzhan.

"ehh Lo tau? si Liora tadi masa bareng sama Byntara sama Fahrez" ucap Deva tiba tiba.

"truss gimana?" kepo leviaro, ia hanya ingin tau apakah Byntara dan Fahrez Sudi mengantar kan Liora? atau tidak.

"Byntara sama Fahrez senyum kecil gitu sambil lambai-in tangan ke Liora yg beda arah" jelas Deva.

"fiks sihh kata gw mahh Fahrez sama Byntara cuman akting minta maaf ke Lo lev, bukan cuman mereka mungkin tiga keluarga itu!" ucap arzhan.

"ntarr dehh gw tanya" ucap leviaro.

"iya lev tanya ajh, truss nanti kalau bener lo harus kek marah ke mereka gitu biar merasa bersalah" ucap Deva, kedua remaja tersebut memanas manasi leviaro.

mereka bukannya seneng leviaro berbaikan dengan ketiga keluarga tersebut tapi malah gak suka.

karna seenak saja mereka membunuh kedua orang tuanya leviaro buat bisa ngambil leviaro bahkan ga ada rasa salah sama sekali?!!.

bahkan Devan dan Davin saja sama tak setuju keduanya lebih setuju kalau leviaro berpacaran dengan Ardalan dan pergi dari kota tersebut.


















SEKIAN TERIMA VOTE ♥ 😋
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
WOYY FOTE WOYY JANGAN TIDA VOTEEE
LUV LUV BUAT KALIAN!!♥♥

OBSESION {bxb}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang