Chapter 5 : Long Distance Relationship
Part 2 : Desire"Entah kenapa aku merasa isi surat itu tidak benar." Lavel bergumam sendirian sambil menopang dagu diatas meja kerjanya.
Dipikir bagaimanapun, dia merasa surat yang kemarin dia tulis terasa aneh. Haxel yang mendikte nya karena Lavel sebelumnya tidak pernah sekalipun menulis surat dalam hidupnya. Haxel berkata bahwa orang biasanya memang menulis surat seperti itu. Maksudnya dengan bahasa yang dilebih-lebihkan agar terkesan dramatis. Tapi entah kenapa Lavel merasa itu tidak benar.
"Semoga saja memang begitu."
Lalu ia kembali fokus pada buku keuangan yang kemarin Haxel berikan padanya. Ajudan itu memberi ia waktu untuk mempelajarinya sendiri dengan dasar-dasar yang sebelumnya dia dapatkan saat kelas bersama seorang pengajar dari akademi, didatangkan khusus untuk memberinya pelajaran mengenai dasar-dasar keuangan. Haxel berkata Lavel bisa bertanya padanya nanti tentang hal-hal yang tidak dimengerti mengenai buku keuangan itu.
Ada banyak hal yang harus Lavel pelajari selain keuangan. Dia merasa tertinggal karena seharusnya pelajaran dasar yang dia dapat saat ini sudah dia dapatkan sebelum menikah. Tetapi kerena keadaannya yang berbeda, dia baru bisa mempelajarinya sekarang.
Hal yang membuat Lavel tidak cepat menyerah adalah karena dia sadar bahwa dia harus berguna untuk Raelus, untuk Sylvestan, dan untuk dirinya sendiri agar bisa membalaskan dendamnya pada keluarga Flavian. Jika ingin menjatuhkan mereka, ia sadar ia harus lebih cerdas dari mereka.
"Otakku pasti sudah tumpul karena lama tidak terpakai." Ia merengut, menjatuhkan kepala diatas buku tebal keuangan seolah berharap semua isi buku itu dapat terserap ke kepalanya begitu saja.
"Yang Mulia pasti sedang kesulitan juga saat ini." Gumamnya pelan. Lalu cepat-cepat mengangkat kepalanya lagi, menggeleng gusar dan mengusap wajah agar kembali fokus. "Kalau aku bermalas-malasan disini, itu namanya tidak tahu malu." Begitulah cara Lavel menyemangati dirinya sendiri.
Tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar. Itu Jeanne. Gadis itu meminta maaf beberapa kali karena sudah mengganggu waktu belajar sang tuan, tetapi Lavel sama sekali tidak mempermasalahkannya. Justru terlihat senang karena dia memiliki sedikit alasan untuk beristirahat sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Writing Destiny (ChanBaek)
FanfictionGenre : Yaoi, Romance, Historical, Kingdom Fantasy, AU Synopsis : Pada zaman dahulu, sebelum dunia terbentuk, Sang Awal; Sang Pencipta; yang kini manusia sebut dengan Tuhan, menciptakan 2 makhluk spesial dari inti kekuatannya. Gerde dan Xensho. Seba...