3.2 Heroin Blood 🔞

2.9K 296 320
                                    

Chapter III : The Curse of Sylvestan
Part 2 : Heroin Blood

Chapter III : The Curse of SylvestanPart 2 : Heroin Blood

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan takut." Bisikan parau itu membuat Lavel menggigit bibirnya ditengah rasa sakit dan perih yang mendera lehernya.

Raelus tak lagi menancapkan taringnya dileher Lavel, ia justru kini menjilati darah yang keluar dari luka tersebut hingga lukanya tertutup kembali. Ia memiliki kemampuan seperti itu saat ia tengah bertransformasi.

Darah Lavel sangat manis dan memabukkan, sama seperti feromonnya. Dia ingin menyesap darah itu lagi dan lagi. Tetapi saat melihat air mata mengalir di wajah cantik Lavel, hati nurani Raelus yang masih tersisa membuatnya tak kuasa untuk menyakiti Omega itu lagi.

Ketika Raelus menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Lavel, dia menatap Omega itu dengan lekat. Tanpa ragu menunjukkan wujud aslinya yang menyeramkan. Raelus sudah tenggelam dalam kegilaan rut nya. Jika dia waras, sampai mati pun dia pasti akan berusaha menyembunyikan wujud monsternya dari Lavel. Raelus sadar, namun tak mampu membedakan benar dan salah karena insting binatangnya yang menguasai.

Mata Lavel masih bergetar saat melihat Raelus. Jantungnya berdegup kencang, menatap setiap perubahan yang ada pada Raelus dengan perasaan bingung dan takut. Enggan untuk percaya namun berada didepan mata. Tubuhnya menegang kaku tanpa bisa melakukan apapun karena berada dibawah kuasa Raelus dan juga karena feromon Raelus yang sangat kuat.

Mereka sama-sama berkeringat. Mata emas Raelus sudah berkabut nafsu. Sedangkan Lavel masih berusaha untuk menenangkan hatinya yang terkejut bukan main lantaran rumor yang selama ini tersebar ternyata benar adanya. Bukan soal Raelus adalah seorang monster, tapi kenyataan bahwa Raelus betul-betul haus darah secara harfiah.

"Jangan takut pada saya." Lagi, suara parau yang mengiba itu membuat hati Lavel sedikit melunak.

Meski penampilan Raelus berubah, Lavel masih bisa merasakan sentuhan tangan Raelus yang lembut di wajahnya, membelai pipinya penuh damba hingga getar di matanya tak lagi terlihat. Pria itu tetap Raelus, dan Alpha itu tetap tampan meski bertaring panjang dan bermata emas.

"Anda ini apa?" Tanya Lavel pelan, lirih.

Tak ada jawaban apapun dari Raelus. Pria itu justru merobek pakaian Lavel dengan kuku panjangnya, semudah merobek helai daun. Matanya sempat berhenti saat melihat bekas luka bakar yang samar di bahu Lavel.

Writing Destiny (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang