4.3 A New Plan

1.6K 230 274
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raelus frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raelus frustasi. Sudah 3 rencana yang dibuat Haxel gagal untuk membuat Lavel terpesona. Kini hanya 1 rencana terakhir yang tersisa.

"Jika ketiganya gagal juga, dimana itu sebenarnya sangat kecil kemungkinannya, anda harus menggunakan tubuh anda. Tubuh atletis itu impian semua orang. Tidak ada yang tidak menyukai otot seorang pria. Dan ya berterimakasih lah pada Dewa Gerde bahwa anda mempunyai otot yang menawan di seluruh tubuh anda."

Raelus bersedekap dada. "Kenapa aku harus berterimakasih padanya ketika aku mendapatkan tubuhku dengan usahaku sendiri?"

"Tck tck tck." Haxel menggelengkan kepala. Juergen yang ada disana juga turut melakukannya. "Sungguh hamba yang lupa diri."

"Lalu apa maksudmu dengan 'menggunakan tubuh'ku?" Alis Raelus naik dengan skeptis. Merasa bahwa ucapan Haxel terdengar ambigu.

"Anda bisa membuat Grand Duchess menyadari bahwa tubuh anda bagus. Misal saat anda berlatih pedang."

"Tapi dia sudah melihat tubuhㅡ"

Haxel cepat-cepat memotong ucapan tidak tahu malu Raelus. "Saat itu malam hari. Mungkin Yang Mulia Grand Duchess tidak melihatnya dengan benar."

Maka dari itu, saat ini Raelus berada di tempat latihan, bersama Lavel yang juga ada disana karena dia ajak untuk melihat latihan para kesatria. Lavel sangat antusias saat Raelus mengajaknya tanpa tahu bahwa Raelus memiliki maksud tertentu.

Kali ini tak ada payung yang menaunginya karena langit terlihat mendung dengan awan berwarna keabuan yang menutupi seluruh langit. Meski begitu udara terasa panas karena terjebak di atmosfer akibat awan-awan tersebut.

"Bolehkah saya duduk disini?" Lavel menunjuk tumpukan jerami yang biasa dipakai untuk membuat samsak orang-orangan.

"Itu kotor." Ujar Raelus seraya melirik. "Tunggu sebentar." Lanjutnya, kemudian membuka jubah hitam yang sejak tadi tersemat di kedua bahunya, menggelar jubah tersebut diatas tumpukan jerami tanpa ragu. "Silahkan duduk." Katanya.

"I-ini tidak perlu. Jubah anda..." Lavel menjadi gugup, Merasa tak enak bukan main.

"Tidak apa-apa. Anda bisa duduk diatasnya." Raelus sedikit menekan bahu Lavel dengan lembut, menempatkannya diatas jubah yang ia gelar diatas tumpukan jerami. "Seharusnya saya menyiapkan kursi untuk anda."

Writing Destiny (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang