CHAPTER 14

369 43 14
                                    

Tiga minggu setelah kepergian Noeul

Hampa, akhirnya Boss merasakan apa arti dari kehampaan. Semenjak Noeul tidak ada disampingnya, Boss merasa seolah dunianya gelap, ia selalu mengurung diri bahkan hampir tidak berbicara kepada siapapun.

Boss menolak untuk keluar dari mansion, sehingga Bright lah yang mengurus semua pendaftaran nya di universitas untuk melanjutkan pendidikan magister nya. MewGulf dan Fort tau bagaimana keadaan Boss sekarang, mereka merasa kasihan padanya tapi mau bagaimana lagi, mereka juga tidak bisa menghubungi Noeul, terakhir kali mereka bisa menghubungi nomor ponsel Noeul, saat ia sudah tiba di Swiss setelah itu Noeul menghilang.

Memang, sebelum Noeul menonaktifkan nomor ponselnya, ia berpesan kepada kedua orangtuanya dan juga Fort untuk tidak menghubungi nya sementara waktu dan Noeul berjanji bahwa ialah yang akan menghubungi mereka nantinya. Sebesar itukah rasa kecewa dalam hati Noeul? Gulf dan Mew sangat sedih mendengar keputusan anak kesayangan mereka saat itu.

"Boss... Boss buka pintunya" panggil bright, ia membawa nampan yang berisi sarapan pagi untuk Boss, sejak kemarin Boss tidak terlihat makan apapun. Adiknya itu semakin jarang makan, terkadang seharian penuh ia hanya minum saja, tubuhnya sekarang terlihat kurus dan lingkaran matanya menghitam.

"Boss... Boss..." Ketukan itu  di pintu itu kini menjadi gedoran yang cukup kuat, karena Boss belum juga membuka pintu kamarnya, padahal sudah dari tadi Bright memanggilnya

"Boss, Boss jangan seperti ini Boss... Buka pintunya!" Teriak bright, tapi pintu itu belum juga terbuka. Bright panik, ia menaruh nampan itu diatas meja hias yang ada di depan kamar Boss, kemudian berlari menuruni tangga, ia menuju kamar orangtuanya untuk mengambil kunci duplikat kamar Boss.

"Kau menyiksa dirimu sendiri Boss... Dasar bodoh! Kau membuatku khawatir, bagaimana jika Daddy dan papa tau keadaan mu seperti sekarang ini" Gumamnya, setelah mendapatkan kunci duplikat itu, Bright langsung berlari kembali ke atas

"Dia fikir Noeul akan kembali jika dirinya menyiksa diri seperti ini hah! Awas saja kau Boss... Sampai terjadi apa-apa padamu, aku tidak akan mengampuni mu! Kau benar-benar payah!" Tangannya memasukkan anak kunci itu, lalu pintu kamar Boss berhasil terbuka. Bright langsung masuk ke kamar Boss dan mendapati orang Yangs sedari tadi di panggil nya masih terlelap di ranjang, Bright mendekati Boss dan berusaha membangunkan nya

"Boss... Boss bangun Boss, bangun..." Nihil, walaupun bright memanggil namanya dan juga menggoyangkan tubuhnya, Boss masih belum terbangun

"Boss! Boss bangun! Bangun! Boss... Astaga, apa dia pingsan? Ya Tuhan Boss... Kau.... Hah!" Jika melihat wajah pucat mayat Bos saat ini, sudah dipastikan jika dirinya pingsan, tetapi entah sejak kapan kesadarannya hilang.

Bright yang panik mengambil ponsel Boss dan menelfon Fort untuk membantunya membawa Boss ke rumah sakit.

"Ada apa bright..?" Tanya Fort

"Fort bisa kau ke mansion sekarang, Boss tidak sadarkan diri... Bantu aku bawa dia ke rumah sakit"

"Astaga... Baiklah, aku segera kesana" bright menghela nafas kasarnya setelah sambungan telfon itu terputus, ia melihat wajah pucat Boss, Bright hampir gila melihat keadaan Boss seperti sekarang ini

"Andai kau tau keadaan Boss sekarang Noeul... Rubah mu ini menghukum dirinya sampai seperti ini, phi takut dia tidak mampu bertahan lagi jika dirimu belum mengabarinya, phi mohon Noeul.... Phi mohon kembali atau setidaknya hubungi Boss dan katakan padanya untuk tidak melakukan hal bodoh yang akan membuat nyawanya dalam bahaya... Phi mohon Noeul" Bright duduk di pinggir ranjang Boss, kepalanya tertunduk. Dengan segala ketulusannya, bright meminta kepada Tuhan untuk menghadirkan lagi Noeul kedalam hidup adiknya.

{END}PESAN TERAKHIR {BossNoeul}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang