break up? ; harunori

47 5 5
                                    

Tisu bertebaran di seluruh penjuru kamar bernuansa cream. Bukan karena pilek, tapi karena air matanya tak ada habis. Di samping kanan-kirinya ada Junkyu dan Asahi yang menenangkan Yoshi yang patah hati.

"Kak, udah dong jangan nangis terus. Manusia brengsek kayak Haruto nggak perlu di tangisin!" ujar Asahi dengan menggebu-gebu.

Junkyu melotot ke arah lelaki yang suka asal bicara itu, meski isinya adalah kenyataan. "Yoshi, Lo mau gue kenalin aja sama temennya pacar gue? Lumayan ganteng, cuma ambis aja sama belajar."

"Cocok itu, Kak! Kak Yoshi juga pinter
Nah pinter sama pinter, anaknya pasti pinter!" celetuk Asahi.

"Ngaco lo! Lulus juga belum, udah mikirin anak aja."

Asahi merengut. Kan cuma ingin ikut menghibur. Salah?

Yoshi kembali mengelap air matanya dengan tisu. Kamarnya jadi berantakan sekali karena ia galau. "Siapa nama temen cowok lo?"

Junkyu dan Asahi langsung membelalak. "Kak ... lo serius?"

"Iya, lo serius nih?"

Yoshi menatap ponselnya sebentar. Bahkan Haruto tidak ada niatan membujuknya atau sekedar meminta maaf. Room chat mereka benar-benar kosong.

"Gue yakin. Gue harus buktiin, kalau gue bisa tanpa dia!"

Junkyu dan Asahi berseru riang. "Akhirnya setelah seminggu lo nangis, akhirnya bangkit juga!"

"Lebay, baru juga tiga hari," balas Asahi.

🦋🐯

Semua mata tertuju pada seseorang yang baru turun dari mobil berwarna merah. Warna rambut yang terang, menjadikannya pusat perhatian. Tak terkecuali dua sejoli yang juga sama baru keluar dari sebuah mobil berwarna silver.

Haruto menatap seseorang yang nampak tidak asing. Ya, itu Yoshi. Namun ada yang berbeda. Rambut hitam legamnya telah berubah menjadi keperakan.

"Yoshi!"

Yoshi melambaikan tangan sembari tersenyum lebar. Junkyu dan Asahi serta seseorang yang asing baginya menyapa Yoshi. "Ini dia, Jeongwoo. Yang gue ceritain kemarin."

Jeongwoo mengulurkan tangannya. Yang dibalas dengan serasi oleh Yoshi. "Park Jeongwoo."

"Kanemoto Yoshinori. Gue baru tau lo anak sini."

Jeongwoo terkekeh. "Baru pindah beberapa bulan lalu. Gue juga jarang buat ke tempat yang ramai."

Junkyu mengangguk. "Kan gue bilang apa, dia itu ambis. Kerjaannya cuma baca buku di perpustakaan."

"Mulai saat ini nggak akan terlalu ambis kok. Apalagi sampai bikin temen kalian bosen. Gue janji."

Haruto menatap mereka dengan pandangan tak suka. Lebih tepatnya ia memandang tak suka pada Jeongwoo. Ia hendak menghampiri Yoshi, namun lengannya dipegang Yeji. "Kita ke kelas aja. Aku bawa bekal buat kamu, titipan mama. Ya?"

Mau tak mau Haruto mengangguk. Ia mengikuti kemana saja Yeji pergi. Persis seperti ajudan yang selalu pergi ke manapun pemimpinnya pergi.

Dan hal itu masih disaksikan oleh Yoshi. Ia memang mencoba berubah. Menghilangkan apa yang Haruto sukai darinya dulu. Termasuk rambut hitamnya. Namun, siapa yang bisa berpaling dan sembuh secepat itu? Bagi Yoshi tak ada.

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang