Please, setel lagu di atas, ya. Kalau mau ngefeel.
Jihoon berdecak kesal mendapati ban motornya pecah. Di tambah lagi cuaca yang panas serta suhu tubuhnya yang baru saja menurun, namun tidak dengan peningnya. Ia coba mencari bengkel yang ia ketahui lumayan dekat. Namun segala kesialan menimpa Jihoon hari ini sebab bengkel itu tutup.
saat Jihoon hendak memesan taksi online, sialnya lagi baterai ponselnya habis. tinggal 5 persen. kira-kira siapa yang harus ia telepon? Tentu saja sunwoo!
"Lo bisa jemput gue nggak? Gue di bengkel Tohir, yang deket sekolah."
"Ngapain lo dibengkel?"
Jihoon menghela napas. "Jadi buruh cuci piring. Lo nggak usah banyak tanya, anjing! jemput gue aja, kepala gue pusing!"
"Tapi──" Sambungan tertutup. Jihoon berteriak kesal ketika ponselnya kini mati. Ia hanya berharap semoga saja Sunwoo menjemputnya segera.
Jalan sekitar lima belas menit seorang pengendara motor berhenti tepat di depannya. Jihoon tak menghiraukan pengendara yang kini tengah memberikan helm padanya.
Pengendara itu adalah Junkyu. sebab itu Jihoon menolak. "Lo mau naik atau mau nungguin bengkel ini buka seminggu lagi?"
Dengan terpaksa Jihoon menaiki motor Junkyu. "Jangan ke rumah. Gue ada urusan di klub dance."
Tanpa berkata lagi motor merah itu melaju membelah jalanan. Mereka tidak saling berbicara, hening. Junkyu yang fokus pada jalanan sementara Jihoon yang merasa canggung setelah kejadian di sekolah. Motor Junkyu kemudian berhenti di tempat yang diinginkan Jihoon.
"Thanks buat tumpangannyya." Junkyu mengangguk. "Gue ke dalam dulu."
Jihoon berlari ke dalam gedung. Ia mencari seseorang yang ia bisa sebut beliau lah yang mengajak Jihoon untuk bergabung dengan klub dance.
"Bang Haejin!"
"Jihoon? Ngapain lo di sini? Udah pulang?"
Jihoon mengangguk. "Kata Yuna gue lulus buat ikut serta lomba dance di Jakarta? Terus kenapa di grup tadi yang diajuin malah Yoshi?"
"Lo tau 'kan yang bisa ikut cuma anggota klub."
Jihoon mengernyit. "Gue juga anggota, Bang. apa yang salah?"
Haejin menghela napas. Ia memegang pundak jihoon dengan erat. "Ayah lo dateng kemarin dan cabut keanggotaan lo. Gue nggak bisa apa-apa. Karena kalau lo tetap lanjut di sini, kemungkinan klub ini bakal ditutup."
otot menegang Jihoon langsung melemas. Ayahnya sampai mengancam mereka karena pemberontakannya. Jihoon dengan hati yang terasa sesak langsung membungkuk meminta maaf. "Maafin Ayah gue, ya, Bang karena buat keributan kemarin. It's okay, gue terima kok. Gue malah berterima kasih sama lo karena udah izinin gue masuk sini. Kalau gitu gue pulang dulu ya, Bang."
Jihoon keluar dengan perasaan sedihnya. Air di pelupuk matanya membendung siap tumpah. tangannya mengepal seiring dengan tangis yang coba ia tahan. tapi tak bisa. akhirnya tangisnya keluar juga.
Ia selalu bertanya dengan pertanyaan yang sama menyangkut ayahnya. Yaitu, mengapa Ayahnya begitu kejam merusak buku cerita yang Jihoon buat dengan susah payah?
🐨🐶
Junkyu turun dari motornya. menatap rumah bercat putih di depannya sembari bernostalgia. Dulu ia selalu mendatangi rumah ini untuk bermain dan belajar bersama Jihoon dan Sunwoo. Perlahan kaki Junkyu mulai melangkah masuk ke dalam perkarangan Jihoon. Namun baru akan menyapa, suara keributan terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
lover
Fiksi Penggemarbeberapa shoot tentang pership-an uri trejo. hope you like this. ofc, ini bxb hati-hati, crackpair rated open request. jangan lupa pencet bintangnya <3