daily in my life ; SukNori

51 5 3
                                    

Memasuki kandungan usia 5 bulan, jujur saja berat bagi Yoshi. Jika dilalui sendiri. Tapi kenyataannya, semua menyenangkan. Karena ia melalui semuanya bersama Hyunsuk, suaminya yang terpaut usia 3 tahun di atasnya.

Pernikahan mereka termasuk kisah yang klise. Hyunsuk yang merupakan kakak tingkatnya di universitas. Lalu mereka dipertemukan secara tidak sengaja. Alasan mereka bertemu, sangatlah lucu. Jika mereka kembali bernostalgia, mereka pasti masih dapat tersipu dengan pipi yang mengembangkan senyuman.

Ya, bagaimana tidak mereka bertemu juga karena hal konyol. Hanya karena kesalahpahaman Yoshi terhadap Hyunsuk. Dulu, saat Haruto masih Maba, ia menangis padanya karena dirinya dihukum oleh komisi disiplin. Padahal kata Haruto, dia tidak salah. Waktu itu, tanda nomor miliknya memang kebasahan. Tersiram pada saat istirahat. Tapi komisi disiplin itu tidak percaya padanya.

Entah bagaimana, Yoshi pun salah paham pada seseorang yang ditunjuk oleh Haruto. Yoshi kira, komisi disiplin itu Hyunsuk. Padahal Junkyu.

Pada akhirnya Yoshi malu dan enggan minta maaf. Tapi setiap kesempatan seolah membuat mereka bertemu. Ia juga memberanikan diri meminta maaf, meski malu. Ya, seperti itu.

Mungkin karena perbedaan usia itulah yang membuat mereka lumayan adem ayem. Sebab usia Hyunsuk yang mulai memasuki kepala tiga, nyatanya sangat mengayomi sifat manja Yoshi. Terlebih lagi dengan keadaan tengah berbadan dua seperti ini. Makin manja lagi lah Yoshinori kesayangan Pak Hyunsuk.

"Mas Hyun! Udah dong kerjanya. Akunya dicuekin terus."

Sedari tadi, lelaki manis itu terus saja merengek pada Hyunsuk. Tetapi alangkah indahnya, karena Hyunsuk masih terus memberikan senyumannya pada Yoshi. Tak sekalipun marah.

"Bentar, ya, Sayang. Papa minta laporannya hari ini. Setelah itu, Mas kabulin semua permintaannya kamu."

"Bener, ya? Jangan bohong!"

"Nggak akan, Sayang. Memangnya Mas pernah bohong sama kamu?" Yoshi menggeleng lucu.

Ia memeluk tubuh Hyunsuk. "Sayang Mas! Ya udah, aku mau buat camilan di bawah. Boleh, ya?"

"Be careful, okay? Ingat, ada adek." Yoshi mengangguk lalu pergi dari ruang kerja suaminya.

....

Menjelang malam, yang dilakukan pasangan itu adalah cuddle! Sembari menonton televisi besar mereka. Serta ada cookies yang dibuat Yoshi tadi siang.

"Buka mulutnya, Mas. Cookie datang. A~"

Hyunsuk dengan hati riang, menerima suapan cookies itu. "Enak, Mas?" Hyunsuk mengangguk.

"Adek lagi apa?" Hyunsuk mengelus perut besar Yoshi. "Lagi tidur, ya, kayaknya? Aku pegang juga diem."

Yoshi tak menanggapi. Ia lebih fokus pada cookies dan tayangan di depannya. "Mas, Jepang bagus ya? Ada bunga sakuranya."

"Hm? Kamu mau ke sana?"

Yoshi mendongak ke arah Hyunsuk dengan mata berbinar. "Boleh emang?"

Hyunsuk yang gemas langsung menciumi seluruh wajah Yoshi. "Apa, sih yang nggak? Tapi kita konsul dulu sama dokter Park."

Hyunsuk menatap jam yang ada di atas nakas. Sudah malam, sudah menunjukan pukul 10. "Kamu nggak mau tidur? Udah jam sepuluh."

"Tapi belum ngantuk."

"Susunya udah di minum tapi?" Yoshi menggeleng. Ia kelupaan tadi. "Ya udah, mas buatin. Habis itu, kamu tidur, ya?"

Yoshi mengangguk. Ia terduduk, mempersilakan Hyunsuk untuk menyeduhkan susu di dapur. Sementara ia melanjutkan sesi menontonnya.

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang