0.8 Hangover

735 94 8
                                    

“Kiw, cantik. Tumben ngga sama Acha.”

Naoki menoleh, menatap Renata yang menyamai langkahnya di lobi perusahaan pagi ini.

“Tadi kak Acha cuma nganter doang soalnya dia mau ngecek tempat buat launching produk baru nanti, ci.”

Renata mengangguk paham. “By the way besok ikut i hangout sama Acha yuk?”

“Emm, emang nggapapa? Ngga ganggu quality timenya ci Ren sama kak Acha?”

Keduanya memasuki lift yang kebetulan kosong.

“Engga lah. You kan udah jadi adek sekaligus temen i juga.”

“Mau mau mau! Aku mau ikut kalau gitu!” Jawab Naoki antusias.

“Okay, see you besok ya. I duluan.” Ucap Renata lalu melambaikan tangannya ketika ia sudah sampai di lantai ruangannya berada.

Naoki turut melambaikan tangannya. Ia kembali menekan tombol lift, bukan menuju ruangannya, melainkan menuju lantai paling atas. Tanpa permisi ia membuka pintu ruangan CEO itu karena jelas sekali si pemilik ruangan belum datang.

Naoki meletakkan papper bag yang ia bawa dari rumah. Ia menatap papper bag di atas meja itu dengan tatapan sengit. Naoki melipat kedua tangannya di depan dada, ia memutar bola matanya malas lalu mendecih. Setelah itu ia meninggalkan ruangan si bos besar.

❀❀❀

Berbeda dengan beberapa hari kemarin, suasana kantor pagi ini cukup cerah karena bos besar mereka sudah mau tersenyum membalas sapaan para karyawan. Gema memilih untuk menaiki lift khusus eksekutif perusahaan agar cepat sampai di ruangannya.

Dengan tidak sabar ia membuka pintu ruangannya. Buru-buru ia tutup pintu itu lalu berjalan ke mejanya dengan langkah yang lebar. Namun senyumnya itu sirna ketika hanya menemukan papper bag berisi jas dan sapu tangannya.

Gema mengeluarkan jas yang sudah disetrika dengan rapi beserta sapu tangan miliknya. Sayangnya, ia tidak menemukan apa yang ia cari, apalagi kalau bukan bekal dari karyawan training favoritnya itu?

“Sticky note nya ada tapi kenapa bekalnya ngga ada? Sticky note nya juga kosong?” Gema kebingungan.

Gema meraba sticky note di tangannya. Rupanya sticky note itu double dan pesan dari Naoki berada pada lembar kedua sticky note itu.

 Rupanya sticky note itu double dan pesan dari Naoki berada pada lembar kedua sticky note itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“What the f-fucking pretty, Naoki. Apa maksudnya?” Gema mengurungkan umpatannya. Ia tidak mau mengumpati Naoki. Tapi ia benar-benar merasa kesal setelah membaca isi dari sticky note itu.

“Sticky note kucing sialan.” Umpat Gema pada akhirnya.

Tok tok tok

“Masuk.”

“Permisi pak, ada beberapa dokumen yang perlu bapak periksa dan tanda tangani segera.” Ucap sekretarisnya (selain Acha tentunya).

“Harus sekarang?” Gema melirik arlojinya. Hanya satu jam sebelum ia pergi untuk menghadiri wawancara produk barunya. Padahal rencananya ia ingin menghampiri Naoki terlebih dahulu.

live a lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang