0.7 Gema's Mood

653 100 18
                                    

Cuaca di Jakarta sudah biasa tak dapat diprediksi. Seperti hari ini, pagi yang cerah namun pada siang hari langit tiba-tiba mendung. Jika dapat digambarkan, maka suasana hati Gema saat ini persis seperti cuaca yang mendung.

Bukan hanya hari ini, namun beberapa hari ke belakang suasana hati lelaki itu sedang tidak baik. Sang sekretaris lah yang sering terkena imbasnya. Acha sendiri heran, apa yang terjadi pada bosnya sehingga moodnya buruk seperti itu.

Pertama kali dalam hidupnya, Gerathama merasakan perasaan seolah dibuang oleh orang lain. Sejak bekal yang ia terima dari Naoki beberapa hari lalu, gadis itu mengabaikan Gema. Bekal itu membuat Gema percaya diri dan berpikir bahwa Naoki juga memiliki rasa tertarik padanya.

Namun kenyataannya itu salah. Semua pesan yang Gema kirimkan tidak pernah di balas oleh Naoki. Sapaan yang Gema berikan kala berpapasan dengan gadis itu juga tak berbalas. Naoki juga sering menghindar ketika ia berpapasan dengan Gema.

“Pak, meeting bersama divisi 9 sebentar lagi di mulai.” Ucap Acha, mengingatkan bosnya itu untuk segera pergi ke ruang meeting.

“Pak.” Panggil Acha kembali ketika bosnya itu tidak menunjukkan tanda-tanda beranjak dari duduknya.

“Iya saya tahu.” Jawab Gema pada akhirnya. Ia bangkit dari duduknya. Jas yang semula ia buka itu kembali ia pakai.

“Ayo.”

Meeting berlangsung dengan lancar. Karyawan divisi 9 menghela nafas lega ketika mereka keluar dari ruang meeting yang terasa mencekam itu. Mereka terlalu takut untuk berhadapan dengan Gema yang tampak tidak bersahabat.

“Apa jadwal saya setelah ini?”

“Setelah ini bapak free, sudah tidak ada janji temu maupun meeting.”

Gema mengangguk. “Inspeksi dadakan. Temani saya.” Ucap Gema mutlak.

“Tapi pak-”

“Alihkan pekerjaan kamu ke sekretaris 2. Ikut saya inspeksi. Tidak ada bantahan, Acha.”

Acha mengangguk patuh lalu mempersilahkan Gema untuk berjalan lebih dulu, sementara dirinya berjalan di belakang Gema. Percayalah, inpeksi dengan mood Gema yang buruk bukanlah hal bagus.

Kedatangan Gema secara mendadak membuat masing-masing divisi kalang kabut. Terdapat beberapa divisi yang terkena omelan dari Gema. Contohnya saja divisi personalia dan divisi produksi.

“Your boss kenapa anjir? I sama anak-anak i jantungan rasanya. Untung anak-anak i kerjanya bener semua.” Bisik Renata pada Acha.

Acha menggelengkan kepalanya. “Ngga tau, Ren. Capek gue.” Balas Acha lalu mengikuti Gerathama keluar dari ruangan divisi pemasaran.

Sudut bibir Gema tertarik ketika menyadari bahwa divisi keuangan menjadi sasarannya setelah ini. Ia akan segera melihat Naoki. Ia akan membuat Naoki tidak bisa menghindarinya. Selain karena masih jam kerja, gadis itu tidak akan berani menolaknya di depan teman-temannya.

Pintu ruangan terbuka tiba-tiba. Semua karyawan di divisi keuangan langsung menghentikan pekerjaannya dan berdiri dari duduknya. Mereka menundukkan sedikit kepalanya untuk memberi salam.

“SP 1. Yesicca kalau mau berdandan jangan di jam kerja.”

Seluruh karyawan yang berada di ruangan tersebut terkejut. Terlebih lagi Yesicca. Steven selaku manajer langsung berdiri menghampiri Gema agar atasannya itu tidak semakin marah.

“Pak, apa tidak bisa dipertimbangkan kembali?” Tanya Steven dengan hati-hati.

“Saya membayar kalian untuk bekerja. Saya membutuhkan skill kalian, bukan wajah kalian.” Balas Gema.

live a lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang